Monday, September 28, 2015

Pesta Malaikat Agung

29 September

Mikael, Gabriel dan Rafael, Malaekat Agung
Mikael, yang berarti 'Siapakah yang sama dengan Allah?' adalah malaekat agung Allah dan panglima bala tentara surga. Dalam iman Kristen, Mikael dikenal sebagai pembela kaum beriman menghadapi serangan musuh. Cerita-cerita klasik tentang malaekat agung Mikael umumnya bersumber pada kitab Wahyu Yohanes yang menggambarkan pertentangan antara Yang Baik dan yang jahat.

Dalam Wahyunya, Yohanes menulis: "Mikael bersama malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya." (Why 12:7-9).

Lalu Yohanes mendengar suara nyaring di surga: "Sekaranglah saatnya Allah menyelamatkan umatNya! Sekarang Allah sudah menunjukkan kuasaNya sebagai Raja! Sekarang Raja Penyelamat Yang dijanjikanNya itu telah menunjukkan kekuasaanNya! Sebab, yang menuduh saudara-saudara kita di hadapan Allah siang dan malam, sudah dikeluarkan dari surga. Saudara-saudara kita sudah mengalahkan dia dengan darah Anak Domba itu, dan dengan Sabda Allah yang mereka kabarkan. Mereka rela mengorbankan nyawa mereka sampai mati. Sebab itu, hendaklah surga dan semua yang tinggal di dalamnya, bersuka ria! Tetapi celakalah bumi dan laut, karena iblis sudah turun kepadamu dengan amarah yang sangat besar. Sebab ia tahu bahwa waktunya tinggal sedikit." (Why 12: 10-12).

Mikael bersama malaekat-malaekat baik telah mengalahkan lusifer dengan sahabat-sahabatnya. Orang-orang Kristen yang rela mengorbankan nyawanya sudah menang berkat darah Kristus dan Sabda Ilahi. Namun Satan tetap mau menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan; satan tetap berusaha menjauhkan manusia dari Tuhan, sumber hidup abadi. Tetapi orang beriman yang bersekutu dengan Mikael akan menang. Mikael adalah pembela kaum beriman dari segala serangan musuh yang jahat.

Bangsa Israel memandang Mikael sebagai pembelanya dalam segala penganiayaan, godaan dan perpecahan. Kitab Daniel mengungkapkan sbb: " . . . kemudian Mikael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia. . . " (Dan 10:13). Sebagaimana Israel, demikian juga Gereja senantiasa memandang Mikael sebagai pelindung, pembela Gereja dalam penganiayaan, godaan dan perpecahan. Umat Kristen mendirikan banyak gereja di atas bukit dan gunung dengan nama Mikael. Banyak kerajaan (seperti di Jerman); kota dan umat mempercayakan diri kepada pimpinan malaekat Mikael yang setia kepada Tuhan. Penghormatan kepada Mikael semakin besar setelah penampakannya di atas Gunung Gargano, Italia pada abad ke-5. Di atas gunung Gargano kemudian didirikan sebuah gereja megah untuk menghormati Mikael.

Selain itu diceritakan bahwa sewaktu Roma terserang wabah, Paus Gregorius melihat malaekat Mikael tengah menghunus pedangnya di atas makam Kaisar Adrian, yang sekarang disebut Benteng Santo Angelo. Orang-orang Negro Amerika bernyanyi: Michael, row the boat ashore! Alleluia!' Lagu ini mengingatkan tradisi tentang Santo Mikael sebagai penerima dan pengawal jiwa orang yang meninggal.

Gabriel, yang lazim disebut juga 'Jibrail' berarti 'Kekuatan Allah.' Dalam tradisi Kristen malaekat agung ini dikenal sebagai 'pembawa khabar gembira' dari Tuhan kepada manusia. Peranannya sebagai pelayan dan utusan Allah sudah dikenal umat Allah semenjak masa Perjanjian Lama. Dalam Kitab Daniel, kita baca uraian sang Nabi sbb: " . . . dan aku mendengar dari tengah sungai Ulai itu suara manusia yang berseru: 'Gabriel, buatlah orang ini memahami penglihatan itu! . . . lalu ia berkata kepadaku: 'Pahamilah, anak manusia, bahwa penglihatan itu mengenai akhir masa!' (Dan 8:16-18). Lalu selanjutnya Daniel berkata: " . . . sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: 'Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti . . . " (Dan 9:21-23).

Dalam Perjanjian Baru, peranan Gabriel sebagai 'pembawa khabar gembira' dari Allah ditemukan lagi di dalam kisah tentang Zakarias: " . .  Tetapi malaekat itu berkata kepadanya: 'Jangan takut, hai Zakaria, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes . . . ' Lalu kata Zakaria kepada malaekat itu: 'Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya'. Jawab malaekat itu kepadanya: 'Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan khabar baik ini kepadamu ...... (Luk 1:11-20).

Puncak dari peranan Gabriel tampak di dalam kisah kunjungannya kepada Maria, Dara murni yang terpilih: "Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaekat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazareth, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria .... Kata malaekat itu: 'Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau' . . . . Jangan takut, hai Maria sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.. . ' " (Luk 1:26-38).

Dari peranan malaekat Gabriel, kita tahu bahwa Gabriel menjadi utusan Allah untuk menyampaikan kepada manusia berita keselamatan dari Allah. Ia. memberi penerangan ilahi kepada manusia sehingga terbukalah budi dan hati manusia untuk memahami dan meyakini kehendak Allah.

Rafael, Rafael berarti 'Obat Tuhan', 'Tabib Allah' atau 'Tuhan Menyembuhkan'. Kisah terkenal mengenai malaekat Rafael sebagai 'Tabib Allah' dapat kita baca di dalam Kitab Tobit 4-12. Di sana Rafael tampil sebagai 'teman seperjalanan' Tobia ke negeri Media, dan sebagai malaekat Tuhan yang diutus untuk menyembuhkan Tobias dari kebutaannya, dan untuk membebaskan Sara, puteri Raguel, dari gangguan roh jahat.

Kepada Tobit, Rafael memperkenalkan diri: "Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaekat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia ... Jangan takut; damai sejahtera dengan kamu. Pujilah Allah selama-lamanya! Waktu aku ada dengan kamu, maka bukan karena kerelaanku sendirilah terjadi demikian, melainkan karena kehendak Allah: Maka pujilah Dia seumur hidup, bernyanyilah kepadaNya! . . . " (Tob 12:15-18). Umat Kristen menghormati malaekat Rafael sebagai tabib Allah yang diutus untuk menyembuhkan manusia dari penyakit dan menguatkan kelemahan jiwanya serta membebaskan manusia dari perhambaan setan.

Malaikat Vs Malaikat

12:7. Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, 
12:8. tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. 
12:9. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. 
12:10. Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. 
12:11. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. 
12:12. Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! Karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat."


Sunday, September 27, 2015

Belajar dari Kecoa

CEO Google memiliki kisah inspiratif tentang kecoa. Ah masa iya sih! Kecoa yang menjijikkan itu? Yap.betul! Kecoa yang lantas mengubah banyak hal dari dirinya tentang bagaimana memandang setiap tantangan dalam kehidupan.

Nama Sundar Pichai kini mulai banyak dikenal orang ketika menjabat pimpinan tertinggi raksasa perusahaan Google. Pichai terlahir di Tamil Nadu, India pada tahun 1972. Pichai dikenal oleh karyawan Google sebagai seseorang yang selalu berhasil merealisasikan rencana menjadi kenyataan. Beberapa proyek dia yang sukses yakni browser Chrome, Chrome OS, dan Chromebook.

Sundar Pichai memang dikenal sebagai orang yang ramah, cerdas, dan pekerja keras. Ada sebuah kisah inspiratif dari pidato yang indah oleh Sundar Pichai – seorang Alumni IIT-MIT dan mantan Global Head dari Google Chrome. Apa isi pidato tersebut?
kisah inspiratif
Sundar Pichai berpidato tentang kecoa. Kisah inspiratif dibalik kecoa yang menjijikkan.

Teori kecoa untuk Pengembangan Pribadi

Di sebuah restoran, seekor kecoa tiba-tiba terbang dari suatu tempat dan mendarat di seorang wanita.

Dia mulai berteriak ketakutan.

Dengan wajah yang panik dan suara gemetar, dia mulai melompat, dengan kedua tangannya berusaha keras untuk menyingkirkan kecoa tersebut.

Reaksinya menular, karena semua orang di kelompoknya juga menjadi panik.

Wanita itu akhirnya berhasil mendorong kecoa tersebut pergi tapi … kecoa itu mendarat di pundak wanita lain dalam kelompok.

Sekarang, giliran wanita lain dalam kelompok itu untuk melanjutkan drama.

Pelayan bergegas ke depan untuk menyelamatkan mereka.

Dalam sesi saling lempar tersebut, kecoa berikutnya jatuh pada pelayan.

Pelayan berdiri kokoh, menenangkan diri dan mengamati perilaku kecoa di kemejanya.

Ketika dia cukup percaya diri, ia meraih kecoa itu dengan jari-jarinya dan melemparkan nya keluar dari restoran.

Menonton kejadian itu, antena pikiran saya mengambil beberapa pemikiran dan mulai bertanya-tanya, apakah kecoa yang bertanggung jawab untuk perilaku heboh mereka?

Jika demikian, maka mengapa pelayan tidak terganggu?

Dia menangani peristiwa tersebut dengan mendekati sempurna, tanpa kekacauan apapun.

So, para hadirin.. CEO dari India ini kemudian bertanya:

"Lalu apa yang bisa saya dapat dari kejadian tadi?"

Ia melanjutkan pidatonya..

"Dari tempat saya duduk, saya berpikir..

Kenapa 2 wanita karir itu panik, sementara wanita pelayan itu bisa dengan tenang mengusir kecoa?

Berarti jelas bukan karena kecoanya, tapi karena respon yang diberikan itulah yang menentukan. Ketidakmampuan kedua wanita karir dalam menghadapi kecoa itulah yang membuat suasana cafe jadi kacau.

Kecoa memang menjijikkan.
Tapi ia akan tetap seperti itu selamanya.
Tak bisa kau ubah kecoa menjadi lucu dan menggemaskan.

Begitupun juga dengan masalah.

Atau macet dijalanan, atau istri yang cerewet, teman yang berkhianat, bos yang sok kuasa, bawahan yang tidak penurut, deadline yang ketat, tetangga yang mengganggu, dsb.

Sampai kapanpun semua itu tidak akan pernah menyenangkan.

Tapi bukan itu yang membuat semuanya kacau. Ketidakmampuan kita untuk menghadapi yang membuatnya demikian."

Yang mengganggu wanita itu bukanlah kecoa, tetapi ketidakmampuan wanita itu untuk mengatasi gangguan yang disebabkan oleh kecoa tersebut.

Disitu saya menyadari bahwa, bukanlah teriakan ayah saya atau atasan saya atau istri saya yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh teriakan merekalah yang mengganggu saya.

Bukanlah kemacetan lalu lintas di jalan yang mengganggu saya, tapi ketidakmampuan saya untuk menangani gangguan yang disebabkan oleh kemacetan yang mengganggu saya.

Reaksi saya terhadap masalah itulah yang sebenarnya lebih menciptakan kekacauan dalam hidup saya, melebihi dari masalah itu sendiri.
Apa hikmah dibalik kisah inspiratif dari pidato ini?

Kita mengerti, kita tidak harus bereaksi dalam hidup. Akan lebih baik kita harus selalu merespon.

Para wanita bereaksi, sedangkan pelayan merespon.

Reaksi selalu naluriah sedangkan respon selalu dipikirkan baik-baik.

Sebuah cara yang indah untuk memahami ………… HIDUP.

Orang yang BAHAGIA bukan karena Semuanya berjalan dengan benar dalam Kehidupannya..

Dia BAHAGIA karena Sikapnya dalam menanggapi Segala sesuatu di Kehidupannya Benar..!

Itulah kira-kira hikmah yang dapat diambil dari sebuah kisah inspiratif dari pidato CEO Google, Sundar Pichai.

Apakah kita juga sama memandang kecoa (baca:masalah) dalam hidup ini?


Poin utama.: Org yg bahagia bukan krn smua berjalan dg lancar dlm kehidupannya, tp krn sikapnya dalam menanggapi segala sesuatu dikehidupan nya adalah benar !

Tuesday, September 22, 2015

Lukas 9:1-6

9:1. Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
9:2. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang,
9:3. kataNya kepada mereka: "Jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, jangan membawa tongkat atau bekal, roti atau uang, atau dua helai baju.
9:4. Dan apabila kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari situ.
9:5. Dan kalau ada orang yang tidak mau menerima kamu, keluarlah dari kota mereka dan kebaskanlah debunya dari kakimu sebagai peringatan terhadap mereka."
9:6. Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit di segala tempat.

Friday, September 18, 2015

Benih di tanah yang baik

 

© imankatolik.or.id


Luk 8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:


Luk 8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis.


Luk 8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air.


Luk 8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati.


Luk 8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"


Luk 8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.


Luk 8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.


Luk 8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.


Luk 8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.


Luk 8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.


Luk 8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.


Luk 8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan

Kor anak wilayah 17

Wednesday, September 16, 2015

Injil Lukas 7:36-50

7:36. Seorang Farisi mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang Farisi itu, lalu duduk makan. 
7:37. Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. 
7:38. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 
7:39. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamahNya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa." 
7:40. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru." 
7:41. "Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. 
7:42. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" 
7:43. Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." 
7:44. Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kakiKu, tetapi dia membasahi kakiKu dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. 
7:45. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kakiKu. 
7:46. Engkau tidak meminyaki kepalaKu dengan minyak, tetapi dia meminyaki kakiKu dengan minyak wangi. 
7:47. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih." 
7:48. Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni." 
7:49. Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 
7:50. Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"


Renungan hari Kamis 17 september 2015

Kamis, 17 September 2015
Hari Biasa XXIV
1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50.

"Engkau lihat perempuan ini? ... Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih." (Luk 7,44a.47)

Salah satu ciri roh jahat adalah ingin agar perbuatannya disembunyikan sehingga tidak diketahui oleh siapa pun. Maka, ada kecenderungan bahwa orang yang berdosa atau bersalah akan berusaha untuk menutupi dosa atau kesalahannya itu. Bahkan untuk datang mengaku dosa kepada imam saja, ada rasa enggan, padahal jelas rahasianya terjamin. Seorang imam yang membocorkan rahasia pengakuan dosa terkena hukuman ekskomunikasi latae sententiae (lih. Kan. 1388), yakni sanksi yang langsung kena. Untuk itu, marilah kita belajar dari perempuan pendosa ini. Kendati ada orang banyak, Ia tidak takut untuk datang kepada Yesus dengan cucuran air mata penyesalan atas dosa-dosanya. Yesus pun tidak menolak, juga tidak marah, tetapi menerimanya dengan penuh kasih. Di sini, kita bisa melihat hubungan timbal balik antara kasih dan pengampunan dosa. Di satu sisi, belas kasih Tuhan yang mengampuni kita hendaknya semakin mendorong kita untuk melakukan semakin banyak perbuatan kasih. Di sisi lain, kasih yang kita lakukan itu juga mendatangkan pengampunan dari Tuhan, sehingga semakin banyak kita mengasihi, Tuhan pun semakin bermurah-hati untuk mengampuni dosa-dosa kita. Dan tentunya, semakin banyak berbuat kasih, kita juga akan semakin sedikit berbuat dosa.

Doa: Tuhan, semoga kami sadar akan belas kasih dan pengampunan-Mu sehingga tidak takut untuk mengaku dosa dan semakin banyak berbuat kasih. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)
  -----------------------

Thursday, September 10, 2015

Undangan BKS lingkungan

Nanti malam pertemuan ke-dua di lingkungan dengan sub tema:

Bersyukur karena Allah tidak pernah meninggalkaku
Belajar dari Maria Magdalena
Injil Yohanes 20:11-18

Tuesday, September 8, 2015

Pendalaman BKS 2015 Pertama

Surat Keluarga September 2015

SURAT KELUARGA SEPTEMBER 2015


KITAB SUCI adalah HIDUP SEHARI-HARI


Selamat hari hari Kitab Suci untuk keluarga-keluarga semua. Bulan September selalu dinantikan, karena membawa sukacita bertemu Sabda Tuhan yang mengajar dan membimbing kita bersama seluruh lingkungan di Keuskupan Agung Jakarta ini. Kita diajak untuk semakin mengenal panggilan kita sebagai anak-anak Allah yang secara pribadi mengimani Kristus secara unik.

Seluruh keluarga Anda juga diundang untuk datang dan merasakan sapaan Tuhan bersama permenungan yang mengingatkan, menyegarkan, memperdalam, memperkaya, dan menyadarkan iman Anda, bahwa Allah tetap menyertai melalui sabda-sabda-Nya. Ia begitu dekat, sedekat kita yang mau membaca dan mendengarkan firman-Nya.

Setelah membaca Kitab Suci, kita diharapkan dapat menemukan hidup baru di dalam bimbingan Tuhan. Seringkali kita mengatakan dalam doa-doa kita, "Terjadilah kehendak-Mu". Apa yang akan dan harus terjadi? Seluruh keluarga beriman belajar untuk memahami dan menerapkan ajaran sesuai yang dikehendaki Tuhan dalam Kitab Suci. Inilah kehendak Tuhan dalam arti sebenar-benarnya. Tuhan berbicara dan menyampaikan kehendak-Nya melalui kata-kata dan sentuhan-sentuhan yang khas yang membimbing kita sebagai pribadi.

Keluarga Katolik di Keuskupan Agung Jakarta, tidak banyak anggota keluarga yang berminat mengikuti Pendalaman Kitab Suci (bukan hanya pendalaman iman). Biasanya jauh lebih banyak orang berminat untuk berdoa Rosario. Hal ini kurang tepat, karena firman Tuhan lebih berkuasa dan bahkan firman ini dapat mengubah hidup kita, jika kita percaya penuh dan berdoa dengan sungguh-sungguh untuk menjalaninya.

Doa Rosario dan doa devosional lain tentu saja sangat baik, tetapi di balik peristiwa berdoa itu, biasanya tersembunyi juga kebutuhan untuk menyampaikan permohonan-permohonan. Salam kepada Maria dan memohon doanya menjadi lebih disukai daripada mempelajari Kitab Suci atau pendalaman Alkitab, karena kita lebih senang menyampaikan kebutuhan daripada belajar firman Tuhan. Kita sering merasa berdoa sebagai tempat meminta, padahal ada banyak kekayaan dalam doa, juga kalau kita hanya sekedar "curhat" pun, itu diperhitungkan sebagai komunikasi yang dirindukan Tuhan.

Maria disebut memilih yang terbaik karena ia duduk diam di kaki Tuhan Yesus dan mendengarkan firman-Nya. Yesus bahkan mengatakan kepada Marta, bahwa mendengarkan firman itu baik daripada sibuk bekerja, terutama ketika Tuhan bersabda (bdk. Lukas 10.41-42). Penghargaan ini harus menjadi habit untuk kita juga sebagai pengikut Kristus di masa sekarang.

Dalam pendalaman Kitab Suci, kita menyampaikan kerinduan untuk belajar bersama Tuhan dan sesama selingkungan. Tetapi dalam pendalaman Alkitab, tujuan memohon jelas bukan yang utama, karena tujuan kita memang belajar kebijaksanaan hidup dari Firman Tuhan. Kita ingin dekat dengan Sang Firman, maka kita mempelajari isinya. Mempelajari firman Tuhan dalam Kitab Suci membawa kita merasa lebih dekat dengan Tuhan.

Pendalaman Kitab Suci membawa gambaran yang semakin lengkap tentang Tuhan, bukan hanya menjadikannya tempat meminta, tetapi juga menyampaikan rasa gembira. Sekedar berbagi rasa, dan tempat menumpahkan rasa syukur karena belas kasih Tuhan. Ketika firman itu disampaikan dan direnungkan, sering kita merasa tersapa secara pribadi; menemukan hal penting yang dapat mengarahkan hidup lebih baik dan mendalam

Roma 10:8 mengatakan, "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Betapa dekatnya Tuhan sedekat firman yang dapat kita baca setiap waktu dalam Kitab Suci. Jika kita ingin mendekatkan anak-anak dan seluruh keluarga pada tuhan, maka Kitab Suci perlu mendapat perhatian istimewa. Ada banyak cara mendekatkan anak pada Kitab Suci, melalui membaca komik alkitab, aplikasi alkitab, dan terutama mendengarkan firman Tuhan dari perayaan Ekaristi.

Ketika anak-anak belajar untuk dekat dengan Tuhan, maka Ia akan lebih mudah dimpimpin ke dalam kebenaran. Kalau kita hanya mengandalkan "Datang ke perayaan Ekaristi", hanya "datang" dan "setor muka", yang terjadi iman menjadi kering, karena kita kurang merasa "masuk" dalam hadirat Tuhan. Tuhan hadir dalam pembacaan firman dan terutama dalam komuni kudus, tetapi kemauan kita mengerti dan menghayatinya selama proses Ekaristi itulah yang menentukan seberapa banyak kita akan merasakan kehadiran Tuhan. Dan salah satunya adalah mendengar firman Tuhan itu.

Ambillah waktu untuk membaca bacaan harian. Jadikanlah ini sebagai kebiasaan rutin, seperti saudara-saudara kita yang beragama lain yang mempunyai rutinitas harian untuk beribadah. Jika kita mau menyisihkan waktu untuk membaca Kitab Suci atau membacakan Kitab Suci kepada anak-anak dengan cara apa saja, saya percaya, ada suasana rohani yang akan orangtua ajarkan kepada anak-anak. Memperkenalkan Tuhan paling baik melalui kisah. Cerita membuat orang tidak harus terpaksa belajar, tetapi mengikuti kisah

Iman adalah sesuatu yang selalu bisa kita andalkan dan bahkan menjadi bekal untuk anak-anak kita. Rejeki bisa dicari dengan usaha manusiawi, tetapi iman adalah bekal yang diturunkan dari kesungguhan orangtua mencari Tuhan. Jangan hanya memberi harta atau pendidikan duniawi, berilah bekal rohani, agar anak-anak dan seluruh keluarga menjadi semakin sehat jasmani dan rohani. Usia belajar anak-anak adalah saat terbaik mereka mencari sendiri Tuhan dalam Kitab Suci.

Tuhan memberkati
Alexander Erwin MSF

Friday, September 4, 2015

Jumat Pertama

Sy yakin kita pernah mendengar mengenai Misa Jumat Pertama, termasuk sdh pernah tahu/membaca mengenai apa itu Misa Jumat Pertama. Lebih yakin lagi kalau diantara kita banyak sdh/selalu menghadiri Misa Jumat Pertama setiap bulannya. Tapi izinkan sy utk lebih menyegarkan kembali pengetahuan kita akan devosi yg berbasis pd Hati Yesus yg Maha Kudus ini. Selamat meresapi dan ber-Jumat Pertama hari ini!                                  MENGAPA MISA JUMAT PERTAMA?

PERAYAAN JUMAT PERTAMA
Cukup banyak umat yg terpanggil utk menghadiri misa Jumat pertama sebagaimana mrk merasa wajib utk menghadiri misa pd hari Minggu.
Apakah latar belakang di balik perayaan Jumat pertama?
ASAL-USUL JUMAT PERTAMA.
Perayaan Jumat pertama menunjuk pd devosi kpd Hati Kudus Yesus yg sebenarnya sdh dimulai pd abad 11 pd 12 Masehi di lingkungan biara Benediktin & Sistersian. Pd abad 13-16 Masehi, devosi ini menurun & mulai hidup lagi pd pertengahan akhir abad 16, salah satunya oleh Yohanes dari Avila (1569).
Pd abad 17, berbagai praktek devosi kpd Hati Kudus Yesus dr beberapa tokoh spiritual mulai menjamur, di antaranya Santo Fransiskus Borgia, Santo Aloysius Gonzaga & Beato Petrus Kanisius. Namun semuanya itu hanyalah devosi yg bersifat pribadi. Beato Yohanes Eudes (1602-1680) membuat devosi ini menjadi devosi umat, yg dirayakan dlm peribadatan. Ia bahkan menetapkan pesta liturgi khusus utk devosi kpd Hati Kudus Yesus ini. Pd tgl 31 Agustus 1670, pesta liturgis pertama utk menghormati Hati Kudus Yesus dirayakan dgn begitu agung di Seminari Tinggi Rennes, Perancis.
Walaupun demikian, perayaan Hati Kudus Yesus pd masa itu belum menjadi perayaan resmi gereja sedunia, tetapi merupakan awal devosi kpd Hati Kudus Yesus utk seluruh Gereja.
AWAL JUMAT PERTAMA
Istilah Jumat pertama sbg devosi kpd Hati Kudus Yesus berawal dari penampakan Yesus kpd St. Maria Margaretha Alacoque (1647-1690) di Perancis. Dalam penampakan-Nya, Yesus mengungkapkan rupa2 misteri rohani & permintaan urk penghormatan khusus kpd Allah. Pd penampakan ke-3 (1674), Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan dgn ke5 luka
penderitaan- Nya yg bersinar bagaikan mentari, & dari Hati Kudus Yesus tampaklah Hati Kudus Yesus yg mencinta.
Yesus mengungkapkan, bhw banyak orang tak menghormati & menyangkal-Nya. Oleh krn itu, sbg silih & pemulih atas dosa2 manusia, melalui Maria Margaretha, Yesus meminta utk menghormati- Nya secara khusus dgn menerima Sakramen Mahakudus sesering mungkin. Secara khusus pula, Yesus meminta utk menerima Komuni Kudus pd Hari Jumat pertama setiap bulan,& pd setiap Kamis malam di mana Yesus membagikan penderitaan yg dirasakan-Nya di Taman Getsemani. Hari Jumat Pertama itulah yg dirayakan oleh segenap umat sampai sekarang ini. Dan peringatan Hari Kamis malam masih dirayakan sampai sekarang ini di biara2 & oleh sebahagian umat dgn perayaan devosional yg disebut Hora Sancta atau Jam Suci.
Kita tdk mengetahui mengapa Yesus meminta utk menerima Komuni Kudus pd hari Jumat Pertama. Jika dikaitkan dgn Hari Kamis malam sbg kenangan akan derita Yesus di Taman Getsemani, tentu Hari Jumat yg dimaksud Yesus adalah hari wafat-Nya di kayu salib. Mengapa harus hari Jumat Pertama & bukan setiap hari Jumat? Kita jg tdk menemukan alasannya. Mungkin hari Jumat pd bulan baru menunjuk pd permulaan yg baik utk kehidupan Kristen sepanjang bulan itu.
Setelah penampakan Yesus pd Maria Margaretha Alacoque, devosi kpd Hati Kudus Yesus berkembang pesat. Pada tahun 1856, Paus Pius IX menetapkan Pesta Hati Kudus Yesus pada Hari Jumat sesudah Pesta Tubuh & Darah Kristus. Hal ini berkaitan langsung dgn permintaan Yesus pd Maria Margaretha Alacoque saat penampakan ke-4 (1675) utk menghormati Hati Kudus-Nya
secara khusus. Itulah pesta liturgis yg sampai sekarang ini dirayakan oleh gereja kita secara resmi.
MAKNA JUMAT PERTAMA
Adalah hal yg baik bagi umat utk meneruskan devosi kpd Hati Kudus Yesus pd hari Jumat pertama setiap bulan, krn anugerah khusus akan diberikan kpd mrk yg menerima komuni pd 9 hari Jumat pertama ber-turut2. Sebelum meninggal, orang tsb tdk akan mati dalam dosa, krn diberi pengampunan dosa & akan mengalami kebahagiaan dalam keluarga & penghiburan dalam derita. God bless us all!
Sumber: Grup WA lingkungan oleh om laurent.

Thursday, September 3, 2015

Mari ber-Ekaristi dengan Baik dan Benar

Mari ber-Ekaristi dengan Baik dan Benar

---- Agar diperhatikan :

1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib.

Jangan terburu-buru, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja. Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda, berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan asal-asalan

2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus adalah rangkaian doa.

Maka tanda salib hanya dilakukan pada awal dan akhir misa kudus saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak-banyak. Tanda Salib di sini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yang tetap harus dilakukan saat bacaan Injil.

3. Ketika doa pembuka, sampaikanlah ujud pribadi anda dalam hati, singkat saja sambil mengaminkan doa yang dibawakan imam.
Tuhan sudah tahu masalah anda jadi tidak perlu bertele-tele. Pada zaman dahulu, kesempatan ini diisi dengan doa spontan oleh umat yang hadir, yang akhirnya ditutup oleh imam. (Kesempatan lain yang bisa dilakukan untuk menyampaikan ujud pribadi adalah ketika doa umat, pada waktu yang disediakan).

4. Tanda salib yang dibuat sebaiknya tanda salib besar, yaitu dengan menyentuh pusar (sebagai lambang inkarnasi Kristus).
Tidak membuat tanda salib ketika imam memberi absolusi umum ("...semoga Allah mengasihani kita...dst.."), karena yang kita ikuti adalah Misa Kudus bukan Sakramen Tobat. Tidak salah membuat tanda salib dengan menyentuh dada ketika berkata "Putra".

5. Berlutut sebelum duduk, jangan asal-asalan, jangan hanya membungkuk, kecuali terpaksa.
Yang ada di depan anda adalah Kristus sebenar-benarnya dalam rupa Hosti di Tabernakel. Ingatlah sejenak juga akan inkarnasi Kristus. Hosti dalam Tabernakel, bisa diasosiasikan dengan Kristus dalam rahim Maria.

Tentang pakaian yang pantas untuk menghadap Pencipta anda sendiri yang ada secara fisik di hadapan anda, anda pasti bisa memilihnya bukan? Seberapa sopan anda berpakaian mencerminkan seberapa tinggi penghormatan anda akan Kristus dalam tabernakel.

6. Nyanyikanlah Tuhan Kasihanilah kami dan Kemuliaan dengan penuh hormat.
Harap diingat bahwa Kemuliaan adalah kidung malaikat di padang Efrata ketika kelahiran Kristus. Jadi, mohon dinyanyikan dengan penuh sukacita dan hormat.

7. Bacaan kitab suci yang dibacakan dari ambo (mimbar) adalah waktu Allah berbicara dan kita mendengarkan, yaitu menyimak dengan penuh perhatian.
Jika paroki anda menyediakan teks misa, anda lebih baik membaca kutipan bacaan sebelum misa dimulai. Tatap lektor/imamnya karena Allah sedang berbicara pada anda. Komunikasi yang baik dalam percakapan adalah saling menatap bukan?

Pembacaan Injil - dan bukannya homili - adalah puncak Liturgi Sabda. Harap diingat, suara yang anda dengar adalah Suara Kristus sendiri karena imam bertindak IN PERSONA CHRISTI (mewakili Kristus sepenuh-penuhnya)

8. Mohon menyanyikan KUDUS dengan sepenuh hati, dengan keagungan, jangan asal-asalan.
Dikarenakan bahwa ketika menyanyikan/mengucapkan KUDUS kita bergabung dengan seluruh penghuni surga yang memuji Allah tak henti.

9. Ketika konsekrasi (Inilah Tubuh-Ku, Inilah Darah-Ku atau ketika Hosti diangkat dan Piala diangkat) anda boleh mengangkat kedua tangan yang terkatup seperti ritus ibadat di Pura Hindu, namun berlutut sudah merupakan ungkapan penyembahan.

Yang terpenting ketika konsekrasi adalah anda harus menatap-Nya. Harap diingat, Suara yang anda dengar (Inilah Tubuh-Ku, Inilah Darah-Ku, adalah Suara Kristus sendiri. Lagi, hal ini dikarenakan Imam bertindak IN PERSONA CHRISTI.

Jadi?

TATAPLAH Hosti dan Piala itu dengan penuh hormat, yakinkan pada diri anda kalau itu adalah Kristus sendiri, bukannya sibuk dengan permohonan dalam hati.

10. Ketika imam mengucapkan/menyanyikan : "Dengan perantaraan Kristus, bersama Dia, dan dalam Dia...dst..." Ikutilah dalam hati,
TATAPLAH hosti dan piala yang diangkat.

Ketika "AMIN" dinyanyikan (dalam bahasa inggris disebut THE GREAT AMEN").
Mohon dinyanyikan dengan sepenuh hati, dengan suara terindah yang anda miliki. Dikarenakan bahwa The Great Amen ini adalah puncak Liturgi Ekaristi.

11. Jangan menadahkan tangan seperti imam, pada waktu berdoa atau menyanyikan Bapa Kami.
Dikarenakan imam sedang berdoa atas nama Gereja atau IN PERSONA ECCLESIA.

Sikap yang benar adalah mengatupkan tangan, tanda berdoa. Hayatilah doa Bapa Kami. Sadarilah bahwa "rezeki" yang anda minta itu terutama adalah "Roti Hidup" dalam Ekaristi. (dalam bahasa aslinya (Aram), doa Bapa Kami menggunakan kata "roti" bukan rezeki. Pun, dalam bahasa latin digunakan kata "PANEM" yang berarti roti.)

12. Tidak mengucapkan doa  PRESIDENSIAL (yang boleh diucapkan oleh imam saja) doa: "..jangan perhitungkan dosa kami tetapi perhatikanlah iman Gereja-Mu"

Jika Imam mengucapkan "marilah kita mohon damai Tuhan" dsb sebelum doa ini, bukan berarti kita harus ikut mengucapkan doa ini. Ucapkan dalam hati saja kemudian diaminkan dengan iman.

13. Ketika menerima komuni, TATAPLAH terlebih dahulu hosti yang diangkat sebelum ditaruh di tangan anda. Amin harus diucapkan dengan penuh iman.

14. Tidak perlu ikut menghormat ketika imam menghormati Tabernakel dan altar (juga pada waktu awal misa).

Tidak masalah jika anda tetap melakukannya karena merupakan kebiasaaan yang saleh. Namun kalau anda menghadiri misa di luar negeri, jangan kaget kalau di negara tertentu praktik ini tidak dilakukan.

15. Mengambil air suci pada saat keluar Gereja tidak perlu dilakukan.
Mengambil air suci sebelum anda masuk gereja sebenarnya kurang lebih berfungsi seperti wudhu, yaitu untuk menyucikan (dan mengingatkan akan Baptis). Ketika anda selesai misa, Kristus yang Maha Suci sudah masuk dalam tubuh anda, tidak diperlukan lagi sarana penyucian lain.

Namun demikian, tidak ada salahnya kalau dilakukan, asal jangan karena latah, namun harus disertai kesadaran iman, bahwa anda kini diutus untuk mewartakan karya salib Kristus lewat perkataan dan perbuatan.

Anda harus menjadi contoh bagi orang lain.

Jangan takut untuk mensosialisasikan hal-hal di atas pada siapa saja yang menghadiri misa bersama anda.

Tambahan :
Sampaikan dengan sopan pada saudara dari persekutuan gerejawi lain (Protestan) agar mereka tidak ikut mengambil komuni, namun boleh menerima berkat seperti katekumen yaitu dengan menyilangkan tangan di depan dada, sehingga yang memberikan komuni tahu bahwa dia bukanlah seorang katolik.

Walaupun mereka tergabung dalam semacam persekutuan dengan Gereja Katolik berkat Sakramen Baptis, namun komuni hanya diperuntukkan bagi mereka yang berada dalam persekutuan penuh dengan Uskup Roma (Paus sebagai penerus Petrus), dengan kata lain komuni hanya eksklusif untuk umat Katolik.

Tambahan bagi perempuan katolik :

Jangan merasa terhalang menerima komuni jika anda sedang mengalami datang bulan. Tuhan Yesus tidak mempermasalahkan sesuatu yang manusiawi. Konsep terhalang karena datang bulan hanya ada di tetangga seberang.

Sumber : http://ekaristi.org