Wednesday, March 30, 2016

“Mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti” – Luk 24,35.

Rabu, 30 Maret 2016
HARI RABU DALAM OKTAF PASKAH
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35.

"Mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti" – Luk 24,35.

Kisah 2 murid Emaus ini menggambarkan bahwa untuk mengenal Tuhan dibutuhkan proses (sama dengan pengalaman Maria Magdalena). Semula, meski Yesus hadir dan berjalan bersama mereka, meraka tidak mengenal-Nya. Mengapa? Karena hati dan pikiran mereka gelap, bingung dan kecewa (ay.18-24). Ketika Yesus menerangkan isi Kitab Suci, hati mereka berkobar-kobar (ay.32), tetapi tetap belum mampu mengenali-Nya. Baru setelah mereka berhenti, masuk ke rumah, dan Yesus yang belum dikenalnya itu dipaksa singgah (ay.29) lalu Ia memecah-mecah dan membagi-bagikan roti, pada saat itulah mata mereka terbuka sehingga dapat mengenali-Nya (ay.31). Kedua murid tersebut, yang satu namanya Kleopas, yang lain, karena Lukas tidak menyebut namanya, kita beri nama kita masing-masing saja supaya kita pun menjadi saksi kebangkitan-Nya. Dengan demikian, kita pun mengalami kebangkitan-Nya: Ia hidup dan menyertai setiap langkah dalam perjalanan kita, juga pada saat kita bingung, kecewa, putus harapan, dll. Meski kita tidak mengenal-Nya, Ia hadir dalam hidup kita. Itulah makanya, amat penting bagi kita untuk berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan dan pekerjaan, sebab pada saat itulah, dalam keheningan dan doa, lebih-lebih dalam Ekaristi, kita akan semakin mengenal-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami dapat semakin mengenali Putera-Mu yang bangkit dan hadir terus-menerus untuk menyertai perjalanan hidup kami. Amin. •agawpr•

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Wednesday, March 16, 2016

Jadwal Pekan Suci

“Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku” – Yoh 8,31.

Rabu, 16 Maret 2016
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Dan. 3:14-20,24-25,28; MTDan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42.

"Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku" – Yoh 8,31.

Kemarin, kita merenungkan kata-kata Yesus yang mengatakan bahwa barangsiapa tidak percaya kepada-Nya akan binasa (Yoh 8,24). Itu berarti "barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa". Namun, percaya saja tidak cukup. Kita harus melihat lebih jauh: bagaimana kita menghayati kepercayaan kita itu. Hal ini ditegaskan sendiri oleh Yesus ketika dalam Injil hari ini Ia berbicara kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya" (ay. 31). Kemarin, dengan mengutip kata-kata Paus Fransiskus, saya mengatakan bahwa iman kepercayaan itu harus diwujudkan dalam kasih. Hari ini, Yesus menegaskan bahwa kepercayaan kepada-Nya itu harus diwujudkan dengan tinggal secara tetap dalam firman-Nya dan dengan demikian kita menjadi murid-Nya. Intinya sama karena sabda dan perintah utama Kristus tidak lain dan tidak bukan adalah mengasihi Allah dan sesama (Mat 22,34-40). Yesus pun juga menegaskan: "Kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yoh 13,35).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu untuk tetap tinggal dalam firman-Mu dan selalu berusaha agar firman-Mu itu terwujud secara nyata dalam hidup kami. Amin. •agawpr•

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Sunday, March 13, 2016

"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." – Yoh 8,11.

Minggu, 13 Maret 2016
HARI MINGGU PRAPASKAH V
Yes. 43:16-21; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Flp. 3:8-14;Yoh. 8:1-11.

"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." – Yoh 8,11.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, dengan penghakiman massal terhadap perempuan yang kedapatan berzinah, bermaksud menjadikan perempuan itu sebagai tontonan. Sebaliknya, Yesus dengan kasih dan pengampunan-Nya, mengubah tontonan itu menjadi tuntunan. Ia menuntun orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang buta mata hatinya untuk menyadari bahwa mereka juga berdosa, sehingga sama sekali tidak pantas untuk menghakimi dan menghukum sesama yang berdosa. Ia juga menuntun si wanita yang kedapatan berzinah untuk melihat kerahiman Tuhan yang tidak menghukumnya tetapi mengampuninya. Dengan pengampunan-Nya itu, berarti Yesus juga menuntunnya untuk menapaki hidup baru, yakni hidup dalam kasih yang memampukannya untuk memperbaiki diri terus-menerus dengan menghindari perbuatan dosa.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu melihat dan mengikuti tuntunan-Mu yang membawa kami pada hidup yang lebih baik. Amin. +agawpr+

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Tuesday, March 8, 2016

Bertengkar dengan Adil

❤️PERCIKAN HATI
Rubrik Hidup Keluarga

«Bertengkar dengan Adil»

Kita semua tentu menginginkan keluarga yang harmonis dan bahagia. Tapi untuk mencapainya tentu perlu perjuangan dan usaha. Tidak jarang di tengah usaha untuk memperjuangkan kebahagiaan tersebut, ada riak-riak kecil yang menghasilkan silang pendapat dan pertengkaran.

Sahabat, ketahuilah itu hal yang wajar. Sebesar apapun keinginan kita untuk memperoleh keluarga yang sempurna dan bahagia, pada kenyataannya semua keluarga punya masalah dan tantangannya masing-masing.

Untuk itu, jika memang ada pertengkaran di tengah keluarga belajarlah untuk bertengkar demi kebaikan keluarga, artinya kita berusaha untuk menyatukan pendapat demi kebaikan bersama bukan untuk kemenangan dan ego kita secara pribadi.

Ingatlah untuk selalu menghormati kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika pasangan atau anak-anak kita punya perasaan yang lebih sensitif, usahakanlah untuk menyampaikan sesuatu dengan tegas tanpa menyakiti hati mereka.

Berilah alasan yang jelas mengapa kita marah agar setiap anggota keluarga dapat belajar untuk memperbaiki diri demi kepentingan bersama.
Percayalah setiap tantangan dan masalah yang kita temukan di tengah kehidupan keluarga bila dihadapi dengan sabar dan bijak pasti akan lebih menguatkan tali kasih dan kebersamaan kita sebagai sebuah keluarga.

❤️PERCIKAN HATI
«Rabu, 9 Maret 2016»
Selasa, 8 Maret 2016
Yohanes a Deo
Yeh. 47:1-9,12; Mzm. 46:2-3,5-6,8-9; Yoh. 5:1-16.

"Maukah engkau sembuh?" – Yoh 5, 6

Mukjizat penyembuhan di kolam Betesda seperti yang dikisahkan dalam Injil, rasanya amat mustahil dialami tokoh kita. Ia sudah 38 tahun sakit dan hanya bisa berbaring di dekat situ. Tentu ia tidak bisa bergerak dengan cepat untuk terjun sebagai orang pertama dalam kolam. Orang-orang lain yang ada di situ pun tidak ada yang peduli dengan kondisinya. Semua ingin mencari kesembuhannya sendiri. Untung ada Yesus: Ia melihat dan tahu kondisi serta harapan dalam hatinya (ay.6). Oleh karena itu, Ia menawarkan "Maukah, engkau sembuh?" Si sakit tidak langsung menjawab "Ya/mau", tetapi mengatakan kesulitan yang mengarah pada kemustahilan untuk bisa sembuh (ay.7). Namun, di balik itu, Ia menyapa Yesus yang tidak dikenalnya (13) dengan sebutan "Tuhan" (ay.7). Kita masing-masing pun menderita sakit dan tak kunjung sembuh. Bukan penyakit fisik tetapi rohani karena kerapuhan dan dosa-dosa kita. Setiap saat, Yesus pun menawarkan kesembuhan: "Maukah, engkau sembuh?" Dia adalah dokter pribadi dan keluarga kita yang selalu siap 24 jam.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu menanggapi tawaran untuk disembuhkan dari berbagai macam penyakit rohani akibat dosa-dosa kami. Amin. +agawpr+

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Thursday, March 3, 2016

Mengasihi Tuhan dan sesama

❤️PERCIKAN HATI
Rubrik Renungan

«Mengasihi Tuhan dan Sesama»

"Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
(Mrk. 12:33)

Memberi persembahan seperti korban bakaran dan korban sembelihan pada jaman Yesus atau memberi persembahan/derma pada saat sekarang ini tanpa mengasihi Tuhan dan sesama itu sama seperti ketika kita memberi kado atau hadiah ulang tahun kepada seseorang tapi kita tidak bertegur sapa dengannya atau bahkan kita tidak memberikan selamat ulang tahun padanya.

Kado itu pasti akan terasa hambar dan kurang bermakna. Karena antara sang pemberi dan sang penerima tidak terjalin suatu relasi khusus yang akrab.

Lain halnya bila yang memberikan kado itu adalah orang yang dekat dengan kita, orang yang kita kasihi dan cintai, maka walaupun kecil dan sederhana kita pasti akan sangat menghargai kado atau pemberian tersebut.

Sahabat, adakah kita juga memberi hadiah untuk Tuhan dan sesama tanpa membangun hubungan yang erat dengan-Nya dan orang-orang yang berada di sekitar kita? Mari kita belajar untuk mengasihi Tuhan dan sesama dengan lebih baik lagi.

Mendekatlah pada Tuhan, dan jangan biarkan diri kita semakin menjauh daripada-Nya dengan berbuat dosa. Kasihilah sesama di sekitar kita sebagaimana kita ingin dikasihi dan diperlakukan. Lakukanlah apa yang baik, maka kita pun akan menerima kembali hal yang sama.

Percayalah, kebaikan yang kita lakukan walaupun itu kecil dan sederhana pasti akan menjadi persembahan yang indah di hadapan Tuhan bila kita mau tekun dan setia melakukannya.

❤️PERCIKAN HATI
«Jumat, 4 Maret 2016»

Tuesday, March 1, 2016

Rabu, 2 Maret 2016
Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Ul. 4:1,5-9; Mzm. 147:12-13,15-16,19-20; Mat. 5:17-19.

"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." – Mat 5,17

Kata-kata Yesus ini disampaikan pada awal karya publik-Nya dan merupakan bagian dari Kotbah di Bukit (Mat 5-7). Artinya, Yesus mengatakan itu semua sebelum banyak orang menyaksikan sikap dan tindakan-Nya yang seolah-olah melanggar Hukum Taurat, misalnya tentang puasa (Mat 9,14-17), aturan sabat (Mat 12,1-15a), pembasuhan tangan dan kaki serta perkakas persembahan (Mat 15,1-11; Mrk 7,1-23). Jadi, Ia sudah mengantisipasi dan menjelaskan semua yang nantinya akan dilakukan. Namun, orang-orang Yahudi, khususnya kaum Farisi dan para ahli Taurat tetap saja tidak mengerti. Maka, atas apa yang dilakukan Yesus, mereka tidak hanya protes tetapi juga menjadikannya sebagai alasan untuk mempesalahkan Yesus dan menjatuhi-Nya hukuman mati. Mengapa bisa begitu? Ya karena pada dasarnya hati mereka sudah tertutup, sudah menolak Yesus. Padahal jelas bahwa Yesus itulah satu-satunya Mesias yang sudah dinubuatkan sejak para nabi. Sejak dikandung dan dilahirkan oleh Maria, Ia telah menggenapi apa yang dinubuatkan para nabi (Mat 1,22-23).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mengerti dan sungguh-sungguh menerima bahwa Yesus Kristus Kauutus untuk menggenapi karya penyelamatan-Mu sehingga kami pun ikut serta mengalaminya. Amin. +agawpr+

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)