Tuesday, April 19, 2016

Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku” – Yoh 10,25

Selasa, 19 April 2016
Hari Biasa Pekan IV Paskah
"Fidelis est, qui vocat vos, qui etiam faciet" (1Tes 5:24)


"Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku" – Yoh 10,25

Bersaksi memang tidak cukup kalau hanya dengan kata-kata. Kesaksian yang baik, lebih-lebih kalau berkaitan dengan kesaksian hidup, tentu akan lebih kuat kalau tidak hanya dengan kata-kata tetapi lebih-lebih dengan tindakan. Yesus yang mengajar dengan penuh kuasa (Mrk 1,22) memberi kesaksian bahwa Ia datang dari Allah. Namun, kesaksian-Nya itu semakin dikuatkan melalui apa yang Dia kerjakan: mengampuni, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, membangkitkan orang mati, dll. Semoga, kita yang telah diangkat manjadi anak-anak Allah pun mampu memberi kesaksian hidup, tidak hanya melalui kata-kata baik yang kita ucapkan tetapi lebih-lebih melalui pekerjaan-pekerjaan baik yang kita lakukan: mengampuni, memohon maaf untuk menyembuhkan sakit hati, melawan kejahatan, membangkitkan harapan dan semangat, dll.

Doa: Jadikan aku pembawa damai (PS 221)

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Monday, April 11, 2016

Rumah Roti

Selasa, 12 April 2016
Hari Biasa Pekan III Paskah
Kis. 7:51-8:1a; Mzm. 31:3cd-4,6ab,7b,8a,17,21ab; Yoh. 6:30-35.

"Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi" - Yoh 6,35

Orang hidup, supaya tetap sehat, punya kekuatan dan dapat bertahan hidup, mutlak membutuhkan makanan. Yesus sendiri juga menggunakan makanan untuk menunjukkan kepada para murid bahwa Ia sungguh-sungguh bangkit dan hidup kembali (Luk 24,41-43). Untuk menekankan betapa pentingnya Dia bagi hidup kita, Yesus menjadikan diri-Nya sendiri sebagai makanan. Dia adalah Sabda yang menjadi Manusia, dilahirkan di Betlehem, nama kota yang berarti "rumah roti", dan dibaringkan di atas palungan, tempat yang biasa dipakai untuk menaruh makanan ternak. Sepanjang hidup-Nya, Ia memberikan makan kepada para pengikut-Nya, baik makanan yang sesungguhnya maupun "makanan sabda-Nya". Pada akhir hidup-Nya, Ia meninggalkan bagi kita "Perjamuan Tubuh dan Darah-Nya" yang sampai sekarang terus-menerus kita buat untuk mengenang-Nya. Oleh karena itu, kita diundang untuk terus-menerus datang kepada-Nya untuk menikmati santapan sabda dan Tubuh-Nya. Ia tidak pernah lelah mengundang kita dan menyiapkan hidangan bagi kita, namun seringkali justru kita yang lelah untuk datang kepada-Nya. Kita mengabaikan undangan-Nya dan sibuk mencari makanan sendiri yang kita pikir bisa menjamin hidup kita. Kiranya baik mengingat sabda Tuhan hari kemarin: "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu" (Yoh 6,27).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami tidak pernah lelah apalagi sampai mengabaikan undangan-Mu untuk datang kepada-Mu dan menyambut santapan sabda serta roti kehidupan yang selalu Kausediakan bagi kami. Amin. •agawpr•

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Friday, April 8, 2016

Jum'at, 8 April 2016
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.

"Ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan … Yesus mengambil roti itu, Jum'at, 8 April 2016
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.

"Ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan … Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka" – Yoh 6,9-11

Tentunya kita sudah sering mendengarkan bacaan dan renungan tentang mukjizat penggandaan roti ini. Saya sendiri, setiap kali merenungkannya selalu tertarik dengan sesosok anak kecil tanpa nama yang kemudian menjadi tokoh protagonis dalam kisah ini. Lima roti dan dua ikan yang dimilikinya, tidak ia sembunyikan untuk dimakan sendiri secara sembunyi-sembunyi tetapi justru diperlihatkan kepada Andreas. Andreas pun lalu mengatakan hal itu kepada Yesus dan Yesus menerima persembahan tulus dari seorang anak kecil itu untuk kemudian menjadikannya berkat yang mencukupi banyak orang. Anominitas anak kecil ini mengundang kita untuk mau memberikan nama kita masing-masing kepadanya. Itu berarti, meskipun kita adalah orang yang kecil dan yang kita miliki hanya sedikit, kita diundang untuk berani dengan rela dan tulus iklas mempersembahkan yang sedikit itu kepada Tuhan dengan cara berbagi kepada sesama. Dengan demikian, tidak hanya kita sendiri yang "kenyang", tetapi semua orang menjadi berkecukupan, bahkan berlebih.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami selalu tergerak untuk berbagi dengan orang lain atas apa yang kami miliki sebagai anugerah dari-Mu. Amin. +agawpr+

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tentunya kita sudah sering mendengarkan bacaan dan renungan tentang mukjizat penggandaan roti ini. Saya sendiri, setiap kali merenungkannya selalu tertarik dengan sesosok anak kecil tanpa nama yang kemudian menjadi tokoh protagonis dalam kisah ini. Lima roti dan dua ikan yang dimilikinya, tidak ia sembunyikan untuk dimakan sendiri secara sembunyi-sembunyi tetapi justru diperlihatkan kepada Andreas. Andreas pun lalu mengatakan hal itu kepada Yesus dan Yesus menerima persembahan tulus dari seorang anak kecil itu untuk kemudian menjadikannya berkat yang mencukupi banyak orang. Anominitas anak kecil ini mengundang kita untuk mau memberikan nama kita masing-masing kepadanya. Itu berarti, meskipun kita adalah orang yang kecil dan yang kita miliki hanya sedikit, kita diundang untuk berani dengan rela dan tulus iklas mempersembahkan yang sedikit itu kepada Tuhan dengan cara berbagi kepada sesama. Dengan demikian, tidak hanya kita sendiri yang "kenyang", tetapi semua orang menjadi berkecukupan, bahkan berlebih.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami selalu tergerak untuk berbagi dengan orang lain atas apa yang kami miliki sebagai anugerah dari-Mu. Amin. +agawpr+

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Wednesday, April 6, 2016

Bacaan Liturgi 06 Apr 2016

Bacaan Liturgi 06 Apr 2016

Rabu Pekan Paskah II

Bacaan 1 : Kis 5:17-26
Mazmur : Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Injil : Yoh 3:16-21

Bacaan Pertama
Kis 5:17-26
Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara,
ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul:

Imam Besar Yahudi dan pengikut-pengikutnya,
yaitu orang-orang dari mazhab Saduki di Yerusalem
mulai bertindak terhadap jemaat,
sebab mereka sangat iri hati.
Mereka menangkap rasul-rasul,
lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota.

Tetapi waktu malam,
seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu
dan membawa mereka ke luar.
Kata malaikat itu,
"Pergilah, berdirilah di Bait Allah,
dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak."

Mereka mentaati pesan itu,
dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah,
lalu mulai mengajar di situ.

Sementara itu
Imam Besar dan pengikut-pengikutnya
menyuruh Mahkamah Agama berkumpul,
yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel,
dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara.
Tetapi ketika para petugas datang ke penjara,
mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ.
Lalu mereka kembali dan memberitahukan,
"Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapinya,
dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu.
Tetapi setelah kami membukanya,
tidak seorang pun yang kami temukan di dalamnya."

Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala
mendengar laporan itu,
mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi
dengan rasul-rasul itu.
Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar,
"Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara,
ada di dalam Bait Allah, dan mereka mengajar orang banyak."
Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah,
lalu mengambil kedua rasul itu,
tetapi tidak dengan kekerasan,
karena mereka takut
kalau-kalau orang banyak melempari mereka dengan batu.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur
Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
R:7a
Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.

*Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu;
puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku.
Karena Tuhan jiwaku bermegah;
biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya
dan bersukacita.

*Muliakanlah Tuhan bersama-sama dengan daku,
marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya.
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku,
dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.

*Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya,
maka mukamu akan berseri-seri,
dan tidak akan malu tersipu-sipu.
Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan;
Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.

*Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa,
lalu meluputkan mereka.
Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!

Bait Pengantar Injil
Yoh 3:16
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
beroleh hidup yang kekal.

Bacaan Injil
Yoh 3:16-21
Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan dunia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes:

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata,
"Begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia
bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum;
tetapi barangsiapa tidak percaya,
ia telah berada di bawah hukuman,
sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Dan inilah hukuman itu:
Terang telah datang ke dalam dunia,
tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang,
sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Sebab barangsiapa berbuat jahat,
membenci terang dan tidak datang kepada terang itu,
supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;
tetapi barangsiapa melakukan yang benar,
ia datang kepada terang,
supaya menjadi nyata bahwa perbuatan-perbuatannya
dilakukan dalam Allah."

Demikianlah Injil Tuhan.

Tan Yusuph