Jum'at, 8 April 2016
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.
"Ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan … Yesus mengambil roti itu, Jum'at, 8 April 2016
Hari Biasa Pekan II Paskah
Kis. 5:34-42; Mzm. 27:1,4,13-14; Yoh. 6:1-15.
"Ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan … Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka" – Yoh 6,9-11
Tentunya kita sudah sering mendengarkan bacaan dan renungan tentang mukjizat penggandaan roti ini. Saya sendiri, setiap kali merenungkannya selalu tertarik dengan sesosok anak kecil tanpa nama yang kemudian menjadi tokoh protagonis dalam kisah ini. Lima roti dan dua ikan yang dimilikinya, tidak ia sembunyikan untuk dimakan sendiri secara sembunyi-sembunyi tetapi justru diperlihatkan kepada Andreas. Andreas pun lalu mengatakan hal itu kepada Yesus dan Yesus menerima persembahan tulus dari seorang anak kecil itu untuk kemudian menjadikannya berkat yang mencukupi banyak orang. Anominitas anak kecil ini mengundang kita untuk mau memberikan nama kita masing-masing kepadanya. Itu berarti, meskipun kita adalah orang yang kecil dan yang kita miliki hanya sedikit, kita diundang untuk berani dengan rela dan tulus iklas mempersembahkan yang sedikit itu kepada Tuhan dengan cara berbagi kepada sesama. Dengan demikian, tidak hanya kita sendiri yang "kenyang", tetapi semua orang menjadi berkecukupan, bahkan berlebih.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami selalu tergerak untuk berbagi dengan orang lain atas apa yang kami miliki sebagai anugerah dari-Mu. Amin. +agawpr+
(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)
Tentunya kita sudah sering mendengarkan bacaan dan renungan tentang mukjizat penggandaan roti ini. Saya sendiri, setiap kali merenungkannya selalu tertarik dengan sesosok anak kecil tanpa nama yang kemudian menjadi tokoh protagonis dalam kisah ini. Lima roti dan dua ikan yang dimilikinya, tidak ia sembunyikan untuk dimakan sendiri secara sembunyi-sembunyi tetapi justru diperlihatkan kepada Andreas. Andreas pun lalu mengatakan hal itu kepada Yesus dan Yesus menerima persembahan tulus dari seorang anak kecil itu untuk kemudian menjadikannya berkat yang mencukupi banyak orang. Anominitas anak kecil ini mengundang kita untuk mau memberikan nama kita masing-masing kepadanya. Itu berarti, meskipun kita adalah orang yang kecil dan yang kita miliki hanya sedikit, kita diundang untuk berani dengan rela dan tulus iklas mempersembahkan yang sedikit itu kepada Tuhan dengan cara berbagi kepada sesama. Dengan demikian, tidak hanya kita sendiri yang "kenyang", tetapi semua orang menjadi berkecukupan, bahkan berlebih.
Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami selalu tergerak untuk berbagi dengan orang lain atas apa yang kami miliki sebagai anugerah dari-Mu. Amin. +agawpr+
(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)
Tan Yusuph
Salah Satu Lingkungan di Wilayah 17 Gading Serpong Paroki Alam Sutera Gereja Katolik Santo Laurensius
Friday, April 8, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Pesta Nama Santo Pelindung Lingkungan dirayakan dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Danto yang dihadiri oleh Mantan Ketua Lingk...
-
Mulai ini hari tanggal 30 November s/d 8 Desember kita bisa berdoa Novena Kepada Bunda Maria Dikandung Tanpa Noda. Novena ini untuk pertoba...
-
Kegiatan Sosial ini dilakukan pada Hari Rabu, 22 Agustus 2018 yang dilakukan oleh seksi sosial lingkungan bersama umat lingkungan yang juga...
No comments:
Post a Comment