Saturday, September 1, 2018

Kitab Suci: Minyak yang Tidak Pernah Habis

Kitab Suci: Minyak yang Tidak Pernah Habis.
(RD Josep Susanto)

Kisah tentang 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana yang diceritakan Yesus dalam Bacaan Injil Mat 25:1-13, tanggal 31 Agustus 2018, hari ini adalah sebuah penjelasan Yesus tentang pengajaranNya tentang hari kedatangan Tuhan.

Dalam sebuah kisah yang sangat indah, Tuhan Yesus menggambarkan sebuah ajakan untuk berjaga-jaga menanti hari Tuhan yang tidak datang-datang dalam sebuah cerita yang sangat hidup.

Sepuluh gadis yang menanti-nanti mempelai laki-laki dalam Injil hari ini sebenarnya adalah teman-teman dari mempelai perempuan.

Tugas mereka adalah menyambut datangnya mempelai laki-laki, dengan tarian dan mengajaknya masuk dan bertemu mempelai perempuan.

Pertanyaan yang cukup menggelitik kita sebagai pembaca adalah mengapa mempelai laki-laki tidak datang-datang atau mengapa ia datang saat larut malam.

Dalam tradisi Yahudi, sebelum menikah, ada tawar menawar tentang "besaran mahar" antara keluarga laki-laki dengan keluarga perempuan.

Kadang tawar menawar itu berlangsung cepat, tetapi sering kali juga prosesnya berjalan alot, apalagi kalau pihak perempuan berasal dari suku yang berbeda atau status sosial yang lebih tinggi.

Inilah yang sangat mempengaruhi datangnya mempelai laki-laki, yang akhirnya dalam kisah Yesus, mempelai laki-laki datang tengah malam ketika gadis-gadis penyambut sudah tidur dan sebagian sudah kehabisan minyak dalam buli-buli mereka.

Dari kisah di atas kita memperoleh sebuah inspirasi tentang kapan hari Tuhan datang.

Jawabannya adalah tergantung sepenuhnya pada kehendak dan rencana Tuhan. Tuhan punya cara, alasan dan kehendak yang tidak sepenuhnya kita mengerti sekarang.

Yang terpenting seperti yang Yesus ajarkan adalah sikap berjaga-jaga, senantiasa membekali diri dengan "minyak" yang cukup hingga saatnya hari itu datang.

Gadis-gadis itu adalah GEREJA, Gereja adalah kita, yang setia menanti kedatangan Kristus yang kedua. Gereja dan seluruh anggotanya membutuhkan minyak.

Minyak itu adalah bahan bakar yang bisa habis dalam perjalanan. Maka harus segera diperbaharui sebelum minyak itu betul betul habis.

Dalam kisah ini minyak bisa diartikan dengan semangat, jiwa, roh, inspirasi, yang menghidupi Gereja sampai akhir jaman.

Dengan minyak, sebuah lampu bisa menerangi dunia. Tanpa minyak, jangankan menolong dunia, Gereja sendiripun akan terseok-seok, jatuh dan terluka.

Yang menarik dari minyak, apapun jenis minyak itu, dihasilkan dalam proses yang sangat panjang dan rumit.

Minyak harus diolah terlebih dahulu, dicari dulu, digali dulu. Demikian pula pencarian Gereja terhadap minyak untuk energi dari segala gerak dan kehidupannya.

Firman Tuhan dalam Kitab Suci pun bisa berfungsi sebagai minyak untuk kehidupan kita dalam menantikan kedatangan Tuhan.

Kitab Suci akan menjadi minyak yang tidak pernah habis dan kering, kalau dibaca, dipelajari, digali, dihayati dan dihidupi.

Ayo, besok saya tunggu ya di pertemuan BKSN 2018 di lingkungan-lingkungan Anda masing-masing. 😁

Selamat malam
Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment