Thursday, December 31, 2015

Pisah Sambut

PERCIKAN HATI ❤
Pisah Sambut

Berpisah dengan masa lalu memang tidak mudah. 

William Shakespeare (1564 – 1616) dalam King Lear,  memperlihatkan kepada kita bahwa berpisah dengan kemasyuran itu tidak mudah. Tahta itu nikmat, maka sulit untuk melepaskannya. Dengan penuh harap, ia mengundang ketiga putrinya (Goneril, Regan dan Cordelia) untuk mendengarkan "puji-pujian" mereka.

Berpisah memang menyakitkan, apalagi berpisah dengan seseorang yang amat berharga bagi dirinya. Itulah sebabnya dalam ajarannya, Sidharta Buddha Gautama (563 – 483 seb. M) mengatakan bahwa perpisahan itu sangat menyakitkan, terlebih dengan orang-orang yang dicintai.

Di Pulau Samosir, (Sumatra Utara) ada Raja Tomok yang begitu mencintai anak laki-lakinya. Ketika sang anak meninggal, ia belum siap menerima kenyataan ini. Maka, dibuatlah patung yang sangat mirip dengan wajah anaknya. Sang Raja menganggap bahwa anaknya itu tidak pernah mati. Tempat inilah yang dinamakan dengan sigale-gale. Cinta ayah pada anaknya begitu berat untuk dipisahkan. 

Romeo menghunus pedangnya ke dadanya sendiri  ketika menyaksikan Juliet terbujur kaku atau San Pek ikut masuk dalam kuburan Eng Tay karena tidak sanggup hidup sendiri tanpanya.
 
Tak terasa, beberapa saat lagi tahun 2015 akan berlalu, kita teringat akan masa lalu. Ada yang lancar.
Ada yang penuh rintangan.
Ada yang penuh kegembiraan.
Ada pula yang  penuh kegetiran. Itulah kehidupan kita, tapi juga itulah yg kita terima dari pekerjaan, usaha tapi juga perbuatan kita.

Tahun 2016 sudah di depan mata, kita punya keyakinan bhw yg segera berlalu adalah berkat apapun wujudnya, dan yang akan datang adalah rahmat Allah. Krn jika kita selalu hidup dalam Allah kita selalu beroleh arti yg indah untuk kehidupan kita.

Terima kasih  untuk tahun 2015 dan selamat menyongsong tahun yang baru 2016.

PERCIKAN HATI
Kamis, 31 Des 2015

Santa Maria, Bunda Allah

Santa Maria, Bunda Allah (Hari Raya Santa Perawan Maria)

Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah mengingatkan kita akan bidaah (ajaran sesat) tentang Kebundaan Illahi Maria, yang muncul pada abad ke 5.  Pokok ajaran bidaah ini ialah bahwa Maria memang Bunda Yesus, tetapi bukan Bunda Allah.
Dalam Konsili Efesus pada tahun 431, ajaran sesat ini dikutuk.  Konsili tetap dengan teguh mempertahankan ajaran yang benar, yaitu bahwa Maria adalah Bunda Allah (Theotokos), karena Yesus Anakanya adalah sungguh-sungguh Allah.  Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah ditetapkan oleh Paus Pius XI pada hari ulang tahun ke-1500 Konsili Efesus tersebut.
Pada kesempatan ini, ada baiknya kita merenungkan makna nubuat nabi Yesaya: "Sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel" (Yes 7:14), dan makna salam Elisabeth kepada Maria yang mengunjunginya: "Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.  Siapakah aku ini, sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?" (Luk 1:42-43).
Merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah juga berarti bahwa kita mengakui Yesus sebagai "sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia".  Kemulian Maria sebagai Bunda Allah adalah cermin kemulian Anaknya, yaitu Yesus, Tuhan dan Penebus umat manusia.

Wednesday, December 30, 2015

PAROKI HATI KUDUS YESUS SURABAYA: BULLA TAHUN YUBILEUM AGUNG

http://phky-sby.blogspot.com/2015/12/bulla-tahun-yubileum-agung.html

"Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia." - Yoh 1,19

Rabu, 31 Desember 2015
Hari ke-7 Oktaf Natal
1Yoh. 2:18-21; Mzm. 96:1-2,11-12,13; Yoh. 1:1-18.

"Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia." - Yoh 1,19

Terang. Setiap orang membutuhkannya. Dengan terang, kita melihat dengan jelas sehingga bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk; bisa memilih yang baik dan benar; bisa menghindari bahaya, dll. Bagi kita orang kristiani, ada satu Terang dari segala terang, yakni Kristus. Dialah terang dunia, terang yang sesungguhnya. Dia sedang datang dan terus-menerus bersinar, tidak akan pernah tenggelam. "Sedang datang". Ini bermakna kehadiran yang continyu, terus-menerus, setiap saat. Kalau pada malam hari, kita mengendarai mobil atau motor, lampunya terus menyala. Sorot lampu itu memang tidak langsung sampai di tempat yang kita tuju. Namun sejauh jarak pandang yang kita butuhkan. Itu sudah cukup. Setiap kali kita maju, sorotnya juga maju sehingga selalu menerangi jalan yang hendak kita lalui. Demikian pula terang Tuhan. Dia memang tidak membuka semua masa depan kita. Namun, Ia selalu menerangi kita langkah demi langkah. Itu sudah cukup. Dan yang lebih penting, dalam bimbingan terang-Nya, kita dijamin pasti selamat sampai tujuan.

Doa: Tuhan, terangilah hidup kami selalu dan biarlah kami juga memantulkan terang-Mu bagi sesama. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tuesday, December 29, 2015

Rabu,30 Desember 2015


Rabu, 30 Desember 2015
Hari Keenam Dalam Oktaf Natal
1Yoh. 2:12-17; Mzm. 96:7-8a,8b-9,10; Luk. 2:36-40.

"Setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya" - Luk 2,39

Kembali. Maria, Yosef dan kanak-kanak Yesus, setelah melakukan ritual peribadatan dan pengabdian kepada Allah di Bait-Nya, mereka kembali ke rumah. Pada saatnya, mereka akan kembali lagi ke Bait Allah dan setelahnya kembali pula ke rumah. Tiap-tiap tahun, mereka pasti ke Bait Allah (Luk 2,41). Setiap hari Sabat, dapat dipastikan bahwa mereka juga pergi ke sinagoga untuk beribadah karena kita tahu bahwa Yusuf dan Maria adalah orang yg saleh dan taat beribadah. Kalau yang jauh saja mereka tempuh, tentunya yang dekat juga mereka tekuni. Demikianlah dinamikan kehidupan beriman yang sebaiknya kita contoh. Kita mempunyai dan menghayati saat-saat khusus untuk beribadah kepada Tuhan, entah di ruang doa keluarga, di Gereja atau kapel, di tempat ziarah atau yang lainnya. Setelah itu, kita juga harus kembali pada rutinitas kehidupan, pekerjaan dan pengabdian konkret sehari-hari, entah di tengah keluarga, di tempat kerja atau di dalam masyarakat. Dinamika tersebut terus bergulir, tidak terputus dan tidak terpisahkan demi penghayatan iman dan kehidupan sehari-hari yang integral. Dengan penghayatan iman dan hidup sehari-hari yang integral, maka iman, pengharapan dan kasih kita akan "bertambah besar dan menjadi kuat", kita bertumbuh sebagai orang yang "penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada" kita senantiasa (bdk. Luk 2,40).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mempu menghayati iman kami dalam peribadatan dan dalam hidup sehari-hari secara integral. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Monday, December 28, 2015

Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan.” (Ams. 21:5)

PERCIKAN HATI ❤
Rubrik Inspirasi Kitab Suci
⭐Tekun

Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan." (Ams. 21:5)

Ketekunan dan persiapan yang matang memang selalu mendatangkan hasil yang baik. Hasilnya terkadang memang tidak langsung terlihat.
Tapi ketahuilah keberhasilan itu seperti sebuah proses dan dengan ketekunan juga persiapan yang baik maka proses itu akan berjalan dengan lebih lancar.
Bahkan dengan senantiasa bertekun dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita, maka kita akan melihat pencapaian-pencapaian yang luar biasa dalam proses menuju keberhasilan.

Untuk itu, buatlah selalu rancangan kerja atau bahkan rancangan kegiatan dengan matang. Buatlah persiapan jauh-jauh hari agar tidak ada satupun yang terlewatkan. Persiapan yang matang menandakan sebagian rancangan yang kita buat pasti akan berjalan dengan baik dan tidak mengecewakan.

PERCIKAN HATI
Selasa, 29 Desember 2015

Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus - Luk 2,27

Selasa, 29 Desember 2015
Hari Kelima Oktaf Natal
1Yoh. 2:3-11; Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6; Luk. 2:22-35.

Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus - Luk 2,27

Sebelum Natal kemarin, kita secara khusus telah merenungkan buah karya dan kehadiran Roh Kudus dalam diri Bunda Maria, Elisabeth, Yohanes Pembaptis dan Zakaria. Hari ini, pada hari kelima oktaf Natal kita diajak merenungkan buah karya dan kehadiran Roh Kudus dalam diri Simeon. Roh Kuduslah yang membimbing Simeon untuk datang ke Bait Allah, pas pada saat kanak-kanak Yesus dipersembahkan ke Bait Allah. Dengan demikian, ia dapat perjumpa dengan Kristus, membopong-Nya dan menyampaikan isi hati-Nya. Demikian pula dalam diri kita, Roh Kudus senantiasa membimbing kita untuk berjumpa dengan Tuhan, untuk selalu membopong-Nya (=membawa-Nya) dalam hidup sehari-hari kita dan juga untuk bernubuat (=berbicara, berwarta, bersaksi) tentang Tuhan kita Yesus Kristus.

Doa: Tuhan, anugerahkanlah Roh Kudus kepada kami untuk menjadi pembimbing dan penuntun hidup kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tidak ada Yang Sia-Sia

PERCIKAN HATI ❤
Rubrik Motivasi Kerja & Usaha
⭐Tidak ada Yang Sia-Sia

Ketika Daniel Webster (1782-1852) memulai karier sebagai pengacara, ia mengambil sebuah kasus dengan bayaran yang tidak seberapa. Kasus itu ternyata sulit.
Dalam menyiapkannya, ia harus melakukan perjalanan jauh dengan biaya yang lebih besar daripada uang yang akan diterimanya. Namun, Webster bertekad, ia harus mengerjakannya secara menyeluruh. Ia pun memenangkan kasus tersebut.

Bertahun-tahun kemudian, sebuah perusahaan besar meminta Webster menangani kasus dengan bayaran sangat tinggi. Ketika Webster mempelajari kasus itu, ternyata kasusnya mirip dengan kasus yang ia teliti dan menangkan hampir 20 tahun sebelumnya. Webster mengambil kasus tersebut, dan seperti dahulu, putusan pengadilan berpihak pada kliennya.

Sahabat, ketahuilah semua usaha kita yang dimotivasi dengan itikad baik, ketekunan dalam usaha, dan juga kemauan untuk menyelesaikannya dengan kemampuan terbaik pasti tidak akan sia-sia. Terkadang upahnya dapat langsung kita terima, tapi terkadang pula upahnya baru dapat kita rasakan dan terima di kemudian hari.
Untuk itu, jangan berkecil hati bila usaha terbaik kita belum mendapat balasan yang sepantasnya. Ketahuilah ketika kemampuan kita semakin meningkat, itulah balasan terbaik dari setiap usaha dan kerja keras yang kita lakukan.

PERCIKAN HATI
Senin, 28 Desember 2015

Pesta Kanak-kanak Suci

Senin, 28 Desember 2015
Pesta Kanak-kanak Suci
1Yoh. 1:5-2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18.

"Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia."

Sungguh ironis. Para gembala yang sederhana, bersukacita menyambut kanak-kanak Yesus. Demikian juga para majus, datang dari jauh untuk menyembah-Nya dan menghunjukkan persembahan kepada-Nya. Sementara raja Herodes justru merasa terancam atas kelahiran Yesus. Dia pun menjadi gelap mata: membunuh anak-anak di Betlehem dengan maksud agar Kristus ikut terbunuh. Kanak-kanak itu pun menjadi martir. Mereka memang masih kecil, belum mengenal dan juga belum mengimani Kristus. Namun, mereka sudah mengorbankan nyawa demi Dia. Dan karena pengorbanan mereka, maka Kristus terbebas dari ancaman pembunuhan Herodes. Ia tetap hidup untuk menjadi penyelamat umat manusia. Terimakasih atas pengorbanan kanak-kanak Betlehem. Semoga, kita pun juga rela berkorban demi Kristus agar Dia tetap hidup di tengah-tengah kita. Artinya, sabda dan kehendak-Nya tetap kita hidupi dan kita jadikan pedoman hidup kita. Seperti Paulus mengatakan: kita hidup tetapi bukan kita sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup dalam diri kita (bdk. Gal 2,20).

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami rela berkorban untuk menjadikan Engkau tetap hidup dalam diri kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)
"Take care of your thoughts when you are alone and take care of your words when you are with people"

"Jaga pikiran ketika sendirian dan jaga kata-kata ketika bersama sesama"

(29.12) Have a blessed Tuesday

Saturday, December 26, 2015

Moment Natal

Foto kandang natal dan pohon natal di Gereja Laurensius

Raja di tengah Rakyatnya

PERCIKAN HATI
Rubrik Cerita Bermakna
🌟Raja di tengah Rakyatnya🌟

Alkisah di suatu daerah, ada seorang pangeran muda bernama Aleksis. Ia hidup di istana dengan perhiasan gemerlapan, sementara rakyat di sekitarnya tinggal di gubuk-gubuk reot. Melihat hal itu, tergeraklah hati raja untuk memperbaiki nasib mereka. Ia pun mulai mengutus para menterinya untuk memperbaiki kehidupan rakyatnya. Namun upaya itu belum berhasil. Bahkan ketika ia sendiri pun mengunjungi rakyatnya, ia tetap sulit untuk melaksanakan misinya itu karena mereka selalu memperlakukan dia dengan sikap hormat yang tinggi dan kikuk bila dekat dengannya.

Akhirnya ia pun menemukan gagasan brilian. Suatu hari ia datang menemui rakyatnya sebagai seorang dokter muda yang ingin mempersembahkan hidupnya kepada kaum miskin. Ia mengenakan pakaian kasar, memakan makanan seperti yang mereka santap, tinggal di gubuk, bahkan ia tidak meminta bayaran apapun ketika mengobati orang sakit.

Dalam waktu singkat, ia sudah berhasil merebut perhatian dan kasih sayang semua orang. Perlahan-lahan ia pun membawa semangat baru di tengah kehidupan rakyatnya. Ia membawa semangat untuk hidup dalam damai, untuk bermurah hati kepada sesama dan untuk bekerja dengan tekun agar bisa hidup lebih layak.
Tak seorang pun menyadari bahwa sesungguhnya dokter muda ini adalah Raja mereka sendiri yang meninggalkan istananya dan turun ke tengah rakyatnya untuk menjadi satu dengan mereka.

Sahabat, Yesus pun berkenan tinggal beserta kita di dunia ini karena kasih-Nya yang besar bagi kita manusia. Untuk itu Ia berkenan menjadi sama seperti kita manusia, agar kita pun dapat diselamatkan. Semoga berkat pengorbanan Yesus ini, kita bisa punya semangat hidup yang baru seperti Yesus yang senantiasa membawa damai dan sukacita bagi orang lain.

PERCIKAN HATI
Sabtu, 26 Desember 2015

Pesta St. Stefanus

Sabtu, 26 Desember 2015
Pesta St. Stefanus
Kis. 6:8-10; 7:54-59; Mzm. 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17; Mat. 10:17-22

"Kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." - Mat 17,22

Kemarin kita merayakan Natal, peringatan akan kelahiran Yesus di dunia ini. Hari ini kita juga merayakan natal, kelahiran Stefanus di surga sebagai martir yang pertama. Kisah kemartirannya yang cukup panjang kita temukan dalam Kis. 6:8-7:59. Namun secara singkat dapat kita katakan bahwa Stefanus menjadi martir karena sungguh menghayati sabda Yesus dalam Injil. Ia mengimani Kristus dan bisa menjelaskan imannya itu secara tak terbantahkan oleh orang-orang Yahudi. Maka, untuk mengalahkannya, mereka menuduhkan fitnah sehingga Stefanus dihadapkan ke Mahkamah Agama. Justru di hadapan mereka, Stefanus menjelaskan apa yang diimaninya sekaligus mengkritik orang-orang dan para pemuka agama Yahudi yang menolak bahkan menganiaya dan membunuh para nabi, juga Yesus Kristus. Maka, tak terhindarkan lagi, kesaksiannya itu menghantarkannya untuk memperoleh mahkota kemartiran. Dalam situasi terancam, Ia bertahan dalam imannya akan Kristus, sehingga kendati kehilangan nyawanya di dunia ini, ia memperoleh kemuliaan dan kehidupan abadi di surga.

Doa: St. Stefanus, doakanlah kami agar kami mampu untuk tetap bertahan dalam iman, pada saat-saat sulit karena justru iman kepada-Mu itulah yang menyelamatkan kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

HARI RAYA NATAL

Jumat, 25 Desember 2015
HARI RAYA NATAL
Malam: Luk. 2:1-14
Fajar: Luk. 2:15-20

"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yakni Kristus, Tuhan, di kota Daud" - Luk 2,11

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Natal kali ini, saya berkesempatan untuk melayani dan merayakan Natal di Milano. Tentunya bukan dengan ritus Roma tetapi Ambrosian. Jam 18.30 Misa Sore Menjelang Natal. Jam 00.00 Misa Malam Natal dengan didahului Maklumat Natal jam 23.30. Berkaitan dengan perayaan Natal, yakni peringatan akan kelahiran Yesus Kristus, St. Ambrosius menulis sebuah homili demikian: "Setiap jiwa yang percaya mengandung dan melahirkan Sabda Allah dan mengenali karya-karya-Nya. ... Jika menurut daging hanya ada satu ibu Yesus Kristus, dalam iman, Kristus adalah buah dari kandungan kita semua." Artinya, merayakan Natal bukan hanya berarti mengenang peristiwa kelahiran Yesus dari Maria 2000an tahun yang lalu di Betlehem, tetapi juga merayakan kelahiran Yesus dalam hati dan jiwa kita masing-masing, kini, di sini dan terus-menerus. Para malaikat mengatakan: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yakni Kristus, Tuhan, di kota Daud". Hari ini. Kini dan di sini. Dalam hati dan jiwa kita masing-masing. Senada dengan St. Ambrosius, Origenes juga menegaskan: "Apalah artinya Yesus pernah dilahirkan di Betlehem, kalau saat ini Ia tidak dilahirkan kembali dan terus-menerus dalam jiwa kita. Oleh karena itu kita harus seperti Maria, melahirkan Kristus dalam jiwa kita." Oleh karena itu, marilah kita jadikan hati kita masing-masing sebagai palungan, tempat Yesus berkenan dilahirkan. Semoga dengan demikian, kita pun mengalami sukacita dan kemudian mewartakan baik dengan kata maupun perbuatan bahwa Kristus sungguh-sungguh hadir dan mengerjakan karya keselamatan-Nya demi damai sejahtera kita.

Doa: Ya Yesus, hadirlah selalu dalam hati dan jiwa kami. Jadikanlah kami pewarta kabar sukacita akan kehadiran dan karya penyelamatan-Mu. Amin. -agawpr-
(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2015

HOMILI PAUS FRANSISKUS DALAM MISA MALAM NATAL 24 Desember 2015

(http://pope-at-mass.blogspot.co.id/2015/12/homili-paus-fransiskus-dalam-misa-malam.html)

Bacaan Ekaristi:
Yesaya 9:1-6; Mazmur 96:1-2a,2b-3,11-12,13; Titus 2:11-14; Lukas 2:1-14

Malam ini "terang yang besar" bersinar (Yesaya 9:1); terang kelahiran Yesus bersinar seluruhnya di sekitar kita. Alangkah benarnya dan tepat waktu kata-kata Nabi Yesaya yang baru saja kita dengar: "Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar" (9:2)! Hati kita sudah penuh sukacita dalam menantikan saat ini; sekarang sukacita itu berlimpah dan meluap, karena janji akhirnya telah terpenuhi. Sukacita dan kegembiraan adalah sebuah tanda yang pasti bahwa pesan yang terkandung dalam misteri malam ini benar-benar berasal dari Allah. Tidak ada ruang bagi keraguan; marilah kita meninggalkan itu bagi orang-orang skeptis, yang dengan melihat alasannya sendiri, tidak pernah menemukan kebenaran. Tidak ada ruang untuk ketidakpedulian yang memerintah di dalam hati orang-orang yang tidak mampu untuk mengasihi karena takut kehilangan sesuatu. Seluruh kesedihan telah dihalau, karena Kanak-kanak Yesus membawa kenyamanan sejati bagi setiap hati.

Hari ini, Putra Allah lahir, dan segalanya berubah. Sang Juruselamat dunia datang untuk mengambil bagian kodrat manusiawi kita; tidak lagi kita sendirian dan ditinggalkan. Perawan Maria menawarkan kita Putra-Nya sebagai awal sebuah kehidupan baru. Terang yang sesungguhnya telah datang untuk menerangi hidup kita yang begitu sering dilanda kegelapan dosa. Hari ini kita sekali lagi menemukan siapakah diri kita! Malam ini kita telah ditunjukkan jalan untuk mencapai akhir perjalanan. Sekarang kita harus menyingkirkan semua ketakutan dan kengerian, karena terang tersebut menunjukkan kita jalan menuju Bethlehem. Kita seharusnya tidak lamban; kita tidak diiperbolehkan berpangku tangan. Kita harus berangkat untuk melihat Sang Juruselamat kita yang terbaring di dalam sebuah palungan. Inilah alasan untuk sukacita dan kegembiraan kita: Anak ini telah "lahir untuk kita"; Ia "diberikan kepada kita", sebagaimana diwartakan Yesaya (bdk. 9:5). Orang-orang yang selama dua ribu tahun telah melintasi semua jalan dunia dengan tujuan memungkinkan setiap pria dan wanita untuk ambil bagian dalam sukacita ini sekarang diberikan perutusan membuat "Sang Raja Damai" dikenal dan menjadi hamba-Nya yang efektif di tengah bangsa-bangsa.

Maka ketika kita mendengar tentang kelahiran Yesus Kristus, marilah kita hening dan membiarkan Sang Putra berbicara. Marilah kita membawa kata-kataNya ke hati dalam permenungan wajah-Nya yang mengasyikkan. Jika kita membawa-Nya dalam pelukan kita dan membiarkan diri kita dipeluk oleh-Nya, Ia akan membawakan kita kedamaian hati yang tak berujung. Anak ini mengajarkan kita apa yang benar-benar penting dalam kehidupan kita. Ia dilahirkan dalam kemiskinan dunia ini; tidak ada ruang di penginapan bagi-Nya dan keluarga-Nya. Ia menemukan tempat berlindung dan dukungan dalam sebuah kandang dan dibaringkan dalam sebuah palungan untuk hewan. Namun, dari ketiadaan ini, terang kemuliaan Allah bersinar. Mulai sekarang dan seterusnya, jalan pembebasan otentik dan penebusan abadi terbuka bagi setiap pria dan wanita yang hatinya sederhana. Anak ini, yang wajah-Nya memancarkan kebaikan, kerahiman dan kasih Allah Bapa, mendidik kita, murid-murid-Nya, seperti dikatakan Rasul Paulus, "supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah" (Titus 2:12).

Dalam sebuah masyarakat yang begitu sering diracuni oleh konsumerisme dan hedonisme, kekayaan dan kemewahan, penampilan dan narsisme, Anak ini memanggil kita untuk bertindak bijaksana, dengan kata lain, dengan cara yang sederhana, seimbang, tidak plin-plan, mampu melihat dan melakukan apa yang penting. Dalam sebuah dunia yang terlalu sering tanpa kerahiman bagi orang berdosa dan toleran terhadap dosa, kita perlu membudidayakan rasa keadilan yang kuat, mengenali dan melakukan kehendak Allah. Di tengah sebuah budaya ketidakpedulian yang tidak jarang berubah dengan tanpa belas kasihan, gaya hidup kita malah seharusnya saleh, dipenuhi dengan empati, belas kasih dan kerahiman, yang setiap hari diambil dari sumber doa.

Seperti para gembala Bethlehem, semoga kita juga, dengan mata penuh keheranan dan ketakjuban, menatap Kanak-kanak Yesus, Putra Allah. Dan di hadapan-Nya semoga hati kita menyambut dengan sorak-sorai dalam doa: "Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya TUHAN, dan berikanlah kepada kami keselamatan dari pada-Mu!" (Mazmur Daud 85:8)

🎄SECAPRAMANA.COM💐

Thursday, December 24, 2015

Malam Natal

<3 PERCIKAN HATI<3

(*)MalamNatal(*) 

:) Malam ini kita sudah memasuki perayaan malam Natal, saat kita semua menyambut kelahiran Yesus Kristus Sang Juru Selamat.  Dialah "Immanuel" yang berarti Allah beserta kita.

:) Ucapan selamat Natal untuk kita semua, menghadirkan sapaan kedamaian dan keselamatan yang dibawa Sang Putra yang telah lahir bagi kita.

:) Kelahiran Yesus menandakan  kasih Allah yang besar bagi manusia dan kehadiran Allah yang menyelamatkan. Maka pantaslah dengan sukacita kita menyambut perayaan  kelahiran Yesus ini, bukan semata krn suatu pesta atau perayaan, tetapi sebagai rahmat Allah yang begitu besar untuk kita.

:) Pantaslah kita memetik makna keselamatan ini untuk disemai dalam hati kita agar kita boleh menjadi wadah kelahiran Yesus yang menyelamatkan dan membawa kedamaian.

(y) Sahabat betapa indah kalau kehadiran kita di tengah keluarga, pekerjaan dan aktivitas apapun menjadi kehadiran yg bermutu, berbobot, bernilai, krn kehadiran diri kita yang membawa selamat dan damai, menghadirkan pertolongan, solusi dan kelegaan dan bukannya kehadiran yang memecah belah atau membawa kesulitan, pertengkaran, kesedihan dan kemarahan.

(y) Hadirlah spt Yesus hadir utk keselamatan dan kedamaian untuk kita semua. Selamat Natal untuk kita semua keluarga besar anggota BBM Rohani Percikan Hati.
Tuhan memberkati.

PERCIKAN HATI
Kamis, 24 Desember 2015

Zakharia, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat - Luk 1,67

Kamis, 24 Desember 2015
Hari Biasa Khusus Adven
Pagi: 2Sam. 7:1-5,8b-12,16;Mzm. 89:2-3,4-5,27,29; Luk. 1:67-79.

Zakharia, penuh dengan Roh Kudus, lalu bernubuat - Luk 1,67

Dalam diri Zakaria, kita menyaksikan ciri-ciri orang yang penuh dengan Roh Kudus. Pertama, memuji Allah. Kedua, ingat akan segala kebaikan dan karya Tuhan yang telah terjadi dan dialaminya di masa lalu. Ketiga, percaya bahwa sekarang dan seterusnya, Tuhan terus berkarya untuk kebaikan dan keselamatan umat-Nya. Keempat, menyadari bahwa dirinya dilibatkan oleh Tuhan untuk mewujudkan karya penyelamatan-Nya atau karya damai sejahtera bagi umat manusia. Marilah kita melihat diri kita masing-masing dan bertanya: Apakah keempat hal tersebut juga ada dalam diri kita? Saya yakin, pasti ada. Namun, mungkin masih perlu kita tingkatkan. Oleh karena itu, pada hari terakhir menjelang natal ini, kita mohon rahmat Roh Kudus agar kita dimampukan untuk memuji dan memuliakan Tuhan karena sadar bahwa Ia telah, sedang dan akan selalu mengerjakan karya penyelamatan demi damai sejahtera kita. Roh Kudus itu pula akan membantu kita untuk menjadikan Yesus dilahirkan terus menerus dalam kata dan tindakan baik kita yang mendatangkan berkat dan damai sejahtera bagi sesama.

Doa: Curahkankah Roh Kudus-Mu kepada kami ya Tuhan agar kami mengalami dan mampu membagikan damai sejahtera-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Wednesday, December 23, 2015

Tuesday, December 22, 2015

Aktivitas

Download Attachment
Available until Jan 22, 2016

-Hati Yang Indah-

Dikirim oleh Bu Monica Hsu lewat grup WA.

-Hati Yang Indah-
Sejumlah sahabat pengusaha mengeluh kalau peluang usaha ada banyak, tapi yang sangat langka adalah menemukan orang-orang yang bisa dipercaya untuk bisa memimpin perusahaan. Akibatnya, banyak peluang usaha yang dibiarkan lewat semata-mata karena kelangkaan orang yang bisa dipercaya.
Implisit dalam cerita ini, di zaman ini menemukan orang pintar mudah. Bahkan cenderung terlalu berlimpah. Yang teramat sulit adalah menemukan manusia yang berhati indah. Yang bisa diajak jujur melayani, indah dalam sikap, indah dalam perbuatan.
Mendengar cerita seperti ini, seorang remaja bertanya: "apa itu hati yang indah?". Coba lihat ke dalam saat mendengar teman sekolah Anda zaman dulu yang suka nyontek kemudian diangkat menjadi guru besar (profesor), kalau Anda bisa tersenyum tanpa rasa iri, itulah bibit-bibit hati yang indah.
Tengok ke dalam saat mendengar ternyata teman sekolah Anda zaman dulu yang jauh lebih bodoh dari Anda, tiba-tiba terdengar sukses dan kaya. Jika Anda tidak bercerita buruk tentang teman ini, merasakan rasa bahagia di dalam karena temannya bahagia, itulah hati yang indah.
Rasakan apa yang terjadi di dalam tatkala orang yang pernah menyakiti Anda ternyata menang dalam pilkada. Manakala Anda tidak berkomentar soal kekurangan-kekurangan orang ini, sebaliknya Anda ikut merasakan kebahagiaannya akan menjadi pemimpin daerah, itulah hati yang indah.
Pekerjaan rumahnya kemudian, bagaimana kita bisa mengembangkan hati yang indah? Suatu hari ada seorang anak kecil yang memperhatikan penjual balon terbang. Begitu melihat ada balon berwarna biru juga terbang, anak ini bertanya polos: "memangnya balon berwarna biru juga bisa terbang". Dengan lembut penjual balonnya bergumam: "bukan warna luar nak yang membuat balon bisa terbang, melainkan sesuatu yang ada di dalam".
Dengan kata lain, pekerjaan mengembangkan hati yang indah adalah pekerjaan di dalam.
Untuk itu, apa pun keseharian Anda - dari bekerja hingga berdoa - selalu sempatkan diri untuk menengok ke dalam. Jika orang biasa suka diseret habis oleh emosi negatif seperti marah, di jalan ini setiap kali ada gerakan pikiran dan perasaan di dalam, selalu dilihat, diperhatikan, dirasakan, kemudian dibiarkan berlalu sesuai dengan sifat alaminya.
Siapa saja yang tekun berlatih seperti ini, tidak mudah menyerah, pelan perlahan ada jarak antara seseorang dengan pikiran dan perasaannya. Sebagian orang pintar digenggam habis sama pikirannya, begitu pemikirannya ditolak orang maka terbakarlah ia di dalam. Sebagian orang pemarah digenggam habis oleh perasannya, begitu ia tersinggung maka terbakarlah ia di dalam.
Latihan bertahun-tahun untuk selalu melihat, merasakan serta melepaskan pikiran dan perasaan yang muncul di dalam, suatu hari bisa membuat seseorang memiliki pikiran yang seluas ruang.
Sebagaimana sifat alami air yang basah, sifat alami gula yang manis, pikiran yang seluas ruang secara alami bisa melahirkan hati yang indah. Tandanya sederhana, Anda bisa bahagia melihat orang lain bahagia.


Penulis: Gede Prama.

"Namanya adalah Yohanes?

Rabu, 23 Desember 2015
Hari Biasa Khusus Adven
Mal. 3:1-4; 4:5-6; Mzm. 25:4bc-5ab,8-9,10,14; Luk. 1:57-66.

"Namanya adalah Yohanes? Luk 1,57

Di beberapa tempat, seorang anak, selain diberi nama diri juga diberi nama keluarga. Hal ini terjadi pula dalam tradisi Yahudi. Oleh karena itu, para kerabat ingin menamai anak yang lahir dari pasangan Elizabet dan Zakaria dengan nama Zakaria, sesuai dengan nama bapanya (ay.59). Begitu kuatnya tradisi itu, mereka protes ketika Elisabet mengatakan Jangan, ia harus dinamai Yohanes (ay.60-61). Baru, setelah Zakaria sendiri menegaskannya, mereka bisa menerima, kendati terheran-heran (ay.62-64). Nama, memang bukan sekedar nama tetapi membawa pesan penuh makna. Yohanes dipilih Allah untuk membawa pembaruan: menyiapkan umat Allah yang baru, yang siap menyambut Kristus. Oleh karena itu, ia harus diberi nama baru, bukan sekedar meneruskan tradisi. Bahkan, demi pembaruan, kebiasaan lama yang tidak baik harus dipotong, diakhiri. Selain itu, nama Zakaria berarti Tuhan ingat dan nama Yohanes berarti Tuhan maharahim. Artinya, dengan nama Yohanes hendak dinyatakan bahwa Tuhan bukan sekedar ingat akan Zakaria lalu mengisi rahim Elisabet. Lebih dari itu, Tuhan adalah maharahim. Kerahiman-Nya tidak hanya bagi keluarga Zakaria dan Elisabet tetapi bagi seluruh bangsa manusia. Itulah makanya, dalam diri Yohanes, Tuhan yang maharahim mempersiapkan umat baru untuk diselamatkan-Nya.

Doa: Tuhan, masukkanlah kami dalam lautan kerahiman-Mu agar kami menerima anugerah Penyelamat dan penyelamatan-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Baptisan Maximilian dan Katarina

Foto Moment Baptisan dari om Boy.

PANGGILAN ISTIMEWA

PANGGILAN ISTIMEWA

Tetapi Maria menyimpan segala perkataan itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Lukas 2:19)

Kita hanya bisa menduga-duga apa yang berkecamuk di pikiran Maria pada malam kelahiran Yesus.
Ibu mana pun tentu bergumul jika harus meletakkan anaknya di dalam tempat makan hewan.
Sangat mungkin Maria berteriak dalam hati :
Tuhan.. belum cukupkah semua yang kualami ?
Setelah 9 bulan yg sulit..
menghadapi keluarga dan tetangga, calon suami yang nyaris meninggalkanku ;
setelah lima hari perjalanan dengan perut buncit..
setidaknya aku berharap Engkau akan menyediakan tempat yang nyaman untuk kami tinggali.

Tuhan menjawabnya dengan mengirimkan tamu tak diundang.. beberapa pria dengan aroma kambing domba..
melihatnya berusaha menyungging senyum di tengah sakit usai melahirkan..

Melahirkan Sang Juru Selamat tak berarti Maria bebas dari kesibukan yang melelahkan sebagai seorang ibu. Namun..dlm Injil Lukas, tampaknya Maria selalu ingat bahwa apa yg dilaluinya adalah sebuah panggilan. Cerita para gembala meneguhkannya.
Semua yang ia alami bukanlah sebuah kebetulan, apalagi kecelakaan.
Tuhan telah memilihnya untuk tugas melahirkan dan membesarkan Yesus di dunia.

Ya, menjadi seorang Ibu adalah sebuah panggilan. Merawat dan melahirkan karya Tuhan, membesarkannya untuk menggenapi rancangan Tuhan.
Betapa istimewa!
Di Hari Ibu ini, mari doakan para ibu yang kita kenal dan kasihi agar diberi hikmat dan kekuatan dalam menjalankan panggilan-Nya.
Beri peluk hangat dan semangat agar mereka selalu ingat bahwa tugas istimewa mereka itu adalah pemberian Tuhan.
Dan.. DIALAH yang akan memampukan mereka hari demi hari..

SETIAP IBU MENGEMBAN TUGAS ISTIMEWA.. "MELAHIRKAN KARYA TUHAN DAN MENOLONGNYA BERTUMBUH BAGI TUHAN.."

Selamat HARI IBU..
Selamat Beraktifitas..
Tuhan Yesus Memberkati..😘

“Jiwaku memuliakan Tuhan” – Luk 1,46

Selasa, 22 Desember 2015
Luk 1,46-56

"Jiwaku memuliakan Tuhan" – Luk 1,46

Kita kembali fokus pada Maria. Mendengar pujian dari Elisabet, Maria sadar bahwa yang menjadi sumber utama dari peristiwa besar mereka berdua adalah Allah sendiri. Dia hanyalah seorang hamba yang dipilih dan dipakai oleh Tuhan untuk mewujudkan karya-Nya itu. Maka, ia pun mengangkat pujian kepada Tuhan. Seluruh perikup Luk 1,46-56 berisi pujian. Kalimat pujian kita temukan pada ay.46-47. Lalu pada ay.48-55 Maria menyebut alasan dari pujiannya, ia mengingat segala kebaikan Allah dalam sejarah bangsanya sejak Abraham dan meyakini bahwa itu akan berlangsung sampai selama-lamanya. Ay. 56 pun berisi pujian Maria demi kemuliaan Tuhan: sebagai orang yang mengalami kebaikan Tuhan dan telah dipilih untuk mengambil bagian dalam mewujudkan karya keselamatan-Nya, Maria pun hadir sebagai penolong bagi Elisabet. Kita bisa membayangkan betapa repotnya Elisabet: pada usianya yang sudah lanjut, ia sedang hamil tua; suaminya yang juga sudah lanjut usia, bisu. Maka, kehadiran Maria selama 3 bulan, kemungkinan sampai saatnya Elisabet melahirkan, merupakan pertolongan yang luar biasa baginya.

Doa: Tuhan, seturut teladan Bunda Maria, semoga kami senantiasa memuji dan memuliakan nama-Mu, baik dalam kata maupun perbuatan nyata. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Sunday, December 20, 2015

Menghargai Waktu

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Kerja & Usaha

Menghargai Waktu

Ada satu ungkapan bijak yang menarik untuk kita renungkan bersama: Waktu lebih berharga daripada uang. Anda dapat memperoleh uang lebih banyak, tetapi Anda tidak dapat memperoleh waktu lebih banyak.

Kita mungkin bisa punya banyak kesempatan untuk melakukan berbagai hal, tapi yang pasti kita hanya punya satu momentum waktu untuk setiap peristiwa.

Untuk itu, nikmatilah setiap momen kehidupan yang harus kita lalui. Manfaatkanlah waktu yang diberikan Tuhan sebagai anugerah yang hendaknya kita syukuri dan kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat sebaik mungkin.

Jika di masa lalu kita kurang membuat prioritas, waktu kita banyak yang terbuang percuma, belajarlah dari pengalaman-pengalaman itu. Berusahalah untuk tidak melakukan lagi kesalahan yang sama. Aturlah waktu sedemikian rupa, sehingga semua tugas dan tanggung jawab kita dapat terlaksana.

Ketahuilah ketika kita punya kesadaran akan berharganya waktu, maka kita pasti akan bekerja dengan semangat yang baru untuk mencapai semua target yang ingin kita raih dan selesaikan.
Mari berusaha!

PERCIKAN HATI
Senin, 21 Desember 2015

Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Luk 1,43

Senin, 21 Desember 2015-12-19
Luk 1,39-45

Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Luk 1,43

Bacaan Injil hari ini sama persis dengan kemarin. Oleh karena itu, kalau kemarin fokus renungan kita pada Maria yang berbagi Roh Kudus dengan Elisabet, hari ini kita fokuskan pada Elisabet yang dengan penuh sukacita menyambut Maria serta Roh Kudus yang dicurahkan kepadanya. Begitu Maria menyampaikan salam kepadanya, ia pun penuh dengan Roh Kudus. Dan oleh karena Roh Kudus itu pula, Elisabet mengucapkan pujian dan doa: Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu! Begitulah, orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus: hatinya penuh dengan sukacita dan mulutnya mengeluarkan kata-kata pujian serta doa. Hal yang sama terjadi pula pada kita. Kalau kita dipenuhi dengan Roh Kudus, kita akan hidup dalam sukacita, juga pada saat sedang mengalami pengalaman yang pahit; kita juga akan dengan mudah mengucapkan kata-kata pujian, baik terhadap Tuhan maupun sesama; kita juga dimampukan untuk semakin menghayati doa-doa kita karena sesungguhnya kita tidak tahu bagaimana harus berdoa tanpa bimbingan Roh Kudus.

Doa: Tuhan, anugerahkanlah Roh Kudus kepada kami agar kami dapat merayakan Natal dengan sukacita yang sejati. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

'Inilah ibumu'

Renungan

Yesus berkata:
'Inilah ibumu'

Saya bukan Katolik dari lahir,
saya menjadi Katolik krn perkawinan dgn suami saya.
Jadi sangat susah kalau saya diminta berdoa Rosario ataupun Salam Maria.
Karena saya tidak mengimaninya, buat saya figur Maria, adalah figur Maria, ibu Tuhan Yesus.
Dia bukan apa2, tidak ada artinya dlm kehidupan saya.

Saya menikah di usia  sangat muda, sering terjadi konflik diantara suami/istri.
Tapi Puji Tuhan saya memiliki anak pertama, seorg perempuan yg  sangat lembut hatinya.
Dia bagaikan malaikat pelindung saya.
Dia sll menjadi penengah diantara kami.
Hubungan saya dan anak sangat erat, bahkan kami bersahabat.
Dia adalah anak saya juga sahabat saya.
Di buku harian dia menulis bhw:
"Ibuku adalah idolaku".

Saya berikan perhatian & kasih sayang kepadanya secara istimewa tapi dia tidak manja.

Krn saya seorg wanita karir, maka waktu masuk SMA saya masukkan dia ke Asrama Putri Gembala Baik di Bogor,
maksud saya spy dia aman dari pergaulan yg jahat di Jakarta.

Tgl 12 Jan 1995 siang, saya di telepon anak saya dari Asrama di Bogor bhw dia sakit.
Segera saya jemput dia dan masukkan ke RS.
Karena tidak ada kmr VIP saya masukkan di bangsal, esok pagi saya berjanji akan pindahkan ke kmr VIP jadi saya bisa menunggunya.
Dia tersenyum dan berkata: "Nggak apa2, mama pulang aja, kan mama capek kerja, nggak usah ditunggu".

Saat itu kondisinya bagus, dokter berkata tidak ada yg perlu dikhawatirkan.
Ternyata pd pk 22:00 saya mendpt telepon dari RS bhw anak saya koma dan ........
ANAK SAYA MENINGGAL DUNIA
pd subuh pk 4
dlm usia 16 thn 5 bln .
HATI SAYA HANCUR !!!!
SAYA KEHILANGAN KEHIDUPAN SAYA !!!!!!!!!

Saya membenci semua orang termasuk Tuhan!
Saya tidak bisa menerima keadaan ini dan .....
SAYA MENJADI GILA .

Secara phisik saya tidak terlihat gila,
tapi kalau kumat, saya mengamuk, mencoba bunuh diri, memaki2 dan menangis ....
Keadaan itu saya alami selama 2 thn.

Saya kehilangan pekerjaan,
anak kedua tidak mau lagi  tinggal dgn saya krn malu, untung suami saya tabah.

Mula2 dgn sabar dia ajak saya ke gereja,
walau kalau mendengar lagu2 gereja dan ingat anak, saya mengamuk dan menangis ber-teriak2.
Lama kelamaan suami saya juga menjadi malu.

Dia jual rumah & mobil,  kemudian mengajak saya pindah rumah.
Setelah pindah rumah keadaan bukan semakin  baik, saya tetap saja GILA.

Saat Paskah thn 1997, suami tergerak mengajak saya ke gereja mengikuti Misa Jumat Agung.
Suami sdh pasrah dan siap menerima keadaan jika tiba2 saya kumat lagi.
Tetapi ..........
sewaktu prosesi Jalan Salib dan Yesus jatuh ke tiga kalinya,
badan saya terasa hangat dan merasa Tuhan Yesus berkata:
"Inilah lbumu"...........

Waktu itu secara rohani saya disadarkan bhw Bunda Maria pun sudah terlebih dulu mengalami hal yg sama dgn yg saya alami,
yaitu kehilangan Anak yg dikasihinya.......
Tetapi Bunda Maria menerimanya dgn tabah krn itu kehendak Bapa.

Saya jatuh terduduk dan menangis,
suami saya sdh ber-siap2 mengangkat saya keluar gereja,
takut saya mengamuk lagi.
Tapi saya berkata:
"Tidak ..... biarkan saya sendirian".
Saya terus menangis sampai jalan salib selesai, bahkan sampai pulang kerumah....
Tetapi saya sudah tidak mengamuk lagi.

Saat itu juga,
depresi saya hilang dan saya sadar dari kegilaan saya.
Saya memperoleh kehidupan saya kembali.
Saya kuat menerima kenyataan.
Saya mau berkata spt  Bunda Maria:
"Terjadilah menurut kehendak-Mu".

Sejak saat itu,
Devosi saya kpd Bunda Maria sangat kuat.
Saya berdoa Rosario
setiap pagi dgn rajin.
Saya mengasihi dia.
Bunda Maria adalah figur yg bisa mengembalikan kehidupan saya ...

Kini saya adalah seorg ibu yg berbahagia,
krn Tuhan mengaruniai saya 2 anak,
Puji Tuhan.

Saya berbahagia karena saya memiliki seorg Bunda yg sll mendoakan saya.
Dan saya sll dekat dgn Sang Terang Yesus Kristus, Putra-nya.....

Sungguh saya mau berkata:
"Bunda Maria,
aku mengasihimu ."

Have blessed day 😇 🙏q

Saturday, December 19, 2015

Pembawa Damai

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Rohani

Pembawa Damai

Perjalanan dari Nazaret ke kota Karem di Yudea bukanlah perjalanan yang mudah untuk dilalui. Apalagi bunda Maria tengah hamil muda. Namun itu tidak menyurutkan semangat dari bunda Maria untuk bertemu dengan Elisabet, saudarinya yang juga tengah mengandung.

Tentu saja kunjungan ini amat menggembirakan bagi Elisabet. Bahkan ketika Maria memberi salam, anak di dalam rahim Elisabeth melonjak kegirangan. Elisabeth pun dipenuhi Roh Kudus dan mengakui Maria sebagai ibu Tuhan.

Sahabat, dalam masa penantian ini, kita pun diharapkan dapat melakukan "perjalanan" seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria.  Kita perlu berjuang untuk menaklukkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa saja sudah tinggi seperti gunung namun tidak kita sadari. Kita mesti berusaha untuk perlahan-lahan mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk itu.

Jika kita mampu melakukannya itu berarti sedikit demi sedikit kita akan membawa kabar yang menggembirakan bagi sesama yang berada di sekitar kita. Dan kita akan semakin merasakan bahwa kita sedang berjalan membawa Yesus yang kehadiran-Nya senantiasa membawa damai serta sukacita bagi sesama. Semoga!

PERCIKAN HATI
Minggu, 20 Desember 2015

MINGGU ADVEN IV

Minggu, 20 Desember 2015
MINGGU ADVEN IV
Mi. 5:1-4a; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Ibr. 10:5-10; Luk. 1:39-45.

"Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus" - Luk 1,41

Maria mengandung Yesus dari Roh Kudus. Oleh karena itu, semenjak Yesus di dalam rahimnya, ia penuh dengan Roh Kudus. Sementara itu, Elisabet mengandung Yohanes dari Zakaria, suaminya. Namun, malaikat telah mengatakan bahwa Yohanes akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya (Luk 1,15). Itulah makanya, Maria pergi ke rumah Elizabet sehingga Roh Kudus yang telah diterimanya dibagikan juga kepada Elisabet. Dengan demikian, tergenapilah apa yang dikatakan oleh malaikat bahwa Yohanes akan penuh dengan Roh Kudus sejak dalam kandungan ibunya (Luk 1,15). Kalau kita membaca Luk 1,26-38, kita tidak menemukan bahwa Maria diutus untuk pergi ke rumah Elizabet. Malaikat hanya mengatakan bahwa Elizabet, saudarinya, juga sedang mengandung 6 bulan. Oleh karena itu, bolehlah kita meyakini bahwa Roh Kudus sendirilah yang kemudian menggerakkan Maria untuk pergi ke rumah Elisabet. Sekarang, Bunda Maria tentu juga berkenan mengunjungi kita. Ia yang penuh dengan Roh Kudus, ingin membagikan Roh Kudus kepada kita. Oleh karena itu, selain membuka hati untuk menyambut kehadiran Tuhan, kita buka pula hati kita untuk Bunda Maria agar kita pun juga penuh dengan Roh Kudus.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu untuk selalu membuka hati pada Bunda-Mu yang berkenan berbagi rahmat dan Roh Kudus. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Harga Lebih untuk Kebaikan

PERCIKAN HATI
Rubrik Cerita Bermakna

Harga Lebih untuk Kebaikan
Sepasang suami-istri menyewa sebuah rumah. Sejak awal tidak ada pohon di halaman rumah itu, untuk itu sang istri menyarankan agar menanam beberapa pohon.

Tapi rupanya ide ini tidak disetujui sang suami. Padahal mudah saja baginya untuk membeli beberapa bibit tanaman atau untuk berjalan ke hutan sekitar, menggali pohon-pohon kecil, kemudian menanam pohon-pohon itu di halaman rumah. Ia berkata, tugas mereka hanya membayar uang sewa rumah itu.

Tahun demi tahun telah berlalu tapi sang suami tak pernah menanam satu pohon pun. Selama 25 tahun, ia hanya membayar uang sewa rumah. Suatu ketika, ia mampu membeli rumah itu. Sekarang rumah itu telah menjadi miliknya, tetapi tidak ada sebatang pohon pun di halaman rumahnya.

Padahal jika sang suami mau menunjukkan kemurahan hati dan kebaikan dengan berbuat lebih banyak dari apa yang menjadi tugasnya, maka ia pasti akan memiliki pohon-pohon di halaman rumah yang dapat memberikan kesejukan baginya.  

Sahabat, terkadang kita harus membayar dengan harga yang lebih untuk sebuah kebaikan. Itulah pengorbanan. Tapi ketahuilah tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Pengorbanan demi kebaikan yang kita lakukan dengan penuh ketulusan pasti bisa menjadi berkat bagi orang lain tapi juga untuk diri kita sendiri.

PERCIKAN HATI
Sabtu, 19 Desember 2015

Friday, December 18, 2015

"Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." - Luk 1,6

Sabtu, 19 Desember 2015
Hari Biasa Khusus Adven
Hak. 13:2-7,24-25a; Mzm. 71:3-4a,5-6ab,16-17; Luk. 1:5-25.

"Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." - Luk 1,6

Secara khusus, kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes Pembaptis. Namun, kehadiran Yohanes sendiri juga disiapkan secara istimewa oleh keluarga Zakaria dan Elisabet. Pasangan suami-istri yang sudah lanjut usia tetapi tidak dikaruniai anak dan dengan demikian dipandang sebagai keluarga yang terkena aib (ay.25). Meskipun demikian, mereka tetap hidup secara "benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat." Ini luar biasa. Pada dasarnya, mereka adalah keluarga yang baik. Ketika permohonan dan harapan mereka sepertinya tidak didengarkan oleh Tuhan dalam waktu yang sangat lama bahkan tampaknya tidak mungkin lagi dikabulkan mengingat kodisi mereka, mereka tidak berbalik dari Tuhan. Mereka tetap hidup secara benar dan sesuai dengan perintah serta ketetapan Tuhan secara sempurna. Dan sesungguhnya, doa mereka didengarkan dan dikabulkan (ay.13). Keteladanan mereka ini kiranya baik untuk kita upayakan dalam keluarga kita masing-masing. Kita bangun keluarga kita sesuai dengan cara hidup yang benar dan dalam kesetiaan pada perintah dan ketetapan Tuhan. Meskipun kadang berbagai persoalan harus kita hadapi dan suatu saat datang aib dalam keluarga kita atau doa-doa kita seolah-olah tidak didengarkan oleh Tuhan, kita tetap beriman dan berharap kepada Tuhan, serta mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan kita.

Doa: Tuhan, berkatilah keluarga kami agar sungguh-sungguh menjadi keluarga yang baik, yakni yang hidup sesuai dengan perintah dan kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Adven ketiga Syukur atas pelayanan

Aktivitas pada pertemuan ketiga memberikan kami pemahaman bahwa Iman. Kasih.Harapan harus terus mengalir kepada sesama kami baik keluarga, lingkungan, dan kecil, lemah, miskin,dan berkebutuhan khusus. 

Dalam pelayanan memang akan timbul hambatan baik dari kita maupun dari yang menerima, seperti dalam aktivitas yang dilakukan gulungan kertas yang terlalu kecil atau posisi yang kurang tinggi. Apabila sudah di perbesar gulungannya dan posisi sudah ditinggikan maka bola (pelayanan) akan mengalir ke yang menerima , terapi yang menerima pelayanan juga  kadang belum siap seperti dilukiskan pada permaianan yang bolanya tidak bisa masuk karena belum siap atau gulungan kertas yang kecil.

Makna dari aktivitas ini adalah bahwa Tuhan telah lebih dulu melayani maka kita pun juga melayani.

Ada perasaan yang macam macam saat melayani seperti sukacita senang, happy, kecewa, cape, kesel, dll. Perasaan yang negatif harusnya lama kelamaan menjadi positif bila kita melayani seperti Yesus yang telah memberi contoh saat membasuh kaki murid muridnya.

Selamat Melayani dan bersyukur karena bisa melayani.

"Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya." - Mat 1:24

Jumat, 18 Des2015
Hari Biasa Pekan Adven
Mat. 1:18-24.

Melalui permenungan Injil hari ini, marilah kita secara khusus mempersiapkan diri menyambut kelahiran Yesus dengan belajar dari Yusuf yang dipilih oleh Allah untuk menjadi suami Bunda Maria dan dengan demikian juga menjadi bapa dari Yesus. Ada beberapa hal yang baik untuk kita teladani. Pertama, dia adalah orang yang tulus hati (ay.19). Kedua, Yusuf adalah orang yang berusaha menjaga nama baik orang lain, ia tidak mau mencemarkan Maria di muka umum (ay.19). Ketiga, sebelum bertindak, ia mempertimbangkan segala sesuatunya dengan baik, tidak grusa-grusu: ia mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tidak langsung dan begitu saja menceraikan Maria (ay.20). Keempat, dengan adanya waktu untuk mempertimbangkan itu, berarti ia memberi kesempatan kepada Tuhan untuk berbicara (ay.20-23). Kelima, meskipun mempunyai pertimbangan sendiri dan sudah mantap pada keputusannya, namun ia lebih taat pada kehendak Tuhan: ia membatalkan niatnya untuk menceraikan Maria tetapi mengikuti kehendak Tuhan untuk memperistrinya (ay.24). Marilah, supaya kita semakin pantas merayakan Natal dan lebih-lebih menyambut Kristus dalam hati kita, dengan teladan dan doa St. Yusuf, kita berusaha sungguh-sungguh: 1) untuk menjadi orang yang tulus, 2) untuk menjauhkan diri dari kecenderungan mencemarkan atau menjelek-jelekan orang lain tetapi sebaliknya justru menjaga nama baik mereka, 3) untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan penuh pertimbangan, tidak grusa-grusu atau asal omong, 4) selalu memberi kesempatan kepada Tuhan dan Roh Kudus-Nya untuk berperan pada saat kita mempertimbangkan sesuatu dan mengambil keputusan, 5) di atas segala-galanya, kita taat pada kehendak Tuhan.

Doa: St. Yusuf, dampingilah dan doakanlah kami untuk meneladan keutamaan-keutamaanmu agar kami semakin pantas menyambut Kristus. Amin. -agawpr-
(Pstr Agus Widodo,Pr - Roma)

Thursday, December 17, 2015

Belajar Taat

PERCIKAN HATI
Rubrik Renungan

Belajar Taat

"Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya." (Mat. 1:24)

Yusuf, suami bunda Maria dan bapa piara dari Yesus adalah pribadi yang istimewa. Sungguh tidak salah apabila bunda Maria bertunangan bahkan pula menjadi istrinya.

Bagaimana tidak? Santo Yusuf berkenan memikul tanggung jawab yang berat yaitu mengambil Maria sebagai isteri yang telah mengandung sebelum mereka hidup bersama.

Belum lagi ditambah dengan kabar dari malaikat yang menyatakan bahwa Anak yang dikandung Maria akan menjadi penyelamat umat manusia dari dosa.

Sebagai seorang ayah, tentu tanggung jawab ini tidak ringan. Tapi santo Yusuf tidak menolak tugas ini. Sesudah mendapat kabar dari malaikat lewat mimpi, ia melaksanakan semua yang diperintahkan oleh malaikat Tuhan. Yusuf sungguh taat pada kehendak Allah.

Sahabat, terkadang bila berhadapan dengan tugas dan tanggung jawab yang berat, kita mudah menolaknya. Padahal jika apa yang dipercayakan kepada kita itu memang sesuai dengan kompetensi, pengetahuan dan kemampuan kita, maka sudah selayaknya bila kita menerima tugas itu.

Rasa takut dan cemas ketika berhadapan dengan tugas yang berat akan berkurang jika kita senantiasa memohon penyertaan Tuhan dalam doa. Pandanglah setiap tugas dan tanggung jawab sebagai panggilan yang diberikan Tuhan agar nama-Nya semakin dimuliakan lewat pekerjaan ataupun pelayanan yang dipercayakan kepada kita.

Jika demikian, kita pasti akan selalu dimampukan untuk melaksanakan setiap tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita.

PERCIKAN HATI
«Jumat, 18 Desember 2015»

Wednesday, December 16, 2015

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham - Mat 1,1

Kamis, 17 Desember 2015
Hari Biasa Khusus Adven
Kej. 49:2,8-10; Mzm. 72:1-2,3-4ab,7-8,17; Mat. 1:1-17.

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham - Mat 1,1

Meskipun setiap orang adalah pribadi yang unik atau khas, namun masing-masing tidak bisa dilepaskan begitu saja dari leluhurnya. Itulah mengapa, Mateus menampilkan dengan begitu runtut silsilah Yesus. Sebenarnya amat menarik kalau kita mau meluangkan waktu untuk mengenal satu per satu dari setiap nama yang disebut Mateus sebagai leluhur Yesus. Silakan mencoba! Saya sendiri selalu tertarik untuk merenungkan bahwa tidak semua pribadi yang disebut adalah orang yang baik dan tanpa cacat cela. Misalnya yang disebut pada ayat 3: "Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar", padahal Yehuda dan Tamar adalah mertua dan menantu (Kej 38,1-26). Lalu ayat 5: "Boas memperanakkan Obed dari Rut", padahal Rut adalah orang Moab, yang berarti orang asing (Rut 1,1-22) dan sebenarnya dilarang masuk atau bergabung dengan orang Israel (Ul 23,3-6). Satu lagi, ayat 6: "Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria (=Batsyeba)", di mana kita semua tahu betapa jahatnya Daud ketika merebut Batsyeba dari Uria (2Sam 11,1-27). Dengan menyebut beberapa hal ini, kita mengenal seperti apa leluhur atau "masa lalu" Yesus. Namun, justru dari sinilah tampak betapa luar biasanya kasih dan kerahiman Allah. Dosa dan cacat cela manusia tidak sedikitpun mengurangi kasih-Nya kepada manusia dan tidak membatalkan rencana penyelamatan-Nya. Demikian pula kita masing-masing: kita tentunya juga mempunyai dosa dan cacat cela, bahkan mungkin dengan masa lalu yang tidak baik, namun Tuhan tetap mengasihi kita dan memberi kesempatan untuk bertobat.

Doa: Tuhan, kami bersyukur karena kasih dan kerahiman-Mu yang tidak berkurang sedikitpun oleh karena dosa-dosa kami. Bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu bertobat dan memperbaiki diri terus-menerus. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tuesday, December 15, 2015

Mukjizat bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias

Rabu, 16 Desember 2015
Pekan III Adven
Yes. 45:6b-8,18,21b-25; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; Luk. 7:19-23,

Cirilus dari Alexandria (376-444): Mukjizat bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias

«Pada saat yang bersamaan, Yesus menyembuhkan banyak orang sakit dan menderita, mengusir roh jahat dan mencelikkan mata orang buta. Dia menjadikan mereka saksi kebesaran-Nya dan membuat mereka sangat kagum atas kuasa dan kekuatan-Nya. Maka mereka memberanikan diri bertanya menggunakan nama Yohanes untuk mengetahui apakah Dia adalah "yang akan datang". Lihatlah, ... Dia tidak begitu saja menjawab, "Aku lah Dia". Jika Dia berkata demikian, memang betul kenyataannya. Tetapi, Dia mengantarkan mereka pada bukti-bukti karya-Nya yang mereka lihat. Dengan demikian, setelah memiliki iman dengan landasan yang kuat dan dilengkapi dengan pengetahuan tentang apa yang dilakukan-Nya, mereka akan kembali pada yang mengutus mereka. "Pergilah", katanya, "katakanlah pada Yohanes hal-hal yang telah kalian lihat dan dengar. Kalian telah mendengar bahwa Aku telah membangkitkan orang mati dengan kata-kata yang penuh kuasa dan dengan sentuhan tangan. Sementara itu, kalian juga melihat bahwa hal-hal yang dahulu dikatakan oleh para nabi telah dipenuhi: yang buta melihat, yang lumpuh berjalan, yang kusta disembuhkan, yang tuli mendengar, yang mati dibangkitkan dan kepada yang miskin diberi warta sukacita. Para nabi yang terberkati telah menubuatkan hal-hal tersebut sebelumnya, dan pada waktunya akan digenapi oleh tangan-Ku. Aku menggenapi hal-hal yang sudah dinubuatkan jauh sebelumnya, dan kalian sendirilah saksi penggenapan itu. Kembalilah dan ceritakanlah hal-hal yang sudah kalian lihat dengan matamu sendiri itu. Semuanya telah digenapi dengan segala kuasa dan kemampuan-Ku, yakni semua yang dahulu telah dinubuatkan oleh para nabi."
(Commente al vangelo di Luca, Omelia 37)

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Monday, December 14, 2015

"Kemudian ia menyesal lalu pergi juga" - Mat 21,30

Selasa, 15 Desember 2015
Pekan III Adven
Zef. 3:1-2,9-13; Mzm. 34:2-3,6-7,17-18,19,23; Mat. 21:28-32

"Kemudian ia menyesal lalu pergi juga" - Mat 21,30.

Anak pertama, ketika disuruh, mengatakan "Ya" tetapi tidak melaksanakan. Sementara anak kedua, spontan mengatakan "Tidak mau" tetapi akhirnya sadar, menyesal dan melaksanakan perintah ayahnya. Mengapa tidak ada anak ketiga yang mengatakan "Ya" dan segera melaksanakan? Mungkin karena sangat sulit untuk menemukan jenis anak yang demikian. Di antara kita saja, mungkin juga tidak ada yang berani mengindentifikasi diri sebagai orang yang selalu mengatakan "Ya" untuk setiap pekerjaan baik dan segera melaksanakan. Kebanyakan dari kita, memang tipe anak kedua. Syukur pada Allah, kita sudah termasuk sebagai orang yang melaksanakan kehendak Bapa. Yang penting di sini adalah adanya proses menyesal dan bertobat setelah menyadari bahwa jawaban awal yang diberikan itu tidak sesuai dengan kehendak Sang Bapa. Persis, inilah yang ditawarkan Gereja melalui Tahun Kerahiman sebagaimana dinyatakan Paus Fransiskus: «Gereja (yakni kita semua) bukanlah kumpulan orang yang sempurna, tetapi persekutuan orang berdosa yang diampuni, yaitu orang-orang yang telah terpesona oleh dosa yang menyesatkan tetapi juga mengalami kegembiraan dan pembebasan dari pengampunan. Gereja dipanggil untuk menginkarnasikan kerahiman Allah dengan menjadi "tempat kerahiman yang cuma-cuma, di mana semua orang merasa diterima, diampuni dan disemangati untuk hidup baik sesuai dengan Injil"».

Doa: Tuhan, tumbuhkanlah dalam diri kami kesadaran akan kerapuhan dan dosa, sekaligus akan kerahiman dan pengampunan-Mu sehingga kami mampu untuk menyesali dosa-dosa kami dan bertobat terus-menerus. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Injil Hari ini Matius 21:28-32

21:28. "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30. Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31. Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Demikianlah Injil Tuhan

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Injil hari ini mau mengingatkan aku dan anda masing masing dari kita punya jawaban apa yang akan kita berikan dan kerjakan untuk kebun anggur Tuhan.

Sunday, December 13, 2015

KENALI TULANG RUSUKMU...

KENALI TULANG RUSUKMU...

SEORANG BIJAK DALAM BLOGNYA BERKATA,,
"WANITA SELALU MENGEMBALIKAN YANG LEBIH UNTUK PRIA."
JIKA KAMU MEMBERINYA RUMAH, MAKA IA AKAN MEMBERIMU KEHANGATAN DALAM RUMAHMU.
JIKA KAMU MEMBERINYA BERAS, IA AKAN MENGEMBALIKAN  NASI UNTUKMU.
JIKA KAMU MEMBERINYA CINTA, IA AKAN MEMBERIMU PENGABDIAN SEUMUR HIDUPNYA.

TAPI JIKA KAU MEMBERINYA HINAAN, IA AKAN MEMBERIMU DOA DALAM AIRMATA KEPEDIHANNYA, DAN ITU BERARTI SIAPKAN DIRIMU UTK BERJUTA KEMALANGAN!"

JIKA KEMARIN KAMU BERDOA DAN YAKIN BAHWA DIALAH TULANG RUSUKMU, MAKA TERIMALAH DIA BUKAN SEBAGAI WANITA YANG SEMPURNA, MELAINKAN SEBAGAI WANITA YANG TERBAIK DARI TUHAN
BUKANLAH DIA YANG TIDAK PERNAH BERBUAT SALAH, TAPI DIA YANG SELALU BERKATA MAAF UNTUK SETIAP KESALAHANNYA DAN IA YANG PUNYA SEJUTA MAAF UNTUK KESALAHANMU.

IA YANG MENERIMA MASA LALU MU DAN YANG SIAP MERANCANGKAN MASA DEPANNYA BERSAMAMU.
IA YANG SELALU CEMAS DAN HILANG AKAL KETIKA KAMU TAK MEMBERINYA KABAR.

JIKA DULU SIFAT MANJANYA MEMBUATMU TERTAWA LUCU,  CEMBURUNYA BERARTI SAYANG ,  AIRMATANYA BISA MENYAYAT HATIMU, TAPI SEKARANG SEMUANYA ITU JADI ALASAN KAMU MELEPASKANNYA, MAKA RENUNGKANLAH KEMBALI PERBUATANMU!

"MENGAPA WANITA TERCIPTA DARI TULANG RUSUK PRIA,, BUKAN DARI TULANG KEPALA, KARENA WANITA BUKAN UNTUK MEMIMPIN PRIA,, BUKAN DARI TULANG KAKI, KARENA WANITA BUKAN ALAS KAKI PRIA,, WANITA TERCIPTA DR TULANG RUSUK PRIA KARENA DEKAT DGN HATI, AGAR WANITA MENJADI PENDAMPING, PENJAGA HATI.

KARENA WANITA AKAN TERLELAP DALAM DEKAPAN PRIA. KARENA WANITA TAHU DARI SANA DIA BERASAL. SEMOGA BERMANFAAT BUAT KITA SEMUA BAIK BAGI SEORANG PRIA MAUPUN WANITA.

. jantung rumah adalah seorang istri. Jika hati istri mu tidak bahagia maka seisi rumah akan tampak seperti neraka (tidak ada canda tawa, manja, perhatian). Maka sayangi istrimu agar dia bahagia & kau akan merasa seperti di surga.

. besar atau kecil gajimu, seorang istri tetap ingin diperhatikan. Dengan begitu maka istrimu akan selalu menyambutmu pulang dengan kasih sayang.

. 2 org yg tinggal 1 atap (menikah) tidak perlu gengsi, bertingkah, siapa menang siapa kalah. Karena keduanya bukan untuk bertanding melainkan teman hidup selamanya.

. diluar banyak wanita idaman melebihi istrimu. Namun mereka mencintaimu atas dasar apa yg kamu punya sekarang, bukan apa adanya dirimu. Saat kamu menemukan masa sulit, maka wanita tersebut akan meninggalkanmu dan punya pria idaman lain dibelakangmu.

. banyak istri yang baik. Tapi diluar sana banyak pria yang ingin mempunyai istri yg baik dan mereka tdk mendapatkannya. Mereka akan menawarkan perlindungan terhadap istrimu. Maka jangan biarkan istrimu meninggalkan rumah karena kesedihan, Sebab ia akan sulit sekali untuk kembali..
Sr. Theresia

(copas dari grup WA Priskat Laurensius)
Semoga bermanfaat bagi yang telah membacanya.
God Bless you.

Disiplin untuk Berhasil

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Kerja & Usaha

Disiplin untuk Berhasil

Salah satu hal yang membuat kita sulit untuk hidup teratur atau berdisiplin adalah kecenderungan kita untuk bermalas-malasan atau ingin hidup seenaknya mengikuti keinginan diri sendiri.

Padahal, kebiasaan adalah penentu masa depan. Jika kita bermalas-malasan, tentu apa yang menjadi tujuan dan cita-cita kita akan lama terwujud atau bahkan tidak terwujud sama sekali.

Kedua, disiplin menjadi sulit karena kita melihat pekerjaan atau tanggung jawab kita sebagai suatu beban yang harus dilaksanakan. Oleh sebab itu, kita menjalaninya dengan ogah-ogahan dan tidak semangat.

Untuk itu, kita perlu menyenangi apapun yang sedang kita kerjakan. Jika kita bekerja atau melakukan sesuatu dengan perasaan senang, maka kita akan lebih mudah menerapkan disiplin diri.

Selain itu, jika rutinitas pekerjaan yang membuat kita kurang bersemangat, maka carilah kegiatan selingan yang bisa membuat tenaga dan pikiran kita 'fresh' kembali.

Lalu, Ingatlah selalu tujuan atau target yang ingin kita capai. Jika tujuan dan target jelas, maka kita akan lebih bersemangat untuk mencapainya. Otomatis, kebiasaan atau kecenderungan untuk bermalas-malasan lama kelamaan akan berkurang atau bahkan hilang dan digantikan dengan semangat yang baru untuk berdisiplin demi mencapai tujuan yang didambakan. 

PERCIKAN HATI
Senin, 14 Desember 2015

Dikirim dari Windows Phone saya

"Di manakah engkau?"

Senin, 14 Desember 2015
Peringatan Wajib St. Yohanes dr Salib
Bil. 24:2-7,15-17a; Mzm. 25:4bc-5ab,6-7bc,8-9; Mat. 21:23-27

"Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu" - Mat 21,24

Tuhan bertanya kepada kita. Apakah kita mampu dan mau mendengarkan dan juga memberi jawab kepada-Nya? Ia bertanya: "Di manakah engkau?", seperti Ia bertanya kepada Adam dan Hawa (Kej 3,9). Tentu, bukan karena Tuhan tidak tahu. Ia maha tahu. Namun untuk menanyai kita apakah kita selalu siap di hadapan-Nya atau lebih sering menyembunyikan diri atau melarikan diri dari hadapan-Nya. Maka, untuk pertanyaan "Di manakah engkau?", mungkin kita jarang mendengarnya di dalam lubuk hati kita. Dengan demikian, kita juga jarang memberi jawaban. Mungkin kalau kita menghadap-Nya pun, bukan karena sadar bahwa Tuhan mencari kita, tapi karena kita butuh Dia atau sebatas karena runitas dan kewajiban saja. Lain dengan pertanyaan Yesus yang ini: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" (Luk 18,41). Mungkin, tanpa di tanya pun kita sudah mengajukan banyak jawaban, alias mengajukan banyak permintaan pada-Nya. Oleh karena itu, baiklah kita, kalau berdoa bukan sekedar berkata-kata, entah terucap atau dalam hati, tapi juga perlu berlatih doa diam (hening) untuk mendengarkan Tuhan. Mungkin Dia bertanya kepada kita. Mungkin menyampaikan sesuatu. Kalau kita tidak mendengarkan apa-apa, ya paling tidak membiarkan diri diamati oleh-Nya.

Doa: Tuhan, bersabdalah dan bertanyalah, maka hamba-Mu mendengar dan siap sedia memberi jawab. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Saturday, December 12, 2015

Adven kedua

Syukur atas Persaudaraan

Pertemua kedua di diikuti oleh 11 orang.
Saat aktivitas masing-masing tim 5 orang untuk berbaris mengikuti tanggal lahir, tanggal lahir yang paling kecil di depan. Suasana agak ramai untuk mengetahui tanggal lahir siapa yang paling kecil untuk didepan.

Untuk persaudaraan kita harus lebih dulu mengenal satu sama lain.

Pertemuan adven ketiga dengan tema Syukur atas Pelayanan.

Salam

Apa yang harus kami perbuat?

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Rohani

Apa yang harus kami perbuat?

Menunggu bagi sebagian orang merupakan aktivitas yang membosankan. Apalagi jika menunggu hal yang tidak pasti. Lain halnya bila kita menunggu hal yang sudah jelas, yang sudah pasti akan menjadi kenyataan. Jika demikian, walaupun kita merasa cemas karena menunggu, pasti ada kegembiraan dan sukacita karena harapan kita tidak akan sia-sia.

Hal itu pula yang dirasakan oleh orang banyak yang mendengar pengajaran Yohanes Pembaptis. Mereka begitu antusias menyambut kedatangan Sang Juruselamat sehingga mereka bertanya, "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?"

Setelah orang memutuskan untuk bertobat dan memperbaiki diri, niat dan keinginan itu mesti diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan baik.

Perbuatan baik itu bukanlah hal yang muluk-muluk tapi amat berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari.

"Jika engkau mempunyai dua helai baju" berarti kita harus belajar berbagi rezeki kepada sesama yang membutuhkan termasuk orang yang dekat dengan kita. "Jangan menagih dari yang ditentukan" berarti berusahalah mengikuti aturan yang ada dalam masyarakat dengan baik. "Cukupkanlah dirimu dengan gajimu" berarti  belajarlah puas dan bersyukur dengan apa yang menjadi milik kita.

Mari kita praktekkan nasihat Yohanes Pembaptis ini agar hati kita benar-benar siap untuk menyambut kedatangan Yesus, Sang Juruselamat.

PERCIKAN HATI
Minggu, 13 Desember 2015

"Apakah yang harus kami perbuat?"

Minggu, 13  Desember 2015
HARI MINGGU ADVEN III
Zef. 3:14-18a; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Flp. 4:4-7; Luk. 3:10-18

"Guru, apakah yang harus kami perbuat?" - Luk 3,12

Kita memasuki Minggu Adven III. Minggu gaudete. Minggu sukacita karena Kristus semakin dekat dan dengan demikian, kita diharapkan sudah semakin siap menyambut-Nya. Tentu, semua sudah mengaku dosa, bukan? Berarti palungan hati kita yang semula kotor oleh dosa sudah dibersihkan. Kini, setelah bersih, kita diajak untuk menghiasinya dengan berbagai macam perbuatan baik seperti yang dijelaskan atau dicontohkan oleh Yohanes dalam bacaan Injil. Kita bertanya: "Apakah yang harus kami perbuat?" Jawabnya tentu macam-macam. Namun, intinya adalah semakin banyak berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak baik. "Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Kita diajak berbagi. Mungkin bisa mulai disiapkan aksi Natal: kepada siapa aku akan berbagi dan apa yang akan kubagikan? Lalu, yang harus dihindari: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu. Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu." Pesan yang amat kontret untuk tidak korupsi, tidak menyuap dan tidak makan riba. Namun juga mengingatkan kita untuk tidak menuntut melebihi kemampuan, misalnya: orangtua menuntut anak untuk berprestasi melebihi kemampuannya atau anak terlalu menuntut orangtua untuk memenuhi keinginannya atau suami-istri saling menuntut ini dan itu di luar kemampuan masing-masing, dll.

Doa: Tuhan, bentulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mengerti apa yang harus kami perbuat untuk menjadi semakin pantas menyambut kehadiran Putera-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

"Bertobatlah, biarlah dirimu dibaptis"

Sabtu, 12 Desember 2015
Pekan Adven II
Sir. 48:1-4,9-11; Mzm. 80:2ac,3b,15-16,18-19; Mat. 17:10-13.

"Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis" - Mat 10,13

Dalam Pekan Adven II ini, secara khusus kita ditemani dan diajar oleh Yohanes Pembaptis untuk semakin membersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus. Pesannya untuk kita amat jelas: "Bertobatlah, biarlah dirimu dibaptis (= ingat akan janji baptis), persiapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah (jalan hidupmu) bagi-Nya" (Luk 3,3-4). Hari ini, kita mengakhiri Pekan Adven II dan diajak untuk merenungkan tentang Yohanes dalam kaitannya dengan nabi Elia. Apakah Yohanes adalah reinkarnasi Elia? Bukan! Dalam iman katolik tidak ada reinkarnasi. Kalau Yesus berbicara bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia (Mat 17,11-13 atau lebih eksplisit dalam Mat 11,13-14: "Semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes, dan jika kamu mau menerimanya ialah Elia yang akan datang itu"), ini bukan berarti Elia berinkarnasi dalam diri Yohanes. Yohanes sendiri dengan tegas mengatakan bahwa dirinya bukan Elia (Yoh 1,19-21). Memang, Perjanjian Lama menubuatkan bahwa Elia yang sudah naik ke sorga (2Raj 2,1-18) akan datang kembali menjelang datangnya Tuhan (Mal 4,5). Dan ternyata, yang datang untuk mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus adalah Yohanes Pembaptis. Hal ini kiranya menjadi jelas dalam kata-kata Malaikat Gabriel yang menegaskan bahwa "ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia" (Luk 1,17). Jadi, Yohanes menggenapi nubuat Perjanjian Lama tentang Elia yang akan datang mendahului Mesias, karena ia berada dalam roh dan kuasa Elia, bukan Elia yang berinkarnasi dalam dirinya.

Doa: Tuhan, sebagaimana Yohanes Pembaptis tampil dalam roh dan kuasa Elia, semoga kami pun hidup dalam Roh dan kuasa-Mu sehingga kami semakin mampu menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Putera-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Surat Gembala Kerahiman Allah

http://www.youtube.com/watch?v=edf0qu_EaA8&sns=em

Uskup Agung Jakarta
Video ini (dlm link youtube),  uskup Keuskupan Agung Jakarta, mengajak kita lebih mengetahui dan menghayati keputusan  Paus Fransiskus ttg yubileum kerahiman ilahi.  Apakah itu?  klik https://m.youtube.com/watch?feature=youtu.be&v=edf0qu_EaA8

Friday, December 11, 2015

Menanam & Menuai

PERCIKAN HATI
Rubrik Cerita Bermakna

Menanam & Menuai

Selama beberapa tahun, para petani di Irlandia memakan semua kentang besar dan menyimpan kentang yang kecil untuk keperluan pembibitan.

Beberapa lama kemudian, tidak disangka-sangka mereka mendapat hasil panenan yang kurang baik. Kentang-kentang yang dipanen kini ukurannya kecil seukuran kelereng.

Mereka pun akhirnya memahami hukum alam secara lebih mendalam. Hukum alam menyatakan, musim panen mencerminkan musim tanam. Apa yang kita tanam, itu pula yang akan kita tuai/kita terima.

Sahabat, kita tidak dapat menyimpan hal-hal yang baik hanya untuk diri kita sendiri saja bila kita pun menginginkan kebaikan itu terjadi dalam kehidupan kita. Jangan sampai kita menabur benih yang tidak baik tapi mengharapkan orang berbuat baik kepada kita.

Berilah atau taburlah kebaikan, maka kita pun akan menerima kembali hal yang sama. Bahkan pada taraf yang lebih tinggi, marilah kita pun belajar untuk menabur kebaikan tanpa mengharapkan apapun. Itulah kunci kebahagiaan dan kedamaian hidup.

PERCIKAN HATI
Sabtu, 12 Desember 2015

Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal, Janda

Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal, Janda

Jeanne Francoise Fremio de Chantal (Yohanna Fransiska) lahir di kota Dijon, Prancis pada tanggal 28 Januari 1527. Ayahnya Benignus Fremyot, menjadi presiden parlemen; pengadilan tinggi Burgundy dan sangat berjasa kepada gereja dan negara. Ibunya, Margaretha de Barbisy, meninggal dunia ketika Yohanna masih berumur 2 tahun.

Pada usia 20 tahun Yohanna menikah dengan Kristophorus de Rabutin, yang disebut juga Pangeran de Chantal. Mereka dikaruniai 7 orang anak; tiga orang dari ketujuh anaknya itu kemudian meninggal dunia sewaktu masih bayi. Sebagaimana biasanya kehidupan ibu-ibu rumah tangga pada zaman Pertengahan, Yohanna bekerja sebagai ibu rumah tangga, bekerja di ladang, memelihara ternak dan mengawasi pembantu-pembantunya. Sedang suaminya pergi berburu atau berperang untuk membela tanah air. Semua tugas itu dilaksanakannya dengan baik sekali. Anak-anaknya dibesarkan dan dididik dengan penuh kasih sayang. Selain tugas-tugas kerumah tanggaan, ia tidak lupa menjalankan juga tugas-tugas kerohanian bersama anak-anaknya dan para pembantunya. Lebih dari itu ia bahkan berjanji kepada Tuhan untuk memperhatikan nasib para pengemis dan orang-orang miskin yang datang meminta bantuannya. Sebagai pahalanya, Tuhan mengaruniakan kedamaian dan kebahagiaan di dalam rumah tangganya.

Tetapi suasana keluarga yang bahagia itu sekonyong-konyong pupus tatkala suaminya, Pangeran de Chantal, tertembak mati oleh kawannya sendiri sewaktu mereka berburu di hutan. Peristiwa naas ini sungguh menyedihkan. Yohanna menjadi janda. Hatinya memang sedih oleh peristiwa pahit itu, namun sesungguhnya peristiwa tragis itu merupakan awal penuh rahmat bagi kehidupan Yohanna. Ia berusaha menahan diri, dan mengampuni si penembak. Yohanna kemudian terpaksa tinggal bersama mertuanya laki-laki, seorang yang berwatak bejat. Tujuh tahun lamanya ia tinggal di sana dalam suasana batin yang sungguh menyiksa. Dalam keadaan pedih itu ia tetap berusaha sekuat tenaga untuk hidup sebaik mungkin dan terutama berjuang memelihara anak-anaknya. Ia rajin bekerja dan berdoa. Dan ternyata cara hidupnya itu sangat berkenan kepada Tuhan. Tuhan memberinya jalan kesempurnaan.

Ketika Uskup Geneve, Fransiskus dari Sales, datang ke Dijon untuk memberikan renungan puasa, Yohanna pergi menemuinya untuk berbicara dan memperoleh bimbingan. Pertemuan ini melahirkan dalam batinnya suatu cita-cita luhur, yakni pengabdian diri seutuhnya kepada Tuhan dan sesama. Inilah awal hidupnya yang baru sebagai seorang janda kudus. Fransiskus dari Sales tertarik padanya dan bersedia membimbing dia ke arah kesempurnaan hidup di dalam Allah. Kepada Yohanna, Fransiskus menekankan pentingnya cinta kasih, kerendahan hati dan kesabaran, matiraga dan puasa, doa dan perbuatan amal kepada sesama. Atas bantuan rahmat Allah, Yohanna dengan tekun mengikuti nasehat-nasehat Fransiskus dan mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Kepribadiannya yang baru sebagai Abdi Allah dibangun di atas dasar teladan hidup Fransiskus dari Sales. Sebaliknya bagi Fransiskus, berbagai pengalaman rohani yang timbul dari hubungan pribadi dengan Yohanna sungguh mengilhami tulisan-tulisannya.

Pada tahun 1640, lima tahun setelah pertemuannya dengan Fransiskus, Yohanna mendirikan biara pertama dari Ordo Suster-suster Visitasi di kota Anecy atas desakan Fransiskus. Tujuan ordo ini ialah memberi pertolongan kepada orang-orang yang berada di dalam kesusahan seperti sakit atau usia lanjut dan memelihara anak-anak yatim-piatu. Yohanna sendiri bertindak sebagai pemimpin biara selama 30 tahun. Dua orang puterinya telah menikah dan puteranya yang bungsu dipercayakan kepada ayah kandungnya. Ordo ini segera tersebar dan diminati banyak orang. Para uskup pun merasakan manfaat dan pengaruh ordo baru ini. Mereka mengajukan permohonan kepada Yohanna agar suster-suster dari Ordo Visitasi ini berkarya juga di keuskupannya. Sejak saat itu dibangunlah banyak biara Ordo Visitasi di setiap keuskupan. Pada tahun 1622, sepeninggal Fransiskus dari Sales, telah berdiri 13 buah biara Ordo Visitasi. Jumlah biara ini meningkat menjadi 90 buah ketika Yohanna sendiri meninggal dunia pada tanggal 13 Desember 1641. Meskipun tampaknya Yohanna sangat berhasil dalam karyanya, namun ia sendiri tidak luput dari berbagai rintangan dan kesulitan, lebih-lebih setelah kematian pembimbingnya Fransiskus dari Sales. Kesedihan besar menimpanya lagi ketika seorang anaknya dan beberapa rekan sebiara meninggal dunia.

Ketika ia wafat, Santo Vinsensius a Paulo hadir juga untuk memberikan penghormatan terakhir kepadanya. Tentang Yohanna, Vinsensius berkata: "Dia adalah orang yang sungguh beriman; berbagai penderitaan yang menghiasi sebagian besar hidupnya dihadapinya dengan kesabaran dan iman yang teguh. Ia tak pernah lalai dalam kesetiaannya kepada Tuhan yang memanggilnya. Maka saya anggap dia adalah orang yang paling suci yang saya jumpai di bumi ini." Dalam sebuah ekstase yang dialaminya, Vinsensius melihat sebuah bola api melayang ke udara, lalu melebur ke dalam sebuah bola api lainnya dan akhirnya menghilang dalam cahaya api ilahi. Penglihatan ini disusuli oleh suatu penerangan ilahi tentang arti kedua bola api itu: bola api pertama adalah jiwa Yohanna Fransiska yang disambut oleh jiwa Fransiskus dari Sales, bola api kedua. Mereka bersama-sama berbaur menyatu dan masuk ke dalam cahaya api surgawi. Yohanna tinggal di kota Moulins dan di sana pulalah ia wafat pada tanggal 13 Desember 1641

Dikutip dari santo santa imankatolik.or.id