Sunday, January 31, 2016

Kor wilayah 17

Saat tugas kor hari minggu, 31 Januari 2016 Misa 6 pagi .

Misa di pimpin oleh Romo Hieronymus Sridanto Aribowo Nataantaka (Danto)
Bacaan Minggu Biasa IV
Bacaan pertama Yer 1:4-5.17-19
Mazmur 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17
1 Kor 12:31-13:13
Luk 4:21-30

Kasih itu sabar
Kasih itu murah hati
Kasih tidak berkesudahan

Saturday, January 30, 2016

Berharap dalam Tuhan

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Rohani

Berharap dalam Tuhan

Mengapa Yesus ditolak di Nazaret, tanah kelahiran-Nya sendiri? Padahal pada awalnya mereka mendengar pengajaran Yesus dengan seksama. Namun ketika mereka menyadari identitas Yesus, mereka seolah sadar bahwa Yesus bukanlah Mesias, bukanlah pembawa sukacita yang mereka harapkan.

Mereka mengharapkan kedatangan Mesias dengan segala nubuatan yang pernah mereka dengar dan bukan kedatangan Yesus yang mereka kenal sebagai anak tukang kayu.

Sahabat, ketika harapan dan keinginan kita tidak sesuai dengan kenyataan kita pun mulai mengadakan penolakan seperti orang Nazaret yang menolak Yesus.

Padahal tidak semua harapan dan keinginan kita benar dan baik. Terkadang harapan yang tidak benar inilah yang justru membuat kita menolak karya Tuhan yang lebih besar dalam kehidupan kita.

Untuk itu, agar harapan dan keinginan kita sejalan dengan kehendak Tuhan, berilah waktu bagi diri sendiri untuk melakukan introspeksi. Periksa kembali apakah yang kita inginkan itu sudah selaras dengan kehendak Tuhan ataukah hanya mengikuti nafsu atau kehendak diri yang terkadang lebih mementingkan ego dan kesenangan pribadi yang pada akhirnya akan menyesatkan diri kita saja.

Percayalah ketika kita membangun harapan yang selaras dengan kehendak Tuhan, maka pada waktunya kita akan melihat bagaimana Tuhan sungguh memberi yang terbaik dan terindah untuk kita.

PERCIKAN HATI
Minggu, 31 Januari 2016

Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." - Luk 4,21

Minggu, 31 Januari 2016
Hari Minggu Biasa IV
Yer 1:4-5.17-19; Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17; 1Kor 12:31 - 13:13; Luk 4:21-30.

"Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." - Luk 4,21

Sabda, rahmat dan kasih Tuhan tidak pernah sia-sia. Namun, untuk dapat bekerja dengan efektif dan berbuah dengan optimal, dibutuhkan "penghargaan". Artinya, sejauh mana kita menghargai sabda, rahmat dan kasih Tuhan itu, turut menentukan apakah ketiganya sungguh bekerja dan berbuah dalam hidup kita. Pada zaman Elia dan Elisa, ketiganya hanya berkerja dan berbuah sedikit karena orang-orang pada zaman itu tidak menghargai kehadiran nabi yang diutus untuk membawa sabda, rahmat dan kasih Allah. Demikian pula pada zaman Yesus, karena orang-orang Nazaret tidak menghargai-Nya tetapi malah menolak dan memusuhi-Nya, maka sabda, rahmat dan kasih-Nya juga tidak bekerja dan berbuah. Mateus mencatat bahwa "karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak diadakan-Nya mukjizat di situ" (13,58). Markus menyatakan hal yang kurang lebih sama (6,5). Sementara Lukas tidak mengatakan sama sekali apakah Ia membuat mukjizat atau tidak tetapi langsung mengatakan bahwa "Ia berjalan lewat di tengah-tengah mereka, lalu pergi" (ay.30). Bagaimana dengan kita? Sejauh mana kita menghargai Tuhan dan kehadiran-Nya serta sabda, rahmat dan kasih-Nya yang selalu disediakan bagi kita? Apakah kita selalu menerima, menghargai dan mendengarkan Dia, sehingga sabda, rahmat dan kasih-Nya pada hari ini (baca: setiap hari) tergenapi, bekerja dan berbuah dalam hidup kita?

Doa: Tuhan, semoga kami Kau mampukan untuk selalu menerima, menghargai dan mendengarkan-Mu, sehingga sabda, rahmat dan kasih-Mu, setiap hari tergenapi, bekerja dan berbuah dalam hidup kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Friday, January 29, 2016

Anjing yang Rakus

PERCIKAN HATI
Rubrik Cerita Bermakna

Anjing yang Rakus

Ada seekor anjing yang sangat senang makan telur. Anjing itu sering masuk ke kandang ayam dan dengan rakusnya menelan telur ayam bulat-bulat.

Suatu hari, sang Anjing berjalan-jalan di pinggiran pantai. Anjing tersebut melihat seekor tiram, dan dalam sekejap sang Anjing menelan bulat-bulat tiram yang disangkanya telur.

Tidak lama kemudian, seperti yang bisa kita duga, sang Anjing merasakan sakit yang hebat di perutnya.

"Saya akhirnya mengerti bahwa tidak semua benda yang berbentuk bulat, adalah telur," katanya sambil mengerang kesakitan.

Sahabat, terkadang rasa sakitlah yang akhirnya membuat kita menyadari kesalahan atau bahkan kerakusan kita. Apalagi jika kita bertindak terlalu tergesa-gesa, maka penderitaan dan kesulitanlah yang akan kita alami.

Untuk itu, jangan tunggu rasa sakit itu datang baru kita menyadari kesalahan atau kelalaian kita. Bertindaklah bijaksana agar kita tidak memelihara kebiasaan yang keliru dan yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri.

PERCIKAN HATI
Sabtu, 30 Januari 2016

Tan Yusuph
Sabtu, 30 Januari 2016
Hari Biasa Pekan III
2Sam. 12:1-7a,11-17; Mzm. 51:12-13,14-15,16-17; Mrk. 4:35-41.

«Mereka ... membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk» - Mrk 4,36

Untung para murid membawa Yesus dalam perahu mereka sehingga mereka terbebas dari bahaya karena amukan taufan. Perahu mereka memang terobang-ambing dan mulai dipenuhi air sehingga nyaris tenggelam. Sementara para murid panik dan ketakutan, Yesus tetap tenang, bahkan tertidur. Ia memberi contoh kepada para murid dan kita semua agar tetap tenang ketika berhadapan dengan bahaya, kesulitan dan masalah. Ketakutan dan kepanikan justru membuat kita tidak bisa berpikir jernih, tetapi ketenangan akan membantu kita untuk menemukan solusi. Lebih dari itu, ketenangan menunjukkan kemendalaman iman dan kepercayaan yang teguh kepada Tuhan yang dengan sabda-Nya, berkuasa untuk menenangkan taufan yang mengamuk dan lautan yang bergelora. Untuk itu, marilah dalam hidup sehari-hari, kita selalu membawa Yesus. Perayaan Ekaristi dan Komuni kudus merupakan kesempatan istimewa bagi kita untuk menerima Yesus dan membawa-Nya dalam hidup kita. Kita persilahkan Ia tinggal dengan tenang dalam hati kita, dalam keluarga atau rumah tangga kita. Semoga, kehadiran-Nya membuat kita hidup dengan tenang dan damai, juga ketika harus menghadapi masalah dan kesulitan, karena percaya bahwa Ia selalu menolong dan menjamin keselamatan kita.

Doa: Tuhan, hadirlah selalu dalam diri kami masing-masing dan dalam rumah tangga kami, serta buatlah hidup kami tenang dan damai. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo, Pr - Roma)

Tan Yusuph

Wednesday, January 27, 2016

Rabu, 27 Januari 2016
St. Angela Merici
2Sam. 7:4-17; Mzm. 89:4-5,27-28,29-30; Mrk. 4:1-20.

"Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah" - Mrk 4,11

Kepada para murid yang bertanya mengenai arti perumpamaan tentang penabur yang disampaikan-Nya kepada orang banyak, Yesus berkenan memberikan pernjelasan yang amat gamblang. Hal ini sangat menarik. Lebih-lebih, Ia juga mengatakan: "kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah". Artinya, kepada mereka yang telah dipanggil dan dipilih untuk menjadi pengikut-Nya dan yang mau bertanya tentang apa yang disabdakan serta dikehendaki-Nya, Ia berkenan memberikan jawaban. Kepada para murid-Nya, Ia berkenan membuka rahasia-Nya. Itulah makanya, dalam tradisi Bapa-Bapa Gereja muncul istilah "esegesi orante" sebab mereka selalu menekankan pentingnya doa dalam semua proses yang berkaitan dengan Kitab Suci. Semua aktivitas, mulai dari membaca dan merenungkan Kitab Suci, berhomili, berkotbah dan memberi renungan, sampai berkatekese dan mengajar serta menulis buku teologi, disertai dengan doa. Dalam doa itu, dimohon agar Tuhan sendiri yang menyingkap rahasia sabda dan kehendak-Nya serta memberikan pencerahan kepada kita sehingga kita mampu untuk mengertinya. Hal yang sama tentunya juga berlaku untuk kita: kalau kita memohon dengan sungguh untuk dapat mengerti sabda dan kehendak Tuhan, Ia tentu berkenan memberikannya kepada kita.

Doa: Tuhan, berilah kami penderahan hati dan akal budi agar kami dapat mengerti apa yang Engkau sabdakan dan kehendaki kepada kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tan Yusuph

Monday, January 25, 2016

Pembawa Kegembiraan

PERCIKAN HATI
Rubrik Inspirasi Kitab Suci

Pembawa Kegembiraan

"Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia." (Keb. 12:25)

Ada banyak hal yang bisa membuat kita cemas dan kuatir. Tapi bila kita bisa memilih, mengapa kita harus fokus pada hal-hal yang negatif?

Ketahuilah ada banyak hal yang bisa kita syukuri di dunia ini. Nafas kehidupan, makanan yang bisa kita santap, pekerjaan yang bisa mendatangkan rezeki untuk diri sendiri dan juga keluarga, cuaca yang baik, sahabat yang selalu setia, keluarga yang selalu ada untuk kita.

Bahkan jika kita mau membuat daftar, pasti ada rupa-rupa hal yang kita terima dengan gratis sebagai berkat dari Tuhan yang bisa kita syukuri.

Oleh sebab itu ketika perasaan cemas dan kuatir mulai melingkupi diri kita, carilah hal sederhana yang bisa kita syukuri.
Percayalah perasaan positif yang penuh dengan rasa syukur pasti bisa mengalahkan kekuatiran dan kecemasan kita, bahkan juga sesama di sekitar kita.

Jadilah pembawa kegembiraan bagi sesama dengan selalu melihat berkat Tuhan yang selalu ada untuk kita dalam setiap kesempatan.

PERCIKAN HATI
Selasa, 26 Januari 2016

Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.» - Mrk 3,35.

Selasa, 26 Januari 2016
Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus
2Sam. 6:12b-15,17-19; Mzm. 24:7,8,9,10; Mrk. 3:31-35

«Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.» - Mrk 3,35.

Hari ini kita merayakan St. Timotius dan Titus. Keduanya adalah murid St. Paulus. Mereka, tidak berjumpa dan dengan demikian juga tidak mengenal Yesus secara fisik. Namun, begitu mereka mengenal-Nya dalam iman, mereka mengabdikan seluruh hidup mereka untuk memperdalam, mewartakan dan membela imannya akan Yesus Kristus. Mereka adalah orang-orang yang melakukan kehendak Allah. Dalam Injil, kita mendengar suara Allah: "Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!" (Mat 17,5). Jadi, apa yang dikehendaki Allah dan harus kita lakukan agar kita layak disebut sebagai saudara/i Yesus adalah mendengarkan Yesus sendiri. Secara konkrit untuk zaman sekarang ya berarti mendegarkan, membaca dan merenungkan sabda-Nya yang tertulis dalam Kitab Suci. Dari Kitab Suci itulah kita mendapatkan pedoman dan perlengkapan untuk hidup baik sebagaimana dikatakan oleh St. Paulus kepada Timotius bahwa: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (2Tim 3,16-17).

Doa: Ya Bapa, berilah kami rahmat-Mu agar mampu untuk senantiasa mendengarkan sabda Putera-Mu agar kami mempunyai pedoman dan pegangan untuk hidup yang baik. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

10 Nasehat dan Pedoman dalam Hidup Menapaki Hidup

MESSAGE OF THE DAY (Pesan Untuk Hari Ini)

~ 10 Nasehat dan Pedoman dalam Hidup Menapaki Hidup ~

1. Ketika kita merasa takut menjalani hidup ini, Yesus mengatakan, "Jangan takut Aku menyertai kamu sampai akhir jaman."

2. Saat letih lesu karena terlalu banyak beban hidup, Dia menguatkan, "Datanglah kepada-Ku kalian yang letih lesu. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu"

3. "Siapa yang meninggikan diri akan direndahkan dan siapa yang merendahkan diri akan ditinggikan" merupakan nasehat bijak supaya kita tahu dan sadar tidak ada artinya meninggikan diri.

4. Saat dunia makin gersang dan relasi satu sama lain makin kering, sapaan, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagaimana Aku telah mengasihi kamu," bagaikan setitik air di musim kemarau.

5. Saat suami dan isteri mulai lupa akan hakekat perkawinan, Yesus datang mengatakan, "Apa yang dipersatukan Allah janganlah diceraikan oleh manusia.

6. Ampunilah maka kamu juga akan diampuni merupakan butir mutiara agar kita rela dan tulus ikhlas mengampuni satu sama lain.

7. Apa yang kamu perbuat bagi saudara-Ku yang paling kecil dan hina ini, itu juga kamu perbuat kepada-Ku adalah ungkapan bahwa mencari Tuhan kita tidak perlu ke gunung yang tinggi dan istana yang megah. Dia ada di sekitar kita, dalam diri orang miskin, hina dan papa.

8. Ketika kita bosan berdoa karena merasa doa tidak terkabul, ingatlah janji Yesus yang mengajak kita untuk meminta, mencari dan mengetok. Karena siapa yang meminta akan menerima, yang mencari akan mendapat dan mengetok pintu akan dibukakan baginya. Hendaknya kita jangan jemu-jemu berdoa.

9. Saat kita merasa minder dan merasa kurang berharga. Ingatlah bahwa Allah menciptakan kita secitra dengan-Nya. Kamu adl ciptaan tertinggi dan luhur. Jangan membenci diri karena Dia menciptakan kita dengan sempurna.

10. Saat kita bingung mau mengatakan apa, maka serukanlah, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Ini akan menguatkan kita dalam suka & duka

Yos'Ivo Ofm

Tanamkan Keyakinan Positif

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Kerja & Usaha

Tanamkan Keyakinan Positif

Keyakinan adalah awal dari kesuksesan. Bagaimana itu bisa terjadi? Perhatikan proses ini: jika pada awalnya kita sudah memelihara pikiran negatif atau kita memiliki keyakinan bahwa kita tidak bisa mencapai impian atau harapan yang kita inginkan, maka tentu apa yang kita harapkan itu tidak akan terjadi.

Kita tidak akan pernah memulai untuk berusaha, padahal jika kita punya keyakinan pasti ada jalan terbuka untuk kita.

Lihat saja seorang pengusaha asal Indonesia, Firdaus Ahmad, yang sukses membuka restoran di Inggris. Pada awalnya, ia hanya seorang kenek angkot yang bermimpi untuk dapat bekerja di luar negeri. Ia pun mencari sanak saudara yang tinggal di luar negeri. Kebetulan ada salah seorang kerabatnya yang bekerja sebagai sopir kedutaan Indonesia di Inggris.

Berawal dari kemurahan hati saudaranya yang mengirimkan tiket ke London, ia mencapai impiannya untuk dapat bekerja di luar negeri.

Bahkan lebih dari itu, berkat kerja keras dan keuletannya kini ia telah mempunyai restoran, wisma dan juga rumah tempat tinggal yang terletak di kawasan elit kota London, Inggris.

Sahabat, untuk itu tanamkanlah selalu keyakinan yang positif dalam diri. Keyakinan positif akan menggerakkan pikiran dan memotivasi kita untuk bekerja dengan kemampuan terbaik, untuk mengatasi setiap kesulitan dengan hati yang teguh dan kuat.

Karena kita tahu di balik setiap kesulitan dan tantangan yang harus kita hadapi, ada impian besar yang ingin kita raih dan wujudkan menjadi kenyataan.

PERCIKAN HATI
Senin, 25 Januari 2016

Sunday, January 24, 2016

Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk» - Mrk 16,15

Senin, 25 Januari 2016
Pesta Bertobatnya St Paulus,
Kis. 22:3-16 atau Kis. 9:1-22;Mzm. 117:1,2; Mrk. 16:15-18.

«Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk» - Mrk 16,15

Perutusan untuk mewartakan Injil ini bersifat universal: berlaku untuk semua pengikut Kristus, tidak terkecuali. Dan ini bukan hanya berarti sempit sebagai perutusan untuk berkotbah, menjadi katekis atau guru agama. Tetapi merupakan perutusan untuk mewartakan atau membawa kabar gembira (Injil berarti kabar gembira [yang menyelamatkan]). Oleh karena itu, kita pun harus mengambil bagian dalam perutusan ini: kita diutus untuk mengusir setan-setan demi nama-Nya, yakni mengalahkan kejahatan dengan rahmat dan kuasa Tuhan; kita diutus untuk berbicara dengan bahasa yang baru, yakni bahasa cinta kasih; dan ketika harus berhadapan dengan bahaya (ular berbisa dan racun), Tuhan sendiri menjamin keselamatan kita. Bahkan, kita pun diberi kuasa untuk menyembuhkan orang sakit: tentu bukan pertama-tama sakit fisik tetapi sakit atau luka di hati yang bisa kita sembuhkan dengan kasih dan pengampunan. Hari ini kita memperingati bertobatnya St. Paulus. Boleh dikatakan, semula dia adalah orang yang pikiran, hati dan jiwanya sakit karena ia menganiaya pengikut Kristus yang tidak bersalah. Namun, kasih dan pengampunan Tuhan, yang dijumpainya dalam perjalanan ke Damsyik, menyembuhkan sakitnya itu. Kasih dan pengampunan Tuhan mengubah orientasi hidupnya. Semula ia seorang penganiaya dan pembunuh jemaat, namun belas kasih Tuhan mengubahnya menjadi pengajar dan pembina jemaat. Semula ia adalah seorang pembelot, namun kasih dan pengampunan Tuhan mengubahnya menjadi pembela Kristus dan ajaran-Nya sampai akhir hayat.

Doa: Tuhan, kasih dan pengampunanmu menyembuhkan dan mengubah hidup kami. Berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu mengasihi dan mengampuni orang lain, agar kami dan mereka juga disembuhkan. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Saturday, January 23, 2016

Pada hari ini, genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya» - Luk 4,21

Minggu, 24 Januari 2016
Hari Minggu Biasa III
Neh. 8:3-5a,6-7,9-11; Mzm. 19:8,9,10,15; 1Kor. 12:12-30 (1Kor. 12:12-14,27); Luk. 1:1-4; 4:14-21.

«Pada hari ini, genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya» - Luk 4,21

"Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh Firman Kristus" (Rm 10,17). Apa yang dikatakan St. Paulus ini membantu kita untuk memahami pesan Injil hari ini, ketika Yesus mengatakan "genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya". Jauh sebelumnya, nas tersebut sudah disampaikan oleh nabi Yesaya, dan kini diucapkan oleh Yesus sendiri secara langsung sehingga membangkitkan iman, sebagaimana dikatakan oleh St. Paulus. Memang, sabda Tuhan itu mempunyai daya dan kuasa dari dalam, tetapi daya dan kuasa itu akan menjadi semakin efektif bekerja kalau ditanggapi dengan iman. Oleh karena itu, sabda Tuhan baru akan sungguh-sungguh tergenapi dalam hidup kita, kalau kita mendengar dan menerimanya dengan iman. Mengapa demikian? Karena kita diciptakan oleh Tuhan dengan kehendak bebas, yang dengannya kita bebas memilih untuk menerima dan mempercayai Sabda Tuhan atau tidak. Kalau kita menerima dan percaya akan kebenaran Sabda Tuhan (Injil ditulis "supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar [Luk 1,4]), tentu kita akan mendengar(kan)nya dengan penuh perhatian dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja tetapi akan menyimpannya dalam hati (=merenungkannya) dan melaksanakan atau mewujudkannya dalam tindakan nyata.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami senantiasa mendengarkan sabda-Mu dengan penuh iman agar sabda-Mu itu juga menjadi tergenapi dalam diri kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Kata mereka Ia tidak waras lagi» - Mrk 3,21

Sabtu, 23 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
2Sam. 1:1-4,11-12,19,23-27;Mzm. 80:2-3,5-7; Mrk. 3:20-21.

«Kata mereka Ia tidak waras lagi» - Mrk 3,21

Kita tidak tahu pasti: siapa kaum keluarga Yesus yang berpikir bahwa "Ia tidak waras lagi". Kemungkinan, yang terjadi demikian. Kisah ini terjadi masih pada saat-saat awal Yesus memulai karya publik-Nya. Sebelumnya, Ia bekerja sebagai tukang kayu bersama sanak saudara-Nya, melanjutkan profesi Yusuf, ayah-Nya. Kini, tiba-tiba Ia meninggalkan pekerjaan-Nya itu dan beralih "profesi" sebagai pengajar yang kharismatis, tabib (penyembuh) yang ampuh dan eksorsis (pengusir setan). Ia meninggalkan rumah dan kampung-Nya, kemudian hidup berpindah-pindah dari desa ke desa dan dari kota ke kota. Kadang di pantai. Kadang semalaman di bukit, sendirian. Pengikut-Nya pun langsung banyak sekali dan datang dari mana-mana. Kurang lebih, inilah situasi awal saat Yesus memulai karya publik-Nya. Ia meninggalkan pekerjaan lama yang kemungkinan sudah mapan, untuk melaksanakan kehendak dan perutusan dari Allah Bapa-Nya. "Wajar" kalau kemudian Ia dinilai "tidak waras". Bagaimana dengan kita: para pengikut-Nya? Beranikah kita meninggalkan kenyamanan dan kemapanan untuk memulai sesuatu yang baru demi semakin baiknya kualitas hidup kita sebagai pengikut Kristus?

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami berani meninggalkan kenyamanan dan kemapanan hidup untuk memulai hal yang baru demi semakin baiknya kualitas hidup kami sebagai pengikut-Mu. Amin. -agawpr-

--
"He who has called you is trustworthy and will carry it out" (1Tes 5:24)

Ag. Agus Widodo, Pr
Collegio San Paolo Apostolo
Via Torre Rossa 40 - 00165 Roma
Italia

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Thursday, January 21, 2016

Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya» - Mrk 3,13

Jumat, 22 Januari 2016
Vincentius
1Sam. 24:3-21; Mzm. 57:2,3-4,6,11; Mrk. 3:13-19.

«Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya» - Mrk 3,13

Menjadi pengikut Kristus adalah panggilan dan jawaban. Tuhan sendirilah yang berinisiatif untuk memanggil dan kita memberikan jawaban "ya". Memang, Tuhan memanggil dengan banyak cara, termasuk melalui cara-cara yang sederhana dan manusiawi. Tidak jarang, melalui kesaksian hidup sehari-hari, kita pun dipakai oleh Tuhan sebagai sarana untuk memanggil banyak orang menjadi pengikut-Nya. Sekarang, disposisi kita adalah orang yang sudah dipanggil dan sudah memberi jawaban "ya". Kita adalah orang kristiani. Artinya kita telah menerima Kristus dan berjanji untuk mengikuti-Nya dengan setia, kendati bukan tanpa perjuangan, kesulitan dan jatuh bangun. Sebagai orang yang sudah dipanggil dan telah memberi jawaban "ya", sekarang tugas kita adalah menyertai Dia dan mewartakan Injil (ay.14) serta mengusir setan (ay.15). Ini adalah tugas kita semua, tidak terkecuali.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu melaksanakan tugas kemuridan kami, yakni untuk menyertai-Mu dan terlibat dalam karya-Mu, khususnya untuk mewartakan Injil dan mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Markus 3:13

Mrk 3:13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya.

Meraih Keberhasilan

PERCIKAN HATI
Rubrik Kata Mutiara

Meraih Keberhasilan

"Keberhasilan adalah mengerjakan dengan lebih baik dan mengerjakan lebih banyak daripada yang biasa Anda kerjakan." (David J. Schwartz)

Keberhasilan hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang yakin bahwa mereka bisa mengerjakan sesuatu dengan lebih baik.

Untuk mewujudkannya, terapkanlah dua hal ini: lakukanlah segala tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita dengan penuh semangat. Terkadang memang kita berhadapan dengan tugas yang berat atau yang tidak kita sukai, tapi bila kita selalu punya semangat yang tinggi untuk bekerja, kita pasti bisa menemukan jalan untuk menyelesaikannya.

Kedua, fokuslah dalam bekerja atau menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepada kita. Buatlah standar atau target yang pasti bisa dicapai. Ketika satu target sudah bisa dicapai, maka untuk selanjutnya buatlah target yang lebih besar lagi.

Dengan adanya target atau tujuan yang ingin dicapai, kita pasti akan terpacu untuk bekerja dengan lebih baik. Dengan demikian keberhasilan demi keberhasilan pasti bisa kita raih.

PERCIKAN HATI
Kamis, 21 Januari 2016

Wednesday, January 20, 2016

Datang banyak orang kepada-Nya sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya» - Mrk 3,8.

Kamis, 21 Januari 2016
Peringatan Wajib St. Agnes
1Sam. 18:6-9; 19:1-7; Mzm. 56:2-3,9-10a,10bc-11,12-13; Mrk. 3:7-12

«Datang banyak orang kepada-Nya sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya» - Mrk 3,8.

Sungguh luar biasa pribadi Yesus. Dengan apa yang diajarkan dan dilakukan, Ia menarik banyak orang datang kepada-Nya. Tidak hanya dari Galilea, tetapi juga dari Yudea, dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon (ay.1-2). Hal itu terjadi 2000an tahun yang lalu. Sekarang, jauh lebih banyak lagi orang yang terarik kepada Yesus dan kemudian mengikuti-Nya, tidak hanya dari daerah-daerah di sekitar Yesus pernah hidup secara fisik, tetapi dari seluruh dunia. Kita pun termasuk dari orang-orang yang tertarik dengan Yesus dan berjuang untuk mengikuti-Nya dengan setia. Kalau dalam Injil dikatakan bahwa banyak orang datang kepada Yesus karena mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya, kita pun dapat bertanya pada diri kita masing-masing: Apa yang membuat kita tertarik untuk mengikuti Yesus? Apa yang telah kita dengar dari-Nya dan tentang-Nya sehingga kita ingin dan tetap mengikuti-Nya? Semoga, dengan merenungkan pertanyaan ini, kita menjadi semakin melihat, terpikat dan terlibat dalam hidup dan karya Kristus.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin mampu melihat, terpikat dan terlibat dalam hidup dan karya penyelamatan-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tuesday, January 19, 2016

Filosofi Pohon

PERCIKAN HATI
Rubrik Kebijaksanaan Hidup

Filosofi Pohon

Ada seorang bijak yang bercerita tentang filosofi sebuah pohon. Berikut ini beberapa pelajaran yang bisa petik ketika melihat sebuah pohon :

~ Pohon memperoleh makanan dari tanah melalui akar-akarnya yang bekerja dari dalam. Semakin dalam akarnya, maka semakin banyak pula nutrisi yang diambil. Hal ini mengumpamakan relasi kita dengan Tuhan sebagai Sumber Kehidupan.

Bila kita kurang memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan, maka hidup kita pun sulit untuk berbuah. Hidup kita sulit untuk berubah menjadi lebih baik jika tanpa campur tangan Tuhan.

~ Pohon senantiasa memberi. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik. Terkadang kita protes dan kecewa karena bukan kita yang menikmati segala kerja keras dan jerih payah yang sudah kita usahakan.

Nah, inilah pentingnya kerelaan untuk memberi. Percayalah kita bekerja bukan hanya untuk diri kita sendiri saja, tapi juga untuk memberi sesuatu kepada orang lain, terlebih mereka yang lebih membutuhkan.

~ Buah yang dihasilkan pohon memiliki biji. Dan dari biji itu pula kehidupan baru dimulai. Ini berbicara tentang bagaimana hidup kita memberi inspirasi dan pengaruh kepada orang lain. Laksana sebuah biji yang mendatangkan kehidupan baru, hendaknya pula hidup kita senantiasa membawa sukacita dan damai bagi sesama.  

PERCIKAN HATI
Rabu, 20 Januari 2016

"Ulurkanlah tanganmu!"

Rabu, 20 Januari 2016
Fabianus, Sebastianus
1Sam. 17:32-33,37,40-51;Mzm. 144:1,2,9-10; Mrk. 3:1-6.

"Ulurkanlah tanganmu!"

Mengulurkan tangan untuk menolong dan menyelamatkan orang lain itu tidak mengenal batasan waktu, tempat dan pribadi. Artinya, kapan pun, di mana pun dan dengan siapa pun, hati yang penuh kasih akan selalu tergerak untuk mengulurkan tangan guna memberikan pertolongan. Bahkan, ketika tindakan itu harus mendatangkan risiko karena ketidaksetujuan dan kebencian dari orang/kelompok lain, hati tetaplah terbuka untuk mengasihi dan tangan tetap terulur untuk memberi. Itulah yang dilakukan Yesus. Meskipun pada hari Sabat, Ia tetap meminta orang yang mati sebelah tangannya untuk mengulurkan tangannya itu agar Ia sendiri dapat menyambut dan menyembuhkannya. Hati-Nya yang penuh kasih tidak bisa membiarkan ada orang menderita tanpa memberinya pertolongan. Bahkan juga ketika tindakan itu membuat kebencian orang-orang Farisi semakin menjadi. Begitulah: Tuhan senantiasa mengulurkan tangan-Nya untuk kita. Kita pun diundang untuk melakukan hal yang sama: mengulurkan tangan kepada Tuhan untuk mengunjukkan persembahan dan menyerahkan hidup kita kepada-Nya, juga mengulurkan tangan kepada sesama untuk membangun persahabatan serta memberikan pertolongan.

Doa: Tuhan, anugerahilah kami hati yang penuh cinta kasih agar kami tidak malas mengulurkan tangan untuk menolong sesama. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Markus 3:5

Mrk 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

Monday, January 18, 2016

Hari ke 2 Pekan Doa sedunia

Selasa, 19 Januari 2016
Hari ke 2 Pekan Doa sedunia
1Sam. 16:1-13; Mzm. 89:20,21-22,27-28; Mrk. 2:23-28.

Seorang guru yang baik tentunya mempunyai penilaan yang obektif terhadap murid-murid-Nya. Bahkan, tidak segan-segan Ia membela murid-murid-Nya mana kala ada dalam bahaya atau diserang dan dipersalahkan oleh kelompok lain. Namun, ada kalanya juga memberikan peringatan dan teguran keras pada mereka. Kali ini kita berjumpa dengan Yesus yang membela murid-murid-Nya ketika mereka "diserang" dan dipersalahkan oleh orang-orang Farisi. Tentu, Yesus tidak asal membela mereka tetapi menunjukkkan dasar yang membenarkan tindakan mereka. Apa yang dilakukan para murid bukanlah pencurian karena pada saat pemilik atau pemanen memanen gandumnya, mereka sengaja menyisakan sebagian yang di pinggir jalan untuk orang-orang yang lewat dan membutuhkan. Mereka juga tidak dapat dikatakan bekerja pada hari Sabat karena melakukannya sambil lalu dan langsung dimakan karena lapar. Lalu berkaitan dengan hukum "boleh dan tidak boleh", Yesus juga mempunyai dasar untuk memperbolehkan tindakan mereka, yakni dari apa yang dilakukan Daud (1Sam 21,1-6 dan Im 24,5-9). Pembelaan Yesus bagi para rasul ini, tentunya juga selalu dilakukan-Nya untuk kita. Yesus selalu melindungi dan membela kita dari segala yang jahat dan dari serangan musuh (setan). Bahkan, Ia tidak hanya membela tetapi "nglabuhi" kita sampai mengorbankan nyawa-Nya di salib demi keselamatan kita.

Doa: Tuhan, kepada-Mu kami serahkan hidup kami seutuhnya. Engkaulah satu-satunya pembela kami yang setia sampai akhir. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Mewujudkan Impian

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Kerja & Usaha

Mewujudkan Impian

Ketika berusia 15 tahun, John Goddard (1924-2013) seorang antropolog dan petualang asal Amerika Serikat, mendengar neneknya berkata, "Kalau saja aku melakukannya waktu aku masih muda...."
Karena itulah, ia bertekad untuk tidak menyesali kehidupannya kelak. Ia pun menuliskan menuliskan 127 sasaran hidupnya.

Ia menyebutkan 10 sungai yang ingin ia jelajahi dan 17 gunung yang ingin ia daki. Dalam daftarnya juga termasuk menunggang kuda di parade tahun baru, membaca Kitab Suci dan seluruh ensiklopedi Britannica, membaca seluruh karya Shakespeare, Plato, Dickens, Socrates, Aristoteles, dan beberapa penulis klasik lain. Ia berhasrat main suling dan biola, menikah, punya anak (ia memiliki 5 anak), dan menjadi misionaris. Pada akhirnya, John Goddard berhasil mencapai 109 sasarannya.

Sahabat, daftar sasaran hidup kita mungkin tidak sebanyak John Goddard. Tetapi, jika kita tidak memiliki beberapa sasaran dalam kehidupan, kita akan memiliki sedikit motivasi untuk bangun di pagi hari, dan hanya sedikit kepuasan saat kepala menyentuh bantal setiap malam.

Untuk itu, tuliskanlah sasaran yang ingin dicapai dalam hidup dan kejarlah itu! Bukan tidak mungkin salah satu dari sasaran yang ingin dicapai itu adalah bisa mencapai kesuksesan dalam usaha dan kerja.

Nah, oleh sebab itu tanamkanlah semangat yang baru, berilah kemampuan terbaik dalam setiap tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada kita agar peningkatan dan kemajuan dalam usaha dan kerja bisa tercapai.

PERCIKAN HATI
Senin, 18 Januari 2016h

Markus 2:21

Mrk 2:21 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.

Sunday, January 17, 2016

Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula" - Mrk 2,22

Senin, 18 Januari 2016
Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani
1Sam. 15:16-23; Mzm. 50:8-9,16bc-17,21,23; Mrk. 2:18-22.

"Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula" - Mrk 2,22

Menjadi pengikut Kristus berarti diciptakan kembali sebagai manusia baru. Dengan mengambil inspirasi dari kisah perkawinan di Kana (Injil kemarin): oleh Kristus kita telah diubah dari air yang tawar menjadi anggur yang baru. Oleh karena itu, kita diharapkan hidup secara baru sebagaimana ditegaskan oleh St. Paulus: "Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya (Ef 4:20-24). Oleh karena itu, "sekarang buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui." (Kol 3:8-9). "Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu" (Ef 4,32; baik juga kalau dibaca seluruh Ef 4:17-32 tentang "Manusia Baru").

Doa: Tuhan, Engkau telah menciptakan kami sebagai manusia baru. Semoga, karena rahmat-Mu, kami dapat menempatkan dan membawakan diri kami secara baru sesuai dengan jati diri kami sebagai pengikut-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tuhan Menyertai Keluarga Kita

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Rohani

Tuhan Menyertai Keluarga Kita

Kita semua dilahirkan dan dibesarkan di tengah keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi kita untuk belajar saling mengasihi, saling melayani satu dengan yang lain.

Yesus pun menyadari betapa pentingnya kehadiran sebuah keluarga. Untuk itu, Yesus mengadakan mujizat-Nya yang pertama di tengah-tengah sebuah keluarga yang sedang mengadakan pesta perkawinan di Kana.

Disitu Yesus mengubah air menjadi anggur. Menurut tradisi Yahudi, anggur merupakan bagian penting dari perjamuan besar.

Kehabisan anggur pada saat pesta merupakan hal yang sangat memalukan bagi tuan pesta. Yesus menyadari hal ini sehingga Ia berkenan menolong tuan pesta dan mengubah air menjadi anggur yang lezat.

Sahabat, pada awal tahun ini tentu ada banyak harapan, impian dan cita-cita yang ingin kita capai secara pribadi ataupun bersama dengan keluarga. Semuanya itu tentu dapat kita raih bila kita senantiasa menyertakan Yesus dalam setiap usaha dan kerja kita.

Jangan takut dan cemas bila kita bertemu dengan kesulitan seperti tuan pesta yang hampir saja mendapat malu karena kehabisan anggur. Percayalah Tuhan senantiasa menyertai perjalanan kehidupan keluarga kita.

Apalagi jika kita senantiasa memupuk hidup doa yang kuat, senantiasa berharap pada Tuhan dan memelihara kasih ditengah keluarga. Itu semua akan menjadi pendorong yang paling kuat bagi setiap anggota keluarga untuk mencapai impian dan cita-cita yang didambakan.

Yakinlah dalam Tuhan setiap kesulitan bisa menjadi berkat yang indah untuk kita dan keluarga.

PERCIKAN HATI
Minggu, 17 Januari 2016

Friday, January 15, 2016

Ulang Tahun ke 4 Paroki Santo Laurensius, Airin Minta Pastor Tingkatkan Keimanan Ummat

https://suaratangsel.com/ulang-tahun-ke-4-paroki-santo-laurensius-airin-minta-pastor-tingkatkan-keimanan-ummat/


Tan Yusuph

Tahun Kerahiman Allah

Panduan Umum Th Yubileum Kerahiman Allah 2016 - PDF.pdf

Octavia Rolin has shared the following PDF:
Sender's profile photoPanduan Umum Tahun Yubileum Kerahiman Allah
Google Drive: Have all your files within reach from any device.Logo for Google Drive

Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni ...

Jumat, 15 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
1Sam. 8:4-7,10-22a; Mzm. 89:16-17,18-19; Mrk. 2:1-12.

«Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni ... Di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa» - Mrk 2,5.10.

Pengampunan itu menyembuhkan "kelumpuhan". Itulah makanya, Yesus menyembuhkan si lumpuh, pertama-tama dengan sabda pengampunan-Nya: «Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni». Dosa dan kesalahan tanpa adanya pengampunan dan maaf memang membuat orang lumpuh, takut dan tak berdaya untuk maju, berkembang dan memperbaiki diri. Oleh karena itu, betapa pentingnya pengampunan. Pengampunan membersihkan noda akibat dosa, menyembuhkan luka di hati akibat kesalahan dan kekhilafan, memberi kekuatan untuk bangkit dari keterpurukan karena kerapuhan manusiawi, menghilangkan rasa takut untuk mencoba dan memberi dorongan untuk terus-menerus memperbaiki diri. Syukur pada Tuhan karena «Di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa». Bagi para ahli Taurat, yang berkuasa mengampuni dosa hanya Allah. Namun bagi Yesus tidak. Kita pun diberi kuasa untuk mengampuni dosa (tentu harus dibedakan dengan kuasa pengampunan imam dalam Sakramen Tobat). Bahkan, dengan tegas Ia mewajibkan kita untuk mengampuni: «Ampunilah, maka kamu pun akan diampuni» (Luk, 6,37; bdk. Mat 18,21-25). Dalam doa yang diajarkan-Nya kepada kita, Ia juga menekankan pentingnya pengampunan: «Ampunilah kesalahan kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami». Oleh karena itu, marilah kita saling mengampuni agar kita pun disembuhkan dari luka-luka di hati kita dan dibangkitkan dari kelumpuhan atau keterpurukan kita.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu saling mengampuni. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Peringatan Ulangtahun Paroki Laurensius ke-4

Perayaan Ulangtahun Paroki ke-4 di ikuti oleh tokoh lintas agama dan pejabat pemerintahan kota Tangerang Selatan.
Dalam sambutannya Ibu Airin Rachmi Diany, ibu walikota memberi apresiasi atas acara ulangtahun paroki yang mengundang tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat di sekitar gereja.

Tema Ulangatahun paroki ke-4 adalah Membangun Iman, Persaudaraan dan Berbelarasa dengan Semangat Pancasila.

Banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya

Sabtu, 16 Januari 2016
Hari Biasa Pekan Biasa I
1Sam. 9:1-4,17-19; 10:1a;Mzm. 21:2-3,4-5,6-7; Mrk. 2:13-17.

«Banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya» - Mrk 2,15

Makan bersama merupakan salah satu tanda dan pengikat persaudaraan. Antara orang-orang yang bermusuhan atau saling tidak suka, amat jarang bahkan mustahil makan bersama. Kalau misalnya mengadakan pesta, biasanya juga tidak saling mengundang atau tidak mau saling datang. Oleh karena itu, peristiwa Yesus makan di rumah seorang pemungut cukai bersama dengan banyak orang berdosa dapat kita maknai sebagai wujud konkret persaudaraan atau persahabatan. Yesus tidak memandang hina dan menjauhi orang berdosa tetapi justru mendekati dan menjalin persaudaraan dengan mereka. Ia membenci dosa tetapi mengasihi orang berdosa. Justru karena diperlakukan sebagai saudara itulah, orang-orang berdosa tersebut bertobat dan menjadi pengikut-Nya. Bahkan ada sebagian dari mereka yang dipanggil-Nya secara khusus untuk menjadi rasul. Kita masing-masing yang berdosa ini, oleh Yesus juga dianggap dan diperlakukan sebagai saudara. Semoga hal ini semakin mendorong kita untuk bertobat terus-menerus serta menggerakkan kita untuk memperlakukan orang lain sebagai saudara juga.

Doa: Tuhan, semoga persaudaraan dengan-Mu mendorong kami untuk bertobat terus-menerus dan menggerakkan kami untuk memperlakukan orang lain, terutama mereka yang tersingkir, sebagai saudara. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Aku mau, jadilah engkau tahir

Admin: Maaf renungan tgl 14-15 Januari baru dikirim hari ini karena ada masalah teknis.
Harap maklum.

Kamis, 14 Januari 2016
Hari Biasa Pekan I
1Sam. 4:1-11; Mzm. 44:10-11,14-15,24-25; Mrk. 1:40-45.

Ia mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." - Mrk 1,41

«Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis» (Tit 1,15). Kata-kata St. Paulus kepada Titus ini membantu kita untuk memahami: mengapa Yesus mau menyentuh orang yang sakit kusta. Padahal, itu dilarang baik dari sudut pandang medis (supaya penyakit tidak menular dan menjadi wabah), dari sudut pandang sosial (orang kusta harus disingkirkan supaya tidak mencemari lingkungan dan masyarakat), maupun dari sudut pandang yuridis keagamaan (orang kusta dipandang sebagai orang yang kena kutuk atas dosa-dosanya sehingga menjadi najis dan siapa pun yang menyentuhnya akan ketularan najis). Namun, Yesus adalah «Yang Kudus dari Allah» (Mrk 1,24). Bagi-Nya orang kusta bukanlah orang yang kotor dan najis. Ketika tangan-Nya yang kudus menjamahnya, yang terjadi bukan Ia tertular kusta dan kenajisannya tetapi justru sebaliknya: si kusta ketularan kekudusan-Nya sehingga menjadi sembuh [lenyaplah penyakit kustanya] dan menjadi tahir [tidak lagi najis] (bdk. Mrk 1,42).

Doa: Tuhan, jamahlah kami orang yang berdosa ini agar kami pun Kausucikan dan demikian kami juga Kaumampukan untuk menularkan kesucian-Mu bagi sesama. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Wednesday, January 13, 2016

Membangun Rumah Kita

BBM ROHANI PERCIKAN HATI
Rubrik Hidup Keluarga

Membangun Rumah Kita

Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan tempat tinggal. Setiap orang membutuhkan rumah, bukan hanya dalam arti fisik sebagai tempat tinggal tapi juga dalam arti rohani yaitu sebagai tempat dimana setiap penghuninya dapat bertumbuh dan berkembang dalam iman dan kasih.

Oleh sebab itu, tidaklah seimbang jika kita hanya mempercantik rumah tempat kita tinggal dari segi fisiknya saja.

Rumah boleh saja besar dan mewah tapi apabila anggota-anggotanya tidak saling tegur sapa, apalah artinya itu. 

Rumah boleh saja indah dan menawan tapi apabila orang yang tinggal di dalamnya sibuk dengan urusannya masing-masing dan tidak peduli pada anggota keluarga yang lain maka keindahan rumah itu tentu tidak akan mendatangkan kebahagiaan bagi orang yang tinggal di dalamnya.

Oleh sebab itu, mari jadikan rumah tempat kita tinggal sebagai surga kecil di dunia. Hiduplah dalam kasih satu sama lain, bila ada salah paham segeralah diluruskan. Jangan biarkan amarah berlarut-larut. Biasakanlah untuk selalu memberi perhatian pada anggota keluarga walaupun itu kecil dan sederhana.

Percayalah, rumah akan selalu menjadi tempat yang dirindukan bila kita mau menabur kasih, cinta dan perhatian di dalamnya.

PERCIKAN HATI
Rabu, 13 Januari 2016

Tuesday, January 12, 2016

Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sb mereka mengenal Dia» - Mrk 1,39

Rabu, 13 Januari 2016
St. Hilarius
Mrk. 1:29-39.

«Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sb mereka mengenal Dia» - Mrk 1,39

Mengenal Tuhan tetapi tidak mengasihi-Nya. Itulah setan atau roh jahat, sebagaimana diutarakan St. Agustinus dalam bukunya     De Civitate Dei (Tentang Kota Allah). Mereka mengenal Yesus dengan baik tetapi tidak mau mengakui kebenaran dalam diri-Nya, tidak mau mengakui Dia sebagai Tuhan yang harus disembah dan dikasihi, bukan malah dilawan. Maka, pengenalan mereka sama sekali tidak ada gunanya sehingga Yesus meminta mereka untuk diam. Dalam konteks kehidupan kita, mungkin kita pernah menjumpai orang yang seringkali asal omong tanpa didasari kasih dan yang diomongkan hanya untuk kepentingannya sendiri, misalnya untuk membela diri yang jelas-jelas salah atau untuk mempertahankan kekuasaan. Orang yang suka omong banyak tetapi tidak didasari oleh kasih juga nyata dalam diri orang-orang yang suka bergosip dan bergunjing. Omongan macam begini tentunya merusak kehidupan bersama dan mengaburkan kebenaran. Omongan yang tidak didasari kasih, meskipun tampaknya baik, biasanya menyimpan maksud tersembunyi yang tidak baik sehingga berbahaya. Oleh karena itu, secara sederhana, larangan Yesus ini bisa kita bahasakan demikian: «Lebih baik kamu diam. Tidak usah bicara kalau tidak didasari kasih!» Atau bahasa Paus Fransiskus dalam homilinya tanggal 9 April 2013, yang mengatakan demikian: «Ketika kita memilih untuk bergosip, bergosip tentang orang lain, mengkritik orang lain - ini adalah hal sehari-hari yang terjadi pada setiap orang, termasuk saya - ini adalah godaan si jahat yang tidak ingin Roh Kudus datang kepada kita dan membawakan perdamaian serta kelemahlembutan dalam komunitas Kristiani.» Maka, «Jangan bergosip!» karena itu adalah karya roh jahat.

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

mulai lagi dari awal.

"When you go wrong along the way, you start all over again. Thus you will be more passionate about life."

"Ketika engkau melakukan kesalahan, mulai lagi dari awal. Dengan demikian engkau akan sangat bersemangat dalam menjalani kehidupan."

(13.1) Have a blessed Wednesday

Buat Prioritas & Fokus

BBM ROHANI PERCIKAN HATI
Rubrik Inspirasi Kitab Suci

Buat Prioritas & Fokus

"Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga" (Pkh. 9:10a)

Bekerja memang adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia. Kita bekerja agar dapat hidup.
Untuk itu, kerjakanlah apa yang harus kita kerjakan dengan kemampuan terbaik. Namun ingatlah selalu bahwa sebagai manusia kita pasti punya keterbatasan. Tidak semua hal dapat kita kerjakan sekaligus.

Oleh karena itu, buatlah selalu prioritas mana yang harus segera diselesaikan dan mana yang bisa dikerjakan di kemudian hari.
Buatlah pilihan dengan bijak dan batasilah pada apa yang benar-benar harus kita kerjakan.

Dengan membuat prioritas dan fokus pada apa yang harus dikerjakan, hidup kita akan lebih teratur dan bahagia karena apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita dapat terselesaikan dengan baik.

PERCIKAN HATI
Selasa, 12 Januari 2016

Dikirim dari Windows Phone saya

Monday, January 11, 2016

Panitia Paskah Tarakanita Gading Serpong

Sesuai dgn rapat malam ini Senin,11 Januari 2016 di mini club emerald, susunan panitia sbb:

Ketua umum : Andi C (chryso)
Liturgi : Aristeus Ligamen (Topaz)
Perlengkapan : Peter S (chryso)
Bendahara : Erwin (emerald)
Sekretaris : Cynthia (aquamarine)

Untuk tim kepanitian yang lengkap akan dibentuk bersama ketua perpilih Pak Andi Candra.


Cermat & Cerdas

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Kerja & Usaha

Cermat & Cerdas

Ketika berusia 29 tahun, Levi Strauss (1829-1902) ingin mencari penghidupan yang lebih baik di kota San Fransisco. Ia membawa banyak barang dagangan untuk dijual di kota itu. Salah satunya adalah kain layar.

Suatu ketika seorang pekerja tambang singgah di tokonya. Ia tertarik dengan kain layar yang sedang dipajang di toko itu. Ia lalu mengusulkan agar kain itu dijadikan celana untuk para pekerja tambang, sebab mereka membutuhkan celana yang kuat dan tahan lama.

Levi pun mempertimbangkan usul pekerja tambang itu. Ia lalu menemui penjahit dan minta dibuatkan celana dari bahan kain itu. Ia pun memakai nama Levi sebagai nama produk celana yang diproduksinya.

Sejak saat itu, pekerja tambang mulai memakai celana yang kuat dan menunjukkannya kepada banyak orang. Dalam waktu singkat, Levi mendapat banyak pesanan, sehingga ia kewalahan memesan kain layar sebagai bahan utama. Berkat kecermatan dan kecerdasannya membaca situasi, Levi mampu mencapai kesuksesan dalam usahanya.

Sahabat, kita pun dapat mencapai sukses dalam usaha dan pekerjaan bila kita cermat dan cerdas membaca situasi. Bahkan sebuah ide sederhana dapat menjadi pintu menuju kesuksesan bila kita tekun, sabar dan setia untuk mewujudkannya.

PERCIKAN HATI
Senin, 11 Januari 2016

Mari, ikutlah Aku!» - Mrk 1,17

Senin, 11 Januari 2016
Hari Biasa Pekan III
1Sam. 1:1-8; Mzm. 116:12-13,14,17,18-19; Mrk. 1:14-20.

«Mari, ikutlah Aku!» - Mrk 1,17

Panggilan utama seorang murid adalah untuk mengikuti sang guru. Itulah yang dikatakan secara eksplisit oleh Yesus ketika memanggil murid-murid-Nya yang pertama: «Mari, ikutlah Aku!». Mengikuti berarti berjalan di belakang-Nya sehingga melihat apa yang dilakukan-Nya. Mengikuti berarti melewati jalan yang sama dengan yang dilewati-Nya. Mengikuti berarti selalu dekat dengan-Nya dan tinggal bersama-Nya sehingga tidak hanya melihat pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya tetapi juga mendengar apa yang dikatakan, diajarkan dan dikehendaki-Nya. Mengikuti berarti meniru sifat, sikap dan cara hidup-Nya sehingga menjadi serupa dengan-Nya. Mengikuti berarti menuruti apa yang dikatakan dan dikehendaki-Nya. Itulah cara hidup seorang pengikut Kristus.

Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami semakin mampu untuk menjadi pengikut-Mu yang setia dalam situasi apa pun. Amin. -agawpr.

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Mrk 1:18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

Berikut adalah referensi Kitab Suci yang terdapat dalam artikel yang sedang anda baca.


  © imankatolik.or.id


Mrk 1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,


Mrk 1:15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"


Mrk 1:16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.


Mrk 1:17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."


Mrk 1:18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.


Mrk 1:19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.


Mrk 1:20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

Sunday, January 10, 2016

Memaknai Pembaptisan

PERCIKAN HATI
Rubrik Motivasi Rohani

Memaknai Pembaptisan

Mengapa Yesus mau dibaptis oleh Yohanes padahal kuasa-Nya jauh melampaui Yohanes sendiri? Tentu Yesus punya maksud tersendiri.

Pertama, Yesus ingin menunjukkan pada kita bahwa pembaptisan itu penting. Pembaptisan adalah salah satu sarana bagi kita untuk menerima rahmat dan kekuatan dari Allah. Orang perlu dibaptis agar rahmat dari Allah mengalir dalam hatinya dan membentuk kehidupannya.

Kedua, melalui pembaptisan, kita bisa menerima karunia-karunia Roh, sebab Roh Allah berkarya sejak kita menerima pembaptisan. Hal ini jelas terjadi ketika Yesus dibaptis. Roh Allah dalam rupa burung merpati turun ke atas-Nya. Karena itulah segala karunia Roh baik itu untuk mengajar, memimpin dan menguduskan hadir dalam diri Yesus.

Ketiga, pembaptisan senantiasa mengandung tugas dan tanggung jawab. Menerima pembaptisan berarti mengambil sikap dan janji untuk turut serta mengusahakan keselamatan diri bahkan juga sesama. Inilah yang dilakukan Yesus sesudah diri-Nya dibaptis.

Keempat, pembaptisan adalah langkah awal untuk menghidupi iman kita akan Yesus. Sebagaimana kehidupan Yesus berkenan kepada Allah, maka hidup kita pun hendaknya berkenan kepada Allah. Caranya amat mudah, ikutilah teladan hidup Yesus.

Lalu bagaimana jika kita membaptis anak sejak masih bayi? Bagaimana kita memaknai pembaptisannya?

Maknanya ialah agar Roh Kudus sejak pembaptisan menguduskannya dari dosa asal dan dengan demikian dipersatukan dengan Kristus dan Allah Bapa.

Berkat pembaptisan, anak kita sejak awal sudah menjadi anggota Gereja. Dan tugas selanjutnya adalah tanggung jawab dari orang tua untuk mendidik dan membesarkan anak dalam iman Kristen.

Semoga kita yang telah dibaptis dapat sungguh memahami maknanya dan dengan demikian dapat menunjukkan sikap hidup yang baik, yang berkenan di hadapan Allah dan sesama. 

PERCIKAN HATI
Minggu, 10 Januari 2016

Dikirim dari Windows Phone saya

Ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus» - Luk 3,21.22.

Minggu, 10 Januari 2016
Pesta Pembaptisan Tuhan
Yes. 40:1-5,9-11; Mzm. 104:1b-2,3-4,24-25,27-28,29-30; Tit. 2:11-14; 3:4-7; Luk. 3:15-16,21-22.

«Ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus» - Luk 3,21.22.

Yesus dibaptis. Ia datang kepada Yohanes dan turun ke sungai Yordan. Dengan pembaptisan-Nya, yakni dengan masuk-Nya ke sungai Yordan, Ia «menyucikan air pembaptisan dan semua yang dibaptis dengannya». Demikian St. Gregorius Nazianze memaknainya peristiwa pembaptisan Yesus. Ia yang suci dan tidak berdosa masuk ke dalam air pembaptisan sehingga air itu disucikan dan semua orang yang dibaptis dengan air pun disucikan dan dibersihkan dari segala dosanya. Kendati di kemudian hari, air pembaptisan diambil dari banyak tempat (tidak hanya dari sungai Yordan), tetapi semuanya dikuduskan dan diberkati dari satu sumber yang sama, yakni Kristus sendiri. «Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus», air itu diberkati dan kita semua dibaptis dengannya. Selain itu, dengan pembaptisan-Nya, "status"-Nya sebagai Anak Allah yang sebenarnya sudah sejak semula, dinyatakan secara publik supaya mereka yang mendengar, percaya kepada-Nya. Maka, pembaptisan kita dengan air yang telah disucikan oleh-Nya melalui peristiwa pembaptisan-Nya berarti juga menjadikan kita sebagai anak-anak Allah yang terkasih dan yang berkenan kepada-Nya.

Doa: Tuhan, bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami mampu hidup sebagai anak-anak-Mu yang terkasih dan yang berkenan kepada-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Dikirim dari Windows Phone saya

Friday, January 8, 2016

Uji Ketahanan


PERCIKAN HATI
Rubrik Cerita Bermakna

Uji Ketahanan

Ada sebuah proses yang panjang sebelum seekor banteng masuk ke arena adu banteng. Banteng-banteng akan dipilih dengan teliti untuk ambil bagian dalam pertunjukan tersebut.

Salah satu tes terakhir untuk seekor banteng muda dilaksanakan di dalam arena adu bateng tapi tanpa penonton. Banteng muda ini yang diuji ini hanya dibangkitkan amarahnya oleh suatu mesin yang mengibas-ngibaskan mantel.

Namun, sebenarnya yang menjadi target adalah seorang picador -petarung yang menangkap banteng dengan seutas tali. Picador ikut masuk arena dengan menunggang seekor kuda yang berjalan perlahan. Setiap kali banteng muda menyerang picador, banteng itu akan ditusuk dengan sebatang tombak.

Keberanian banteng dinilai dengan cermat berdasarkan berapa kali banteng itu mau melanjutkan serangan terhadap picador, meskipun ia sudah disengat rasa sakit akibat tusukan tombak picador. Banteng-banteng yang pengecut, dikirim ke rumah pemotongan hewan.

Sahabat, kita memang tidak menjalani "tes picador". Namun prinsip yang sama sebenarnya berlaku juga untuk kita. Mereka yang cepat menyerah ketika merasakan kesulitan atau sengatan kata-kata kasar, penolakan, hinaan, bahkan hardikan adalah orang-orang yang tidak akan pernah menyadari potensi penuh mereka untuk meraih keberhasilan.

Orang-orang yang tahan menanggung sengatan kata-kata, tindakan orang lain, dan juga berhasil mengatasi segala kesulitan dan tantangan serta terus maju mencapai sasaran adalah orang-orang yang akan meraih kesuksesan.

Percayalah, kita tidak akan tamat ketika dikalahkan tapi kita akan tamat jika kita berhenti berusaha.

PERCIKAN HATI
Sabtu, 9 Januari 2016
Dikirim dari Windows Phone saya

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil» - Yoh 3,30.


Sabtu, 9 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
1Yoh. 5:14-21; Mzm. 149:1-2,3-4,5,6a,9b; Yoh. 3:22-30.

«Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil» - Yoh 3,30.

Ketika membaca dan merenungkan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus ini, hati dan pikiran saya dibawa untuk mengingat para guru yang telah menghantar saya sampai pada saat ini. Luar biasa besar jasa mereka. Bolehlah saya memandang mereka sebagai Yohanes-Yohanes masa kini. Mereka adalah para pendahulu saya (kita) yang lebih dulu dilahirkan dan lebih dulu belajar. Dengan bekal ilmu yang mereka miliki, mereka - lebih-lebih para guru SD dan SMP - tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Sekarang, sementara mereka tetaplah guru SD dan SMP, mungkin sambil bertani dan tetap tinggal di desa (paling tidak demikianlah guru-guru saya), banyak sekali muridnya yang berpendidikan tinggi, mengemban jabatan penting dan berkesempatan untuk memperkaya pengalaman hidup dengan melanglang buana. Namun sesungguhnya, mereka adalah orang-orang yang besar, yang penuh pengorbanan dan amat berjasa bagi kita. Tidak jarang, mereka pun seperti Yohanes yang dengan bangga menceritakan kesuksesan murid-murid yang dulu dididiknya.

Doa: Tuhan, berkatilah para guru kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah Kaupanggil menghadap-Mu. Dengan pengorbanan yang besar, mereka telah ikut serta mengantar kami sampai kepada saat ini. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)
Dikirim dari Windows Phone saya

Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa» - Luk 5,16.

Jumat, 8 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
1Yoh. 5:5-13; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk 5:12-16.

«Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa» - Luk 5,16.

Pernah saya mengalami masa-masa sangat bersemangat dalam pelayanan: misa harian/mingguan di gereja, misa ujub/lingkungan, rapat dengan pengurus/paguyuban di paroki, melayani tamu, kanonik, dll. Meskipun merayakan misa dan setiap kali pertemuan selalu diawali/diakhiri dengan doa, kadang doa pribadi menjadi terlewatkan. Bahkan, Ibadat Harian yang paling minimal (Laudes: Ibadat Pagi, Vesper: Ibadat Sore, Completorium: Ibadat Malam) tidak saya lakukan. Alasannya capek. Toh saya sudah melakukan banyak pelayanan. Ini pembenaran diri yang jelas tidak benar tapi kadang saya pakai. Apa yang dilakukan Yesus ini kembali menyadarkan saya dan juga kita semua. Kendati banyak orang datang kepada dan mengharapkan pelayanan-Nya «akan tetapi, Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa». Di tengah kesibukan kita, sekalipun itu untuk pelayanan, kita harus berani mengambil waktu untuk berhenti sejenak untuk berdoa. Pelayanan yang baik, yang bukan sekedar aktivisme belaka, merupakan buah dari doa, buah dari relasi personal dengan Tuhan yang memanggil dan mengutus. Selain itu, untuk bisa melayani dengan baik, kita juga butuh energi rohani dari Tuhan yang kita timba melalui doa. Seperti halnya HP, diri kita butuh diistirahatkan sejenak untuk di-charge, untuk disambungkan dengan Sang Sumber Kehidupan kita, yakni Tuhan sendiri.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu, agar di tengah kesibukan dan pelayanan kami, kami kami selalu ingat untuk berdoa. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Dikirim dari Windows Phone saya

Wednesday, January 6, 2016

«Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengar-Nya» - Luk 4,21

Kamis, 7 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
1Yoh. 4:19-5:4; Mzm. 72:2,14,15bc,17; Luk. 4:14-22a.

«Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengar-Nya» - Luk 4,21

Sabda Tuhan tidak akan pernah berlalu begitu saja tanpa mengerjakan apa yang disabdakan itu. Itulah makanya, Yesus mengatakan bahwa ketika jemaat mendengarkan nubuat Yesaya yang dibacakan-Nya, pada saat itu juga, nas tersebut tergenapi. Tentu Yesus sendirilah yang penjadi pelaku utama dari kegenapan Sabda Allah karena Dia adalah Sang Sabda itu sendiri yang menjelma menjadi manusia. Dalam diri-Nya, nubuat yang pernah disampaikan oleh Nabi Yesaya dan kini dibaca oleh-Nya, menjadi tergenapi. Bagi kita yang rajin membaca dan mendengarkan Kitab Suci, Sabda Tuhan juga tergenapi dalam diri kita. Pertama-tama, Sabda Tuhan bekerja seperti makanan yang kita makan setiap hari: secara otomatis memberikan energi kehidupan rohani. Namun, Sabda itu akan menjadi semakin tergenapi secara sempurna kalau kita pun melaksanakannya dalam hidup sehari-hari. Oleh karena itu, setiap saat kita diingatkan: «Berbahagialah orang yang mendengarkan Sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya». Kita pun dengan lantang mengimani: «Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami».

Doa: Tuhan, bukalah telinga dan hati kami untuk mendengarkan sabda-Mu. Biarlah Sabda-Mu itu juga menjadi nyata dan terlaksana dalam diri kami. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Bersyukur

PERCIKAN HATI
Rubrik Kebijaksanaan Hidup

«Bersyukur»

Suatu ketika ada percakapan menarik tentang rasa syukur di tengah-tengah komunitas kami. Ada seorang sahabat yang kemudian berujar, "Nanti kalau aku sudah hidup berkecukupan, barulah aku dapat bersyukur."

Baginya, bersyukur adalah sesuatu yang sulit, karena selalu dikaitkan dengan situasi di sekitarnya. Jika kita sedang dilanda kesulitan, bagaimana kita bisa bersyukur?

Padahal, bersyukur adalah tentang bagaimana kita mengelola hati dan jiwa kita. Bukan kecukupan yang membuat kita dapat bersyukur, melainkan rasa syukurlah yang membuat kita merasa cukup.

Cobalah melakukannya. Ubahlah pemahaman yang keliru tentang bersyukur dan dapatkanlah kebahagiaannya.

Sebelum kita mengeluh karena lelah bekerja, ingatlah begitu banyak orang yang masih menganggur. Sebelum kita mengeluhkan makanan yang kita santap, ingatlah mereka yang sulit memperoleh makanan.

Dengan berbuat demikian kita akan menemukan bahwa ada begitu banyak alasan bagi kita untuk bersyukur daripada bersungut-sungut. 

PERCIKAN HATI
Rabu, 6 Januari 2016

Tenanglah!

Rabu, 6 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
1Yoh. 4:11-18; Mzm. 72:1-2,10-11,12-13; Mrk. 6:45-52.

«Ketika melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka» - Mrk 6,48

Ketika sedang berdoa, Yesus melihat para murid yang dibiarkannya mendahului menyeberang ke Betsaida mengalami masalah. Mereka kapayahan untuk mendayung perahu karena angin sakal. Maka, Ia pun segera mendatangi mereka dengan kata-kata menyejukkan: «Tenanglah! aku ini, jangan takut!» Lalu, Ia naik ke perahu dan angin pun menjadi tenang. Kisah ini menggambarkan bahwa Yesus sangat menghargai kita. Ada saat-saat tertentu, Ia berpisah dengan kita dan kita dibiarkan untuk berjalan sendiri atau mendayung sampan kehidupan kita sendiri. Namun, perhatian-Nya tidak pernah terlepas dari kita. Ia selalu ada untuk kita dan pertolongan-Nya tidak pernah terlambat.

Doa: Tuhan, berilah kami iman yang cukup untuk meyakini bahwa Engkau selalu ada untuk kami dan pertolongan-Mu tidak pernah terlambat. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Tuesday, January 5, 2016

Hati yang Murni & Bersih

PERCIKAN HATI
Rubrik Inspirasi Kitab Suci

Hati yang Murni & Bersih

"Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kis. 24:16)

Sahabat, memiliki hati nurani yang murni bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan atau dosa.

Berusaha untuk memiliki hati nurani yang murni berarti senantiasa punya kesadaran untuk memperbaiki diri setiap harinya.

Memang sebagai manusia yang lemah dan terbatas kita sering jatuh dalam dosa. Tapi bila kita selalu memeriksa batin dan sadar akan segala perbuatan dan tingkah laku hidup kita, maka kita pasti akan selalu dimampukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

Selain itu, mohonkanlah selalu pengampunan dan maaf kepada Tuhan dan juga sesama bila kita melakukan kesalahan agar hati kita senantiasa bersih sehingga damai sejahtera yang berasal dari Tuhan senantiasa ada dalam kehidupan kita.

PERCIKAN HATI
Selasa, 5 Januari 2016

«Kamu harus memberi mereka makan» - Mrk 6,37

Selasa, 5 Desember 2016
Hari Biasa Pekan II
1Yoh. 4:7-10; Mzm. 72:2,3-4ab,7-8; Mrk. 6:34-44.

«Kamu harus memberi mereka makan» - Mrk 6,37

"Harus" bukan "hendaklah atau sebaiknya". Berarti perintah bukan anjuran. Ketika para murid masih memikirkan dirinya sendiri: mereka mengusulkan agar orang banyak disuruh pergi supaya mereka bisa beristirahat sambil menikmati bekal yang ada, Yesus justru meminta mereka untuk memberi makan orang banyak tersebut. Ketika mereka sibuk berpikir untuk diri mereka sendiri: bagaimana 5 roti dan 2 ikan cukup untuk mereka ber-13, Yesus justru meminta mereka untuk memikirkan orang banyak. Ia meminta agar sedikit yang mereka punyai itu tidak hanya untuk mereka sendiri tetapi juga dibagikan kepada orang lain. Untuk berbagi, tidak harus mempunyai banyak atau berkelebihan. Perintah yang sama juga terus-menerus disampaikan kepada kita. Dan betapa indahnya hidup ini ketika kita mampu mendengarkan dan mau melaksanakannya. Betapa makmurnya bangsa kita jika pesan ini juga sampai kepada para pejabat pemerintah dan wakil rakyat kita sehingga mereka tidak hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompoknya tetapi kesejahteraan seluruh rakyat. Semoga.

Doa: Tuhan, gerakkanlah kami untuk berbagi secara konkret dari sedikit yang kami miliki. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Monday, January 4, 2016

SELF EMPOWERING DALAM MUKJIZAT 5 ROTI 2 IKAN Markus 6:34-44 (RD Josep Susanto)

SELF EMPOWERING DALAM MUKJIZAT 5 ROTI 2 IKAN Markus 6:34-44
(RD Josep Susanto)

Perhatikan tindakan para murid dalam kisah ini. Tampak sekali mereka hanya MAU GAMPANGNYA saja. Kepedulian mereka pun hanya menyentuh KULIT LUAR nya saja atau tidak mendalam.

Hal itu tampak dari keputusan yang mereka ambil:

1. Menyuruh orang banyak untuk PERGI
2. Mengandalkan UANG YANG MEREKA PUNYA untuk membeli roti untuk orang banyak yang kelaparan.

Hal ini dikritik oleh Yesus namun dengan cara yang luar biasa, yang bisa kita sebut dengan istilah sekarang:
SELF EMPOWERING. 

Yesus membuat para murid untuk menyadari potensi dan kekuatan mereka yang sesungguhnya lalu bertindak secara tepat.

Perhatikan cara pendekatan Yesus yang luar biasa:

LANGKA PERTAMA:
MEMBERI CONTOH KONKRIT

Yesus sudah memberi contoh di ay.34 betapa dengan BELAS KASIHNYA(KERAHIMAN), Yesus memberikan yang terbaik untuk orang banyak yang kala itu seperti DOMBA YANG TIDAK MEMPUNYAI GEMBALA. Yesus mengajar mereka, dan tampil sebagai GEMBALA bagi mereka.

Ingat salah satu tugas gembala selain menjaga kawanan domba adalah MEMBERI mereka MAKAN.

Dari sini sebetulnya para murid sudah tidak perlu khawatir, karena Yesus akan melakukan yang terbaik buat domba-domba ini.

Tetapi mereka GAGAL mengerti dan tidak menangkap dengan tepat.
Maka Yesus masuk ke langkah berikut.

LANGKAH KEDUA:
MENGAJAK UNTUK IKUT PEDULI.

Yesus secara mengejutkan mengatakan kepada para muridNya: "KAMU YANG HARUS MEMBERI MEREKA MAKAN".

Artinya, urusan orang banyak yang terancam kelaparan adalah URUSAN MEREKA JUGA. Jangan cuma cuci tangan atau cuma jadi penonton dengan menyuruh mereka pergi.

Namun lagi-lagi para murid GAGAL. Mereka hanya mengandalkan UANG yang mereka punya.
Maka Yesus masuk ke langkah berikut.

LANGKAH KETIGA:
SELF EMPOWERING

Dengan cuma mengandalkan uang, sebenarnya para murid membatasi diri mereka sendiri.

Maka Yesus mau para murid melihat POTENSI MEREKA YANG SESUNGGUHNYA.

Yesus berkata: "COBALAH PERIKSA berapa banyak roti ada padamu?"

Lalu para murid MEMERIKSA ternyata mereka mempunyai 5 roti 2 ikan.

Wow lihat.... Ternyata setelah sekian kali gagal, kali ini para murid BERHASIL mengerti dan MELAKUKAN apa yang diminta Yesus.
Disuruh periksa, mereka memeriksa.

Lihat apa yang terjadi kemudian....
SETELAH CAMPUR TANGAN DAYA ILAHI, terhadap apa yang mereka punya, mukjizat pun terjadi.

Kuncinya MUKJIZAT dalam kisah ini:

1. Menyimak dan mendengar dengan seksama apa yang diminta oleh Yesus, yaitu SIKAP PEDULI yang NYATA. (Bukan omong doang atau jadi penonton saja).
2. Memeriksa lebih dalam POTENSI APA YANG KITA PUNYA, yaitu KEMAMPUAN KITA YANG MASIH TERSEMBUNYI.
3. Jangan lupa, kita masih punya SATU LAGI yang PALINGGG PENTING, yaitu TUHAN SENDIRI yang siap diandalkan.

COBA PERIKSALAH DIRIMU....
Temukan masih banyak hal terpendam yang masih bisa digali, jangan menyerah.

Selamat Pagi Tuhan Yesus memberkati.

Rm Vincensius Adi Prasojo, Pr

Sunday, January 3, 2016

Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat» - Mat 4,17

Senin, 4 Januari 2016
Hari Biasa Pekan II
1Yoh. 3:22-4:6; Mzm. 2:7-8,10-11; Mat. 4:12-17,23-25.

«Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat» - Mat 4,17.

Mewartakan Kerajaan Allah yang sudah dekat dan mengundang kepada pertobatan merupakan program utama Yesus. Kedua hal tersebut disampaiakan-Nya sejak pertama Ia tampil di depan publik. Keduanya menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Di satu sisi, pertobatan merupakan syarat mutlak untuk menerima Allah dan hidup dalam Kerajaan-Nya. Di sisi lain, hadirnya kerajaan Allah yang sudah dekat menjadi alasan mengapa orang harus bertobat. Kata "dekat" di sini sebaiknya lebih dipahami sebagai kedekatan relasional, bukan temporal. Artinya, kalau Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat itu berarti Allah sungguh-sungguh dekat dengan kita. Ia ingin menjalin relasi yang dekat dengan kita. Dan itu terwujud dalam diri Yesus sendiri: Dia adalah Allah yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita (bdk. Yoh 1,1-14). Dia adalah Imanuel: Allah menyertai kita (Mat 1,23). Nah, agar kita layak menerima Allah dan berdekatan dengan-Nya serta hidup sebagai warga Kerajaan-Nya, tidak ada hal lain yang harus kita perbuat selain bertobat.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami mampu bertobat terus-menerus agar kami layak berdekatan dengan-Mu dan menjadi warga Kerajaan-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Petunjuk dari Allah

PERCIKAN HATI ❤
Rubrik Motivasi Rohani
Petunjuk dari Allah

Sahabat, Injil hari ini berkisah tentang orang-orang bijak dari Timur. Kedatangan mereka bukan tanpa alasan dan tanpa petunjuk. Mereka datang dengan alasan yang kuat dan petunjuk yang jelas.
Alasannya ialah ingin melihat Raja Keselamatan,  yang baru lahir, sedangkan petunjuknya ialah cahaya bintang. Bintang menunjuk kehadiran Mesias. Bintang ini adalah tanda penampakkan Allah pada mereka yang mampu melihatnya. Dengan petunjuk bintang itu, mereka akhirnya menemukan bayi Yesus, Sang Mesias.

Sahabat, bukankah kata 'bintang' akan mengingatkan kita pada zodiak – bintang kelahiran kita. Hal ini akan mengingatkan pula pada ramalan kepribadian kita. Namun, bukanlah ramalan yang harus kita percayai, melainkan panggilan Allah terhadap pribadi kita dalam setiap peristiwa hidup. Allah memanggil kita dengan cara yang unik dan khas untuk maksud yang indah dan mulia.

Para Majus (orang bijak) dipanggilnya melalui bintang. Allah tahu bagaimana berkomunikasi dengan kita lewat peristiwa-peristiwa yang akan menuntun kita pada Allah. Peristiwa itu bisa menjadi bintang kita. Bintang-bintang itu membawa kita pada keselamatan karena mengikuti petunjuk-Nya.

Maka jika kita berhadapan dengan masalah, janganlah pernah melupakan Allah. Mintalah selalu petunjuk-Nya. Masalah pasti selalu ada dalam hidup ini, tapi jika kita mau berserah dan berharap pada Allah maka pasti ada jalan terbuka. Kita akan melihat bintang terang yang bersinar, yang menerangi jalan kehidupan kita seperti dahulu Allah membimbing para majus untuk bertemu dengan bayi Yesus.

Kepinteran, pengalaman dan keahlian kita berguna, tetapi ketahuilah itu ada batasnya, dan tak bisa dimutlakkan. Para majus pun memiliki semuanya itu, tapi tak menyombongkannya, malah mau dituntun oleh Allah. Sahabat, biarkanlah diri kita dituntun oleh bintang keselamatan dari Allah.

PERCIKAN HATI
Minggu, 3 Januari 2016

Minggu, 3 Januari 2016 HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN, Hari Anak Misioner Sedunia

Minggu, 3 Januari 2016
HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN,
Hari Anak Misioner Sedunia
Yes. 60:1-6; Mzm. 72:1-2,7-8,10-11,12-13; Ef. 3:2-3a,5-6; Mat. 2:1-12.

«Pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain»

Perjumpaan dengan Tuhan itu mempunyai daya transformatif. Itulah yang dialami oleh para majus. Setelah berjumpa dengan Yesus, mereka kembali ke negerinya, tidak melewati jalan yang sama ketika mereka berangkat, tetapi melalui jalan lain. Mereka tidak lagi lewat istana Herodes, kendati Herodes telah berpesan kepada mereka untuk mampir. Hal ini (hendaknya) juga terjadi dalam hidup kita. Perjumpaan kita dengan Tuhan dalam Ekaristi, doa, keheningan, retret, rekoleksi, ziarah, membaca Kitab Suci dan buku-buku rohani, hendaknya membuat kita berubah dan menjadi lebih baik. Kita tidak lagi kembali kepada "Herodes" (= simbol dari kejahatan, keserahakan, iri hati, kekejaman, dll), namun berani memilih cara hidup yang lain. Kalau para majus tersebut memilih jalan lain karena diperingatkan dalam mimpi, dalam setiap perjumpaan kita dengan Tuhan, Tuhan juga selalu memberi pesan atau peringatan, misalnya melalui suara hati, homili/kotbah, inspirasi dari Kitab Suci dan buku rohani, pesan pembimbing retret/rekoleksi. Semoga, pesan-pesan ini tidak berlalu begitu saja tetapi kita laksanakan. Dengan demikian, perjumpaan kita dengan Tuhan tidak hanya berhenti pada ritual dan kewajiban, tetapi mempunyai daya ubah yang memperbaiki hidup kita.

Doa: Tuhan, bantulah kami untuk terus-menerus memperbaiki diri dengan menghayati pesan-pesan yang Kausampaikan kepada kami dalam setiap perjumpaan kami dengan-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Saturday, January 2, 2016

RESOLUSI UTAMA PAUS FRANSISKUS THN. 2016

RESOLUSI UTAMA PAUS FRANSISKUS THN. 2016

Paus Fransiskus menyampaikan Resolusi Utama untuk Tahun Baru 2016 kepada kaum Awam.

– "Take care of your spiritual life, your relationship with GOD, because this is the backbone of everything we do and everything we are."
("Jagalah kehidupan rohani Anda dan hubungan Anda dengan TUHAN, karena ini merupakan kekuatan dasar dari semua yang kita lakukan dan segala bentuk kehadiran kita ")

– "Take care of your family life, giving your children and loved ones not just money, but most of all your time, attention and love."
( "Jagalah kehidupan keluarga Anda, tidak hanya dengan memberikan uang kepada anak-anak Anda dan orang-orang yang Anda cintai, melainkan dengan memberikan seluruh waktu, perhatian dan cinta Anda kepada mereka ")

– "Take care of your relationships with others, transforming your faith into life and your words into good works, especially on behalf of the needy."
("Jagalah hubungan Anda dengan orang lain, dengan mewujudkan iman Anda ke dalam hidup dan mewujudkan perkataan ke dalam karya kebaikan, terutama demi mereka yang membutuhkan ")

– "Be careful how you speak, purify your tongue of offensive words, vulgarity and worldly decadence."
( "Berhati-hatilah ketika Anda berbicara, bersihkanlah lidah Anda dari segala perkataan yang menyakitkan hati, yang kasar, dan yang memerosotkan kehidupan duniawi " )

– "Heal wounds of the heart with the oil of forgiveness, forgiving those who have hurt us and medicating the wounds we have caused others."
( "Sembuhkanlah luka-luka hati dengan minyak pengampunan, dengan memaafkan mereka yang telah melukai kita dan dengan mengobati luka-luka orang lain sebagai akibat dari perbuatan kita " )

– "Look after your work, doing it with enthusiasm, humility, competence, passion and with a spirit that knows how to thank the LORD ."
("Tekunilah pekerjaan Anda, lakukanlah dengan penuh semangat, kerendahan hati, kesanggupan, dengan segenap hati dan dengan penghayatan penuh syukur kepada ALLAH " )

– "Be careful of envy, lust, hatred and negative feelings that devour our interior peace and transform us into destroyed and destructive people."
( "Berhati-hatilah terhadap kedengkian, nafsu, kebencian dan perasaan-perasaan negatif yang menggerogoti kedamaian terdalam kita dan mengubah kita menjadi orang-orang yang merusak dan menghancurkan" )

– "Watch out for anger that can lead to vengeance; for laziness that leads to existential euthanasia; for pointing the finger at others, which leads to pride; and for complaining continually, which leads to desperation". ("Waspadalah terhadap kemarahan yang menuntun kepada pembalasan, terhadap kemalasan yang menuntun kepada kematian eksistensial, terhadap sikap menyalahkan orang lain yang menuntun kepada kesombongan, dan terhadap sikap yang senantiasa mengeluh yang menuntun kepada keputusasaan " )

– "Take care of brothers and sisters who are weaker, the elderly, the sick, the hungry, the homeless and strangers, because we will be judged on this."
( "Rawatlah Saudara-Saudari yang lemah, orang lanjut usia, orang sakit, orang lapar, orang asing dan yang tak punya rumah, karena kita akan dinilai berdasarkan semua ini ")..

Hepi New Year - New Hope - New Spirit..

*Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kami kenal* - Yoh 1,26

Sabtu, 2 Januari 2016
St. Basilius Agung & Gregorius dr Nazianze
1Yoh. 2:22-28; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Yoh. 1:19-28.

*Di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kami kenal* - Yoh 1,26

Yohanes memberi kesaksian bahwa Yesus senantiasa hadir di tengah-tengah kita. Hal ini sesuai dengan kata-kata Yesus sendiri bahwa Ia senantiasa menyertai kita sampai kepada akhir zaman (Mat 28,20). Namun, karena kerapuhan dan kesibukan, kita tidak selalu bisa mengenali-Nya. Bahkan, kadang-kadang kita keliru: yang sebenarnya bukan Tuhan malah kita utamakan dan kita perlakukan seolah-olah sebagai Tuhan. Oleh karena itu, marilah kita mohon rahmat agar kita semakin diberi kepekaan untuk mengenali kehadiran Tuhan dan kehendak-Nya. Doa, keheneningan, Kitab Suci, buku-buku rohani akan membantu kita untuk semakin mengenal Tuhan dan kehendak-Nya.

Doa: Tuhan, berilah kami rahmat-Mu agar kami semakin mempunyai kepekaan untuk menyadari kehadiran-Mu dan mengenai kehendak-Mu. Amin. -agawpr-

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)

Friday, January 1, 2016

HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH,

Jumat, 1 Januari 2016
HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH,
Hari Perdamaian Sedunia
Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21.

«Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut malaikat sebelum Ia dikandung oleh ibu-Nya» - Luk 2,21.

Seperti biasanya, kita mengawali tahun baru dengan merayakan Santa Maria Bunda Allah. Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dia adalah Anak Allah yang menjadi manusia agar kita manusia diangkat menjadi anak-anak Allah. Kalau Yesus itu sungguh-sungguh Allah, maka Maria bunda-Nya juga pantas disebut sebagai Bunda Allah. Oleh karena itu, Gereja tidak ragu-ragu untuk memberi gelar secara resmi kepada Maria sebagai Bunda Allah (Theotokos). Bersama bunda Maria, Bunda Allah dan bunda kita semua, kita melangkah memulai tahun baru 2016. Mungkin kita mempunyai banyak harapan, impian dan rencana. Namun, satu hal yang paling utama, Gereja mengajak kita semua untuk memimpikan, mengharapkan, megupayakan dan memelihara perdamaian: damai di hati, damai dalam keluarga, damai dalam masyarakat, damai di seluruh dunia dan tentu saja damai dengan Tuhan. Damai itu akan diberikan kepada siapa pun yang hidupnya berkenan kepada Tuhan sebagaimana dinyanyikan oleh para malaikat «damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya» (Luk 2,14).

Doa: Tuhan bimbinglah kami selama tahun 2016 ini agar hidup kami berkenan kepada-Mu sehingga kami senantiasa mengalami damai sejahtera. Amin. -agawpr-

----
Selamat Tahun baru, saudara/i ku semuanya, semoga:
«Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau,
Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia,
Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera» (Bil 6,24-26).
Marilah berkat Tuhan yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Musa untuk disampaikan kepada Harun dan anak-anaknya ini, sekarang juga kita sampaikan kepada saudara/i kita satu sama lain.

(Pastor Agus Widodo,Pr - Roma)